Masjid di Sleman Kehilangan Generasi Milenial

remaja masjid sleman

Generasi milenial merupakan aset masa depan. Posisinya diperlukan untuk kaderisasi. Generasi milenial dibutuhkan bukan semata dalam organisasi remaja, tetapi masjid juga menantikan peranan mereka. Bagi masjid, generasi milenial adalah kader yang akan melanjutkan estafet kepengurusan. Ketika generasi tua sudah tidak produktif, maka generasi muda yang harus menggantikannya.

Sayangnya, generasi milenial belum tergarap potensinya secara maksimal oleh masjid. Hal ini bisa dilihat di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di Sleman, tercatat memiliki 2479 masjid, sebagaimana terdaftar dalam sistem informasi masjid (SIMAS) Kemenag DIY. Dari jumlah masjid tersebut, berdasarkan analisis tim bangkit, hanya 960 masjid yang memiliki SDM remaja atau generasi milenial. Sementara 1519 masjid belum memiliki SDM generasi milenial.

Bacaan Lainnya

Jika diprosentase, maka masjid di Sleman yang memiliki SDM remaja hanya 39%. Sementara 61% masjid belum memiliki SDM remaja. Angka ini tentu cukup mengusik, sebab masjid yang memiliki SDM generasi milenial jumlahnya sedikit dibanding masjid yang tidak memiliki SDM generasi milenial.

Maka yang menjadi kegelisahan adalah, mengapa masjid kehilangan generasi milenial? Pertayaan ini tentu menjadi tanggungjawab bersama. Bagaimana para pengurus masjid bisa memainkan peran untuk merawat generasi milenial. Masjid dalam hal ini harus mulai lebih serius memainkan posisinya sebagai masjid yang ramah generasi milenial. Masjid harus menjadi tempat yang nyaman, bukan tempat yang menakutan.

Generasi milenial secara psikologis adalah pribadi yang labil. Mereka sedang mencari jati diri dan senang dengan hal-hal baru. Dalam posisi ini, masjid harus bisa menyambut kegelisahan mereka. Masjid harus mampu hadir sebagai pembimbing yang siap menampung keluh kesah generasi milenial. Masjid juga dituntut mampu mengarahkan mereka kepada hal-hal positif. Dengan demikian, masjid menjadi tempat yang nyaman bagi generasi milenial, sehingga masjid bisa melakukan kaderisasi. (An)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *