Semua orang punya ruang yang sama untuk mengabdi pada dunia Islam. tidak ada halangan, meski kondisi fisik tidak sama dengan masyarakat umum. Kisah ini, salah satunya bisa kita lihat pada Muhiddin, calon kader Nahdlatul Ulama (NU).
Dia menjadi satu-satunya peserta disabilitas dalam Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) angkatan II, di Pondok Pesantren Darun Nadwah, Dusun Dasan Ketujur, Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, selama tiga hari, pada Jumat-Ahad (20-22/12/2024). Agenda tersebut merupakan inisiasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lombok Barat.
Bergabungnya Muhiddin menjadi yang pertama kalinya agenda serupa diikuti oleh disabilitas. Selama pendidikan berlangsung, dia terlihat penuh semangat dan antusiasme tinggi. Muhiddin mengaku bangga dan bersyukur diberi kesempatan untuk mendalami ke-NU-an dan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
“Alhamdulillah, saya bahagia sekali diterima dan diberikan kesempatan mengikuti kegiatan ini. Saya bisa belajar ke-NU-an, keislaman, dan Aswaja,” kata Muhiddin, melalui keterangan tertulis, dikutip dari NU Online, Ahad (23/12/2024).

Meski berbeda secara fisik, Muhiddin tidak mengalami kendala selama mengikuti kegiatan. Ia mengungkapkan bahwa keramahan dan dukungan dari para peserta lain sangat membantunya merasa nyaman. “Dari pertama kali datang, saya disambut dengan ramah. Semua membantu saya, bahkan sandal pun diambilkan oleh teman-teman,” katanya.
Sebagai Ketua Penyandang Disabilitas Desa Taman Ayu, Muhiddin berharap Nahdlatul Ulama dapat memberikan ruang lebih besar bagi penyandang disabilitas untuk menjadi kader NU. Dia menyebut banyak teman-temannya yang memiliki keinginan serupa, tapi terkendala minimnya akses dan wadah yang mendukung kebutuhan mereka.
“Banyak teman-teman kami ingin belajar agama dan berorganisasi seperti yang lain, tetapi tidak banyak tempat yang mewadahi kebutuhan penyandang disabilitas. Semoga NU bisa lebih memberikan perhatian dan kesempatan bagi kami,” katanya.
Muhiddin bertekad menjadikan dirinya inspirasi bagi teman-temannya dan terus berjuang untuk menyebarkan nilai-nilai Islam Aswaja. Ia berharap semangatnya dapat membuka jalan bagi inklusivitas yang lebih luas di lingkungan Nahdlatul Ulama.
–
Penulis: Antariksa Bumiswara