GUS BAHA SOMBONG….
Saat ini, di banyak tempat yang saya kunjungi, banyak orang yang mendengarkan atau membicarakan pengajian Gus Baha. Tadi malam ada yang nyeletuk tentang Gus Baha, sebut saja Bejo.
Bejo: Gus Baha itu ngajinya bagus, tapi kok sombong ya Gus?
Aku: Sombongnya gimana?
Bejo: Lha Gus Baha merasa alim, merasa sebagai ulama dll.
Aku: Saya tidak tahu banyak tentang ngajinya Gus Baha, termasuk masalah yang kamu permasalahkan itu. Tapi diandaikan Gus Baha mengaku sebagai ulama alias orang alim di depan jamaahnya (santrinya) yang ikut ngaji, kenapa? Lha saya saja malah sering bilang, “Aku iki wali.” Tanya tuch ke mahasiswa saya baik di UINSA maupun di UNWAHA insya Allah pernah mendengar ucapanku itu.
Bejo: Lho? malah mengaku Wali?
Aku: Tambah bingung? Emangnya kenapa? Aku bilang seperti itu juga bukan untuk menyombongkan diri. Masalah yang mendengar percaya atau tidak, atau punya pemaknaan apa tentang wali, saya juga tidak ambil pusing, gitu aja, hahhahahaa…
Bejo: Kok gitu, masak wali bilang-bilang dan deklarasi?
Aku: Kamu wali apa bukan Kang Bejo?
Bejo: Ya jelas bukan, Gus.
Aku: Pantas gak tahu kalau saya wali, makanya saya beritahu hahaha. Kang Bejo, manusia sekarang ini gampang terombang-ambing dan mudah galau. Sudah begitu, dia pengen milih kiai yang sempurna dalam persepsinya. Belum pernah mencapai kesempurnaan, tapi mau menilai kesempurnaan seseorang. Ada “keanehan” atau “kesalahan” sedikit dalam persepsinya tentang kiainya, langsung dituduh macem-macem, lalu pengen pindah ngaji ke ulama “syar’i yang halalan thayyiban” hehe. Udah sono, ikuti ngajinya para kiai saja, termasuk ke Gus Baha, gak usah mikir macem-macem dan gak usah pengen pindah ngaji ke ustadz “hijrah-hijrahan”.
Penulis: Ainur Rofiq Al Amin, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, tinggal di Pesantren Tambakberas Jombang.