Madep Manteb
Selamat pagi Guys (Sisters juga dong)….nitip cerita dinamika Fatayat NU DIY ya…hehe
Setelah hampir di semua kecamatan berdiri PAC Fatayat NU di DI Yogyakarta, dan Pimpinan Ranting mulai bertumbuhan di desa. Kami mesti menindaklanjuti dengan pengkaderan yang akan menggerakkan roda organisasinya. Caranya bagaimana?
Tentu tidaklah mudah, karena Fatayat NU bukan perusahaan yang menghasilkan profit atau lembaga yang memiliki donatur tetap sehingga sokongan dana selalu mengalir untuk semua kegiatan pengkaderan. Bukan…. kami semua relawan di Fatayat. Jadi ingat nih ada yang pernah bertanya ke saya, “Bu khotim mendapat gaji ya di Fatayat?”….hehe… haduh, Fatayat bukan pekerjaan. Di Fatayat itu sering urunan lho…hehe, semoga sahabat tidak kapok di Fatayat.
Untuk pengkaderan ini, kami menginisiasi wadah baru yang akan menarik minat kader untuk bergabung dan mereka sendiri yang mengupayakan pelaksanaan pengkaderannya. Garfa (Garda Fatayat NU) adalah wadah pengkaderan yang merekrut calon kader Fatayat dan sekaligus Garfa itu sendiri. Jadi, kader dibebaskan memilih, kalau kader ikut full materi Pengkaderan Dasar Fatayat (Aswaja, Ke-NU-an, Ke-Fatayat-an, Islam dan Gender, Kepemimpinan Perempuan, Ansos), maka kader dibaiat dan sah sebagai anggota Fatayat. Tapi, kalau dia lanjut sampai materi Diklat Dasar Garfa (Protokoler, Rescue, Fatayat Tanggap Bencana), maka sekaligus dia menjdi anggota Garfa. Pengkaderan dilakukan dalam satu moment bersama untuk menumbuhkan jiwa militan, humanis, dan cinta NKRI.
Bandingkan Guys, kalau kita membuka pendaftaran LKD Fatayat yang biasa untuk merekrut 15 peserta saja susah, tapi DTD Garfa ini per angkatan bisa diikuti 100-an kader calon anggota Fatayat. Pengkaderan ini kita lakukan bersama PW Fatayat, PC Fatayat NU se DIY (bergiliran), IPPNU (yang kader usia IPPNU dibaiat sebagai anggota IPPNU setelah mendapat materi ke-IPPNU-an).
Berhenti sampai di situ, tentu tidak kita harus selalu bergerak untuk membuat kegiatan yang memberdayakan kader. Kegiatan yang beragam dan tidak monoton akan membuat kader aktif terlibat (meski ini juga susah), ini bisa diinisiasi oleh 7 bidang dan 4 lembaga di Fatayat NU DIY. Kalau semua bidang dan lembaga ini aktif, sudahlah kita pasti akan kuwalahan mengikuti pergerakannya. Terbukti Guys, dari sejak 2017 menjadi pengurus sudah 200 lebih kegiatan yang dilaksanakan PWF. (sampai jarang di rumah Guys…hehe).
Jreng…jreng…kegiatan harus juga dong sesuai visi dan misi Fatayat, yakni mengedukasi, memberdayakan perempuan dan melindungi anak. So, hampir semua kegiatan Fatayat tidak keluar dari koridor itu, termasuk acara Puncak Harlah Fatayat yang ke 69 kemarin. Kami menitipkan *pesan perdamaian* untuk Indonesia melalui khazanah seni dan tradisi.
Guys….tanggal 29-30 Juni DTD Garfa dan tanggal 3 Juli puncak harlah. Kita pontang panting memang iya…. tapi itu semoga sebanding dengan hasilnya. Modal kita madep manteb… bismillah…untuk NU akan selalu ada jalan. So, jangan sekali-kali ragu ya Guys….
Terimakasih untuk semua panitia yg keceh badai… nduk Febrian Putri (ketupan DTD Garfa) dengan sahabat Kasat Garfa DIY Fetra El-Choiri plus PC Fatayat NU Kulon Progo sebagai tuan rumah dan ketupan Harlah sahabat Rika Iffati Farihah dan seluruh panitia juga team penampil/pengisi acara yang luar biasa. Terimakasih untuk para suami, anak-anak kami dan keluarga untuk dukungannya. Maaf tidak bisa disebut satu per satu. I love u full..
Sabtu pagi, 6 Juli 2019
Penulis: Khotimatul Husna, Ketua PW Fatayat NU DIY.