Menulis Membantumu Menggapai Sukses!!!

Kamu yang pelajar, muda, cantik, tampan, sehat, masih punya kesempatan yang sangat besar untuk menjadi penulis. Apa pun cita-citamu ketika dewasa, entah mau jadi guru, pebisnis, pegawai, dokter, pilot, petani, bupati, menteri, hingga presiden, menulis akan membantumu untuk lebih sukses.

Dengan pandai menulis di saat menjadi pelajar, kamu akan berpeluang menjadi bintang kelas. Bayangkan, seluruh materi pelajaran mampu kamu ulas dalam bentuk tulisan menarik. Semua orang, wabil khusus gurumu membacanya. Tentu kamu akan mendapat apresiasi baik dari gurumu.

Tidak hanya guru bahasa Indonesiamu yang akan memberi nilai baik, tetapi guru materi lain pun akan memberi nilai bagus. Mengapa bisa begitu?

Karena, selain bisa dibaca guru dan lainnya, pada saat kamu menuliskan semua materi pelajaran, secara tidak langsung, kamu telah menyimpannya dalam memori; baik memori itu berupa catatan di buku, tulisan di komputer, atau gambaran dalam alam bawah sadar.

Ketika ujian tiba, apa yang kamu tulis itu, tinggal kamu baca kembali menjelang ujian, atau diingat-ingat isinya. Tentu, yang pernah kamu tulis akan membantumu mempermudah menjawab soal ujian dengan benar.

Tidak mengherankan apabila hasil penelitian sementara menyebutkan, pelajar yang rajin menulis rata-rata menjadi bintang kelas. Nah, menulis telah menjadikan pelajar bisa sukses di sekolah, kan?

Meskipun tidak menjadi bintang kelas, setidaknya kamu telah menyimpan dan mengarsip seluruh pengetahuan yang kamu tulis. Itu akan memperkaya pengetahuanmu hingga pada saatnya nanti bisa kamu gunakan untuk meraih kesuksesanmu.

Menulis, tentu bukan hanya materi pelajaran. Semuanya bisa dijadikan bahan tulisan. Mulai dari pengalamanmu sendiri hingga pengalaman orang lain. Mulai dari yang terjadi di dunia ini hingga yang akan mungkin terjadi di dunia lain.

Tulisan yang menarik adalah menampilkan hal unik. Unik sama dengan sudut pandang baru terhadap objek tulisan. Lebih jauh, sudut pandang baru itu belum pernah ditulis orang lain, bahkan tak terbayangkan oleh orang lain.

Sudut pandang baru ini tidak mengharuskan objek atau fakta yang ditulis baru juga. Fakta boleh sama, tetapi sudut pandang baru yang kamu tulis itulah yang akan membuatnya unik dan berguna bagi orang lain. Intinya, ada informasi baru yang bisa kamu kabarkan, meskipun objeknya sudah banyak diketahui orang.

Di samping itu, tulisan yang baik adalah tulisan yang fokus. Fokus pada masalah yang ingin diinformasikan dan dipecahkan. Isunya tidak melebar kemana-mana hingga seolah-olah tahu segala-galanya. Padahal tidak ada kaitannya dengan masalah yang ingin dipecahkan dan inti persoalannya tidak dikupas secara mendalam. Fokus dengan demikian adalah menjelaskan isu yang diangkat dalam tulisan secara detail dan dalam.

Menulis juga membutuhkan membaca. Tanpa membaca jangan harap bisa menulis. Membaca dapat membantu melancarkan proses menulis. Membaca juga dapat membantu meningkatkan bobot informasi yang ingin disampaikan. Sumber bacaan bisa apa saja; buku, majalah, mading, koran, internet, buku digital dan lain sebagainya.

Kamu juga harus sering rekreasi dan silaturahmi. Dengan jalan-jalan atau rekreasi kamu bisa memperkaya pengalamanmu untuk didedahkan dalam tulisanmu. Dengan silaturahmi kamu dapat menyerap informasi dari orang-orang lain sebagai tambahan pengalaman hidupmu. Sehingga jika pengalamanmu dan pengalaman orang lain digabungkan, maka akan memperkaya pengetahuan yang akan kamu tuangkan dalam tulisan.

Akhirnya, mumpung kamu masih muda, memiliki kesehatan prima, dan masa depan panjang tak terkira, maka sempatkanlah untuk belajar menulis. Hendak jadi apa pun kamu suatu saat nanti, menulis akan membantumu untuk lebih sukses.

*****

Itulah beberapa bagian yang kusampaikan pada saat seminar kepenulisan untuk siswa-siswi SMP dan SMK Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdeke Bluto Sumenep, hari ini (18/07/2019).

Memotivasi siswa-siswi untuk rajin menulis hakikatnya juga memotivasi diri sendiri supaya rajin menulis. Terima kasih banyak kepada pengasuh K. Zamzami Sabiq yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk berbagi pengalaman di dunia tulis menulis bersama santri-santrinya.

Penulis: Masykur Arif Rahman, Dosen Institue Ilmu Keislaman (IIK) An-Nuqoyah, Pesantren an-Nuqoyah Sumenep Madura.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *