Merenung dalam Sendu: Ketika Kiai Husein Mentalqin Kiai Mukhlas Gedongan

Tadi malam, jam 23.00, tiba-tiba aku diminta keluarga Kiai Mukhlas untuk mentalqin, usai selesai shalat jenazah dan kesaksian (Isyhad) oleh para kiai, lalu jenazah dimasukkan ke liang kubur dan ditimbun tanah.

Aku baca antara lain kalimat yang menggetarkan ini : “Wahai Kiai Mukhlas bin Nyai Mushlihah, rahimakallah. Dunia dan keindahannya telah engkau tinggalkan. Sekarang engkau berada di Barzakh (alam antara). Jangan engkau lupa perjanjian dulu di dunia yang engkau tinggalkan. Yaitu yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan Muhammad utusan Allah”.

“Jika datang kepadamu dua Malaikat yang ditugaskan menemuimu, jangan kaget dan jangan takut. Keduanya makhluk Allah sepertimu juga. Jika mereka bertanya siapa Tuhanmu, apa agamamu, siapa Nabimu, siapa pemimpinmu, apa kitab sucimu, jawablah dengan tenang dan lidah yang fasih: Allah Tuhanku, Islam agamaku, Muhammad Nabiku, al-Quran pemimpinku, dan Ka’bah kiblatku, Dst.

Yakinlah bahwa kebangkitan itu benar adanya, pertanggungjawab amal itu benar adanya, surga dan neraka itu benar adanya dan pertemuan dengan Tuhan itu benar adanya”.

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan senang dan disenangi. Bergabunglah ke dalam rombongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku”.

Sampai di sini lidahku kelu, aku diam, merenung dalam sendu. Dari tanah kembali ke tanah. Dari Tuhan kembali ke Tuhan.

14.08.19

Penulis: KH Husein Muhammad Cirebon

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *