Manfaat Doa Hizb untuk Membentengi Diri dari Sihir dan Semacamnya

Doa Agar Nabi Memperhatikanmu, Ijazah dari Habib Umar bin Hafidz

Manfaat Doa Hizb untuk Membentengi Diri dari Sihir dan Semacamnya.

Selain pengawalan fisik dari yang terlatih (Polisi atau Banser), seorang alim sudah sepantasnya mempunyai doa-doa sebagai benteng dan perlindungan diri. Menurut Sayyid Muhammad, doa doa al-hishn (benteng diri) wajib dibaca oleh seorang ulama. Hal ini dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Saat Kanjeng Nabi disihir, turun dua surat “muawwidzatain” sebagai penolak sihir yang dialamatkan pada Nabi.

Menurut Sayyid Muhammad, Nabi sebagai ulama, yang penuturannya terjaga dan selalu mendapat dampingan Malaikat Jibril, mengajari kita berikhtiyar agar selalu selamat dari bentuk tindak kriminal.

Menurut Sayyid Muhammad lagi, wirid-wirid untuk membentengi diri bukan sekedar sebagai pelindung, namun memunculkan kewibawaan ilmu dan ulama di mata publik. Jika ilmu dan ulama kita anggap biasa saja, bagaimana mereka akan menghormatinya?

Dalam Anîs al-Mu’minîn, datang seorang laki laki pada Abu al-Darda’. Kemudian laki laki itu mengatakan, “Pergilah ke rumahmu, sekarang sedang terbakar.” Abu al-Darda’ menjawab: “Tidak mungkin. Karena aku mendengar Nabi Muhammad SAW mengatakan; siapa yang membaca saat pagi menjelang doa berikut, maka dirinya, keluarga dan hartanya tak akan terkena sesuatu yang dibenci.” Doa tersebut adalah:

لا اله الا انت عليك توكلت وانت رب العرش العظيم ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم . اعلم ان الله علي كل شيئ قدير وان الله قد احاط بكل شيئ علما . اللهم اني اعوذ بك من شر نفسي ومن شر كل دابة انت اخذ بناصيتها ان ربي علي صراط مستقيم

Abu al-Darda’ mengatakan: “Mari kita lihat bersama-sama.”

Mereka lantas bangkit bersama dan pergi melihat rumah Abu Darda’. Hebatnya, sekitarnya terbakar, namun rumahnya utuh tak tersentuh api sama sekali.

Sebagian ada yang fanatik dengan doa Nabawi. Doa Nabawi tentu saja mempunyai prioritas. Tapi seyogianya kita juga perlu untuk menimba berkah dari para wali dan ulama yang didikte langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebagian ‘Arifin mengatakan: “Dzikir Nabawi mempunyai manfaat dunia dan akhirat. Karena Allah tahu maslahat hamba. Namun dzikir dari ulama serta wali wali juga mempunyai keberuntungan dan sebagai benteng untuk sesuatu yang dibenci.” Hanya saja, dzikir nabawi lebih diprioritaskan

Dalam al-Fawâid al-Mukhtârah diceritakan, Ibnu Hajar al-Haitami duduk menunggu waktu fajar. Tetapi waktu wajar tidak diketahui karena mendung cukup tebal. Tiba-tiba ia disengat kalajengking.

Ibnu Hajar lantas mengatakan, “Mari kita mulai shalat.”

“Dari mana kamu tahu sudah masuk waktu?,” tanya seorang jama’ah.

Ibnu Hajar menjawab: “Dari sengatan Kalajengking. Jika belum fajar, aku tidak mungkin disengat kalajengking karena “wirid perlindungan” malam yang aku baca. Sementara wirid pagi aku belum membacanya. Oleh sebab itu datang Kalajengking menyengatku.”

Dari sini kita tahu, bahwa sebenarnya ulama ulama kita mengamalkan wirid perlindungan dari ancaman fisik maupun non fisik.

Sayyid Muhammad mengumpulkan doa doa tersebut dalam satu kitabnya yang ia beri nama Durû al-Wiqâyah bi Ahzâb al-Himâyah (perisai penangkis dengan hizib hizib perlindungan). Selain itu, ia juga mempunyai kitab Syawâriq al-Anwar.

Pada kitab tersebut tertulis pelbagai macam hizib-hizib (potongan dzikir dan doa) yang dinisbatkan pada Imam Syadzili dan selainnya. Hizib hizib tersebut sejatinya sudah masyhur dan sering kita baca. Ini menunjukan bahwa, ulama kita dulu menghadapi ancaman serupa. Dan mereka melindungi diri dengan perisai doa yang bermacam macam.

Menurut Syekh Ali Jum’ah, Imam Syadzili hidup pada tahun kisaran 656 H, tahun dimana bangsa Tartar hendak masuk ke kota Baghdad. Diantara faidah Hizb Syadzili adalah melindungi ancaman fisik ini.

Dikatakan, siapa yang membaca hizib Nashr di Baghdad, maka Tartar tidak akan pernah bisa masuk ke Baghdad.

Dalam al-Kunûz al-Nurâniyyah dikatakan, “Hizib ini (Nashar) merupakan hizib yang masyhur dan dikenal keagungannya untuk menolong dalam mengalahkan musuh, hingga musuh menjadi tak tersisa sama sekali. Hizib Nashr juga dinamakan dengan hizb al-qahr (penakluk) karena kerasnya efek penaklukkan hizib ini terhadap musuh.”

Salah seorang murid Sayyid Muhammad, KH. Thoifur Mawardi, ulama kesohor asal Purworejo menceritakan pengalamannya pada penulis saat mendapat intimidasi serius dari beberapa orang, bahkan mengarah ke tindak persekusi. Beliau mendapat isyarat dari Nabi untuk membaca hizib Nashar. Beliau lantas membaca yang tata cara membaca dan pengamalannya didikte langsung oleh Kanjeng Nabi.

Menurut Yai Thoifur, seseorang yang ditakdirkan selamat, ia tak akan lupa membaca wirid-wirid perlindungan. “Kalau ditakdirkan meninggal, biasanya ya dibikin lupa. Meskipun sudah biasa membaca puluhan tahun.”

Ia lantas menceritakan salah seorang Kyai terkenal yang rutin membaca “laqad jâ’akum” (Surat al-Taubah 128-129). Menurut Yai Thoifur, orang yang wirid “laqad jâ’akum” di waktu pagi, ia akan mendapat jaminan keselamatan sampai sore menjelang.

Dan jika wiridnya sore, ia akan mendapat jaminan keselamatan sampai pagi. Nah, Kyai yang rutin membaca “laqad ja’akum” ini satu hari lupa tidak membacanya. Ternyata memang takdirnya meninggal di hari itu.

Penulis: KH Ahmad Hadidul Fahmi, Banyumas.

*Melengkapi artikel Manfaat Doa Hizb untuk Membentengi Diri dari Sihir dan Semacamnya, silahkan baca artikel terkait.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *