Malam ke 25 tahlil wafatnya Eyang Prof. Dr. BJ Habibie saya berkesempatan utk memberi tausiyah. Walhamdulillah orang-orang yang hadir banyak sekali. Rumah yang besar di di Kuningan penuh sampai meluber ke jalanan.
Ada beberapa hal yang saya sampaikan pada acara tahlil itu, diantaranya:
Pertama, bahwa tahlil itu kalimat tauhid, yaitu lailaha Illallah muhammaurrasulullah. Semua orang yang hendak ber-Islam pintu masuknya adalah tahlil. Semua orang muslim yang husnul khotimah pasti mengakhirinya dengan tahlil. Jadi tahlil mulai kematian al-Marhum BJ Habibi sampai 40 hari adalah bakti anak kepada orang tua dan perhormatan muslim kepada saudaranya.
Dalam tahlil diawali dengan baca surat al-Ikhlas tiga kali yang fadhilahnya sama dengan menkhatam al-Qur’an. Begitu juga sebelum tahil diawali dengan baca surat Yasin yang keutamaannya itu sama dengan hati kitab Allah SWT. Semua pahala membacanya itu dihadiahkan kepada al-Marhum. Apakah sampai, pasti sampai karena itu anjuran Rasulullah saw.
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,
بَيْنَما نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».
“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Kedua, tahlil kematian itu mengingatkan pada kematian dan menjadikannya sebagai nasihat hidup. Bahwa semua orang akan mati, secardas-cerdasnya orang adalah yang banyak mengingat mati dengan mempersiapkannya sehingga berusaha hidup mulia dan mati masuk surga. Tanda-tanda hidup mulia itu saat kematiannya ditangisi banyak orang dan umat merasa kehilangan.
Ketiga, mengambil pelajaran dari al-Marhum, yaitu orang cerdas yang semangat belajar sekaligus menjadi orang tekun beragama. Dulu saat saya di pesantren dikenalkan tentang sosok al-Marhum BJ Habibi dengan sebutan “otak Jerman dan hati Ka’bah”. Ialah orang cerdas yang shalih. Dilukiskan dalam al Qur’an dalam ayat pertama kali turun, yaitu Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq. Iqra’ arti membaca yang bisa mencerdaskan dan bismi rabbika artinya menyebut nama Allah yang menajamkan tauhid.
Semoga kita dapat meneladani kebaikan al-Marhum BJ Habibi. Semoga al-Marhum diterima semua amal-amal baiknya dan diampuni seluruh dosa-dosanya. Semoga kita semua dikumpulkan bersama para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan shalihin di surga-Nya.
Penulis: Dr KH Cholil Nafis, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat.