Oleh KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), Yogyakarta.
Alhamdulillah kita ini diberi kesempatan oleh Allah untuk sama-sama berkumpul memperingati kelahiran nabi kita Muhammad SAW. Sebagai sebuah upaya untuk mengingat bahwa alhamdulillah kita ini menjadi manusia yang bisa menumukan seorang nabi, ada nabi yang orang-orang tidak bisa menemukannya, nah kita ini di negeri yang sangat jauh masih menemukan seorang nabi.
Afrika tidak lebih jauh dari Arab, Eropa tidak lebih jauh dari Arab, tapi kita sejauh ini alhamdulillah masih kebagian agama Allah. Indonesia ini sudah tempat yang sangat jauh naik pesawat ke Mekkah ini sudah 9 jam, maka kita bersyukur masih kebagian walaupun kebagiannya tidak terlalu banyak, al-Qur’an 30 juz sampai kesini ada yang hanya kebagian Yaasiin, alhamdulillah, ada yang cuma kebagian qulhu, alhamdulillah, ada yang cuma kebagian bismillahirrahmanirrahim, kita syukuri.
Shalat yang demikian banyak yang diajarkan Rasulullah alhamdullah kita masih ada yang kebagian walaupun cuma kebagian setahun sekali “hari raya” walaupun ada yang cuma seminggu sekali “Jum’atan” bahkan ada yang senengnya maghrib tok, alhamdulillah. Hadis yang demikian banyak masih kebagian meskipun cuma satu, “kullu bid’atin dolalah, wakullu dolalatim finnar” yang satu kebangian “innamal a’malu binniayat”, alhamdulillah. Do’a yang begitu banyak, alhamdulillah kita masih kebagian meskipun hanya dua, ada yang hanya kebagian doa makan dan doa ke kamar mandi.
Ini alhamdulillah ,tidak lain dan tidak bukan karena Rasulullah pun ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi nabi yang paling terakhir dan nabi yang paling terakhir ini adalah nabi yang punya jangkauan lebih besar ketika manusia sudah tersebar ke seluruh alam. Nabi Adam menjadi nabi mengurus satu keluarga itu saja ributnya luar biasa antara habil sama qobil, nabi Nuh jadi nabi jangkauannya satu kaum itu juga ribetnya luar biasa, nabi Ibrahim satu bangsa itu aja ribetnya luar biasa.
Makanya dibekali oleh Allah mukjizat-mukjizat, nabi Musa yang mengurus satu negara Mesir itu saja Allah bekali nabi Musa dengan bekal-bekal yang luar biasa, punya tangan masuk saku keluar jadi listrik, punya tongkat dilemparkan bisa jadi naga, punya tongkat dipukulkan ke laut bisa membuat jalan tol, makanya kalau pak Jokowi menemukan tongkat itu kayaknya tidak akan terlalu sulit membuat jalan tol di Indonesia.
Nabi Daud diutus mengurusi satu negara tetapi punya kemampuan yang luar biasa, tangan masuk tangan keluar menjadi logam, bisa dijadikan pedang dan bisa dijadikan baju, nabi Sulaiman jangkaunnya satu negara kelebihanya luar biasa. Nabi Sulaiman mampu membuat istana besar menggunakan kemampuan para jin, bisa berbicara dengan semut, bisa berbicara dengan burung bahkan anginpun bisa diajak berbicara.
Nabi Isa AS jangkaunnya satu negara satu bangsa sekitar Romawi akan tetapi kemampuanya luar biasa.Manusia yang buta dipegang matanya bisa melek kembali, orang mati bahkan bisa dibangunkan.
Nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman, yang jangkauannya bukan lagi jangkauan negara, bukan lagi jangkauan satu bangsa tetapi nabi Muhammad memiliki jangkauan untuk menjadi nabi rahmatan lil alamin ini perbedaan nabi-nabi dengan nabi Muhammad.
Nabi Muhammad menjadi nabi ketika manusia sudah berbangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu jangkauannya harus semua, maka dari situlah nabi Muhammad dilahirkan di kota Mekkah, kenapa tidak lahir di Bogor, kenapa juga tidak lahir di Cina tetapi lahir di mekkah?
*Disarikan Tim Redaksi Bangkitmedia.com dari ngaji Gus Muwafiq dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Bogor, pada Rabu 21 November 2018.