Menyongsong Satu Abad NU, Kuatkan Peran Perempuan Nahdliyyin

Menyongsong Satu Abad NU, Kuatkan Peran Perempuan Nahdliyyin

Menyongsong Satu Abad NU, Kuatkan Peran Perempuan Nahdliyyin.

Sleman, Bangkitmedia.com – Menuju satu abad Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1444 Hijriyah atau 2023 Masehi, ada harapan besar yang disampaikan warga nahdliyyin untuk peran besar perempuan di masa depan.

Harapan itu disampaikan wakil sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PWNU DIY, Rindang Farihah saat acara pelantikan pengurus lembaga PWNU DIY masa khidmat 2022-2027 di Pesantren Wahid Hasyim Sleman, 28 Mei 2022.

“Saya berharap perempuan semakin berdaya, semakin mandiri, semakin sehat dan semakin berjaya,” kata Rindang Farihah.

Pada kesempatan baik tersebut, Rindang menyampaikan tentang bagaimana penguatan peran perempuan nahdliyyin menyongsong satu abad NU.

Rindang, yang sebelumnya menjadi pengurus PW Fatayat NU DIY, meyakini bahwa perempuan memiliki potensi dan peran luar biasa apabila dimaksimalkan.

Sepanjang aktivitasnya dalam Fatayat NU dan berbagai organisasi lainnya, Rindang melihat perempuan akan lebih berdaya dengan aktif dan bersinggungan dengan problematika masyarakat yang tentunya menjadi bekal untuk mendorong perempuan agar lebih berkualitas.

Terkhusus untuk menyambut satu abad NU, Rindang berharap perempuan nahdliyyin  dapat mengisi lebih banyak ruang di berbagai tempat.

“Menyongsong satu abad NU, harapan saya untuk perempuan yang terakhir adalah berjaya. Berjaya dalam segala hal dan bisa menempatkan diri dalam segala situasi, di segala tempat dan di segala ruang,” katanya.

Cita-cita dan impian itu, diharapkan Rindang bisa menjadi spirit semua agar tidak abai dalam memberdayakan perempuan.

“Cita-cita saya seperti itu. Jadi bagaimana perempuan nahdliyyin itu bisa mengisi semua aspek kehidupan, semua lini kehidupan dan berjaya di mana saja,” tegasnya lagi.

Menurutnya, perempuan bisa berdaya dengan melakukan pergerakan sesuai versi terbaik diri masing-masing.

Terlebih apabila pergerakannya berlabel organisasi, output-nya tentu akan semakin baik dan kuat.

“Perempuan harus terus bergerak. Kalau berlabel sebagai jam’iyyah, ya semakin kuat, semakin mandiri,” tukas Rindang.

Baginya, organisasi dapat menghimpun banyak kepala dengan visi yang sama, sehingga tujuan yang akan dicapai menjadi lebih mudah. Kekuatan inilah yang perlu dimiliki perempuan dalam menghadapi tantangan organisasi yang semakin beragam.

“Kalau sekarang itu kan lebih luas, ada kelompok disabilitas juga. Kalau dulu perspektifnya gender, sekarang ada gender, disabilitas sosial, inklusi. Ini yang sedang digalakan,” tegasnya.

Karenanya, lanjutnya, perempuan sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi perlu terus mengembangkan kapasitas yang dimiliki sehingga organisasi menjadi kuat.

“Salah satu indikator kuat dan baiknya organisasi kan tolak ukurnya dari aktifis, aktor, orang-orang yang ada di dalamnya,” tegas Rindang.

Senada dengan yang disampaikan Rindang Farihah, aktifis Garda Fatayat Bantul Hintan Susana menyampaikan harapan kongkrit untuk perempuan NU ke depan.

Hintan Susana berharap jelang satu abad NU ini, Garda Fatayat (Garfa) sebagai wadah baru bagi kader Fatayat NU dapat segera dikenal luas warga nahdliyyin dan banyak kader perempuan NU yang masuk ke dalam Garfa.

“Garfa diinisiasi pertama oleh PW Fatayat NU DIY pada tahun 2019 lalu, saya berharap Garfa dapat dikenal dan diakui oleh seluruh warga NU di Indonesia,” tegasnya.

Ia ingin Garfa bisa hadir di tiap ranting, sehingga Garfa bisa berperan aktif di berbagai acara NU, khususnya untuk mengawal para ibu nyai dan tokoh perempuan.

“Harapannya ke depan di tiap ranting lahir Garfa sendiri, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Hintan Susana.

Selebihnya, ia berharap Garfa dapat mengemban amanah dalam melaksanakan protokoler dan pengamanan terhadap seluruh kegiatan-kegiatan NU yang melibatkan perempuan baik lingkup DIY maupun nasional dengan penuh semangat dan dedikasi.

Reporter Tim Desk Perempuan: Kholida Nailil Muna, Mahmudah, dan Ratu Sheba Sofie Ahimsa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *