Menatap Wajah NU Kota Jogja Pasca Harlah di Kampus UNU

nu kota jogja

Kamis 5 Maret 2020 lalu, PCNU Kota Jogja telah sukses menyelenggarakan Harlah ke-97 Nahdlatul Ulama’ (NU) di Kampus UNU Jogja. Penyelenggaraan Harlah yang penuh dengan dinamika di Kota Jogja ini justru memberikan berkah dan hikmah yang luar biasa, khususnya bagi PCNU Kota Jogja. Kegiatan Pengajian Akbar dan ingkungan ini berhasil melahirkan sebuah komitmen besar “Aku bangga jadi orang NU”.

Setelah adanya pelarangan (penolakan) yang dilakukan oleh oknum warga Kauman dan sikap resmi dari Pemuda Muhammadiyah Kota Jogja untuk menggunakan Masjid Gede Kagungan Karaton Yogya ini, justru menjadikan suasana Harlah di kampus UNU semakin ramai,dan amat sangat sukses. Setidaknya pengajian di Kampus UNU Jogja ini dihadiri oleh lebih dari 20.000 warga nahdliyin yang mayoritas ber KTP Kota Jogja dan sebagian dari sekitaran provinsi DIY.

Kota Jogja memang tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Sebab Kota Jogja termasuk salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di republik ini. Selain itu, Kota Jogja juga dikenal sebagai kota lahirnya salah satu ormas Islam, yakni Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan oleh salah satu ulama besar Nusantara, yaitu KH. Ahmad Dahlan. Maka tidak heran kalau di kota ini banyak kita jumpai bangunan-bangunan Muhammadiyah baik sekolah, rumah sakit, dan kantor sekretariatnya.

Di Kota Jogja ini, awalnya akan sangat sulit dijumpai bangunan megah berplakat NU baik sekolah atau sekretariatnya.

Sebenarnya, telah berdiri lama ormas Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Jogja ini. Berdirinya PCNU Kota Jogja ini tidak lama setelah dideklarasikanya NU oleh Hadratusysyaikh KH. Hasym Asy’ari di Surabaya.  PCNU Kota Jogja mulai menggeliat sejak tahun 1980, yaitu sejak diangkatnya KH. Sofwan Helmi yang berprofesi sebagai pengusaha ini dilantik menjadi wakil Ketua PCNU Kota Jogja mendampingi KH. Arifin yang menjabat sebagai ketua. Lima tahun kemudian tepatnya di tahun 1986 KH. Sofwan Hilmi diangkat menjadi Ketua PCNU Kota Jogja menggantikan KH. Arifin.

Disaat KH. Sofwan Hilmi menjadi ketua PCNU Kota Jogja, beliau mulai berfikir pentingnya NU Kota Jogja mempunyai sekretariat yang juga bisa dijadikan untuk beribadah. Maka tidak lama kemudian KH. Sofwan Hilmi dengan uang pribadi dan dibantu dengan jamaah berhasil membeli sebidang tanah di daerah Gedong Kuning, Kota Gede. Tanah yang dibeli ini kemudian diwakafkan ke PCNU Kota Jogja sebagai nadzirnya. Tanah ini kemudian dibangun untuk digunakan sebagai Masjid dan Sekretariat PCNU Kota Jogja.

Seiring berjalannya waktu, NU Kota Jogja semakin menggeliat dengan mengikuti pesatnya perkembangan NU di kabupaten lainya yang masih dalam lingkup satu provinsi. Kaderisasi yang dilakukan oleh PCNU Kota Jogja pun berjalan dengan baik, setidaknya hal ini dapat kita lihat dari proses pergantian pengurus baru yang selalu diisi oleh wajah-wajah baru dan masih berusia muda.

Dan periode saat ini PCNU Kota Jogja dinahkodai oleh KH. Solehudin Mansur selaku Rois Syuriyah dan Dr KH  Yazid Afandi selaku Ketua Tanfidziyah.

Momentum kebangkitan NU di Kota Jogja yang diawali dengan dinamika yang hebat ini tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja oleh jajaran PCNU Kota Jogja. Jajaran pengurus akan memelihara, memanage dan menjaga ghirah warga NU yang ada di Kota Jogja ini untuk menjadikan NU menjadi ormas yang bisa memberikan layanan dan kemaslahatan kepada umatnya. Menjadikan ormas yang memiliki bangunan-bangunan sekolah dan sekretariat yang representatif. Terlebih NU akan memasuki usia 1 abad masa yang dikenal dengan masa kebangkitan kedua.

Mengelola NU di Kota Jogja harus dengan penuh kesabaran, ketulusan, keberanian dan penuh pengorbanan. NU di Kota Jogja ini oleh Pemerintah Kota Yogya masih “dipandang sebelah mata” atas keberadaan NU di Kota Jogja. PCNU Kota Jogja tidak akan mengemis ataupun berharap adanya program ataupun suport yang dikordinasikan dengan NU.

Tentunya para ulama, para kyai, pengurus NU dan jamaah juga masih sangat ingat ketika di tahun 2018 saat pelantikan PCNU Kota Jogja di PP. Nurul umah Kotagede, tidak ada satupun pejabat tinggi di lingkungan pemkot baik walikota, wakilnya dan sekda untuk menghadiri undangan yang telah diberikan oleh PCNU Kota Jogja.

Menyadari akan hal ini semua, tentu PCNU Kota Jogja akan membuat beberapa langkah untuk membesarkan NU di Kota Jogja. Yang terpenting adalah PCNU Kota Jogja akan banyak menata, memperkuat dan mensolidkan di dalam tubuh NU itu sendiri, seperti halnya catatan yang kami dapatkan dari Ketua PCNU Kota Jogja, yakni:

1. Penguatan MWC NU di 14 kecamatan se kota Jogja. (kita patut bersyukur 14 MWC NU se Kota Jogja ini telah terbentuk, namun perlu dimaksimalkan dengan adanya program dan kegiatan rutin dalam tiap bulannya).

2. Membentuk ranting (pengurus kelurahan) hingga 45 ranting se Kota Jogja. Alhamdulillah dari 45 ranting se Kota Jogja, PCNU kota telah berhasik membentuk Pengurus Ranting sebanyak 25 ranting yang lengkap dengan susunan pengurus dan kegiatan rutin bulanannya.

3. Penguatan Banom (Asnor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, pagar nusa dll) di lingkungan NU Kota Jogja.

4. Memperkuat dan mempererat jalinan silaturahim dengan para ulama, para Kyai, pengurus lama, pengurus baru dan seluruh warga nahdliyin di Kota Jogja.

5. Membangun usaha bisnis sebagai sarana kemandirian organisasi NU di Kota Jogja.

6. Memperkuat lembaga pendidikan NU yang ada di Kota Jogja.

7. Memperkuat jalinan silaturahim dengan pihak eksternal.

Semoga dengan langkah-langkah yang merupakan wujud ikhtiar dari PCNU Kota Jogja ini semakin menjadikan NU diterima dan dicintai oleh umat Islam di Kota Jogja. Ini juga akan mengantarkan Yogya benar-benar menjadi kota yang berhati nyaman (bukan berhenti nyaman), tidak ada lagi aksi aksi intoleransi dan juga aksi aksi yang mengganggu kenyamanan warga kota Jogja.

Wallahu A’lam

Penulis: Gus Yusuf  Effendi, kader muda NU Kota Jogja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *