Masjid Al Istiqomah Pasucen Gelar Lailatul Ijtima’ Memperingati Maulid Nabi SAW dan Hari Santri Nasional
Rabu, 21 Oktober 2020 bertepatan tanggal 5 Rabi’ul Awal Takmir Masjid Al Istiqomah Pasucen Trangkil Pati, mengadakan Pengajian dalam rangka khurmat Maulid Nabi Muhammad saw. Panitia menyediakan protokol Kesehatan sebab antusiasme masyarakat yang luar biasa. Acara yang digelar di pendopo Masjid ini mendatangkan Kiai kharismatik dari Jepara K. Sulhan Sohib (Pengasuh PP. Darussalam), dan diiringi Grup rebana Al-Hikmah.
Kiai Sulhan memberikan pesan bahwa dalam bershalawat harus dengan “unggah-ungguh” atau tata krama, dan tidak boleh asal-asalan. Beliau mengawali sejarah maulid nabi Muhammad saw dengan menyampaikan kejadian luar biasa yang dialami oleh masyarakat sekitar sejak nabi Muhammad masih kecil. Cerita tentang ibu susuan nabi yakni Halimatus Sa’diyah dan Tsuwaibah, yang semuanya merupakan bukti kenabian Rasulullah.
Dalam keterangannya Kyai Sulhan menyampaikan bahwa Nabi Muhammad saw. pernah dioperasi sebanyak dua kali. Pertama, pada waktu masih kecil, oleh Malaikat Jibril dan Mikail, dada beliau dibelah dan hatinya dicuci dengan air zam-zam kemudian diisi dengan : Hikmah (nilai-nilai yang terbaik, naluri dan mental yang terbaik). Iman (keyakinan), dan Akhlaq (tata krama). Operasi kedua terjadi saat Mi’raj, di mana nabi Muhammad saw diisi dengan; Hilmi (sifat kehati-hatian), Ilmi (berstandar ilmu), Yakin dan Ridho. Maka kita sebagai umat Muhammad harus mempunyai sifat hati-hati yang didasari ilmu yang benar, setelah itu harus yakin dan mempunyai sifat Ridho.
Orang yang mempunyai sifat ridho, akan selalu sadar bahwa apapun yang terjadi pada dirinya adalah kehendak Allah. Banyak diantara kita yang yakin bahwa penciptanya adalah Allah, akan tetapi sering tidak merasa bahwa yang menjalankan dirinya adalah Allah, sehingga tidak menghadirkan Allah dalam setiap aktifitasnya.
Pada saat akan melakukan aktifitas kita harus menghadirkan Allah pada permulaan, hal ini sebagai bentuk kesadaraan atas kuasa Allah dalam segalanya. Pada saat ibadah seperti Wudhu dan Shalat kita seyogyanya matur kepada Allah mohon diberikan kebaikan dan keberkahan dalam proses menghamba kepada-Nya. Bahkan pada saat makan dan tidur juga demikian. Hal ini supaya kita tidak memberikan asupan kepada jasad saja, melainkan juga ruh kita, hingga Allah akan menurunkan malaikat yang menjaga kita dan kita tidak akan menemui ketakutan dan kesusahan, sebab cara pandang kita bukan kepada makhluk melainkan Allah.
Terakhir Kiai Sulhan Sohib menyampaikan agar dalam berdo’a setelah adzan diawali dengan hamdalah dan sholawat terlebih dahulu, kemudian baru do’a adzan, serta ditutup dengan do’a kepada anak-anak kita dilanjutkan do’a untuk kedua orang tua, berikut do’anya:
اَلـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِينَ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ،
اَللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ سَيِّدَنَا مُـحَمَّدَنِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَـحْمُوْدَنِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُـخْلِفُ الْمِيْعَادَ، يَاۤاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ َارْحَمْ أَوْلَادِي وَبَنَاتِي وَلَاتَضَرَّهُمْ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا.
Demikian berita tentang Masjid Al Istiqomah Pasucen Gelar Lailatul Ijtima’ Memperingati Maulid Nabi SAW dan Hari Santri Nasional.
Reporter: Kang Abdul Rouf NR
Editor: Yayan