Berikut ini Lirik Sholawat Nariyah Lengkap Arab Latin Arti dan Rahasianya:
أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً
Allâhumma sholli ‘sholâtan
كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا
Kâmilatan wa sallim salâman
تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا
Tãmman ‘alâ sayyidinâ
مُحَمَّدِ الّذِي
Muhammadinilladzî
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ
Tanhallu bihil ‘uqodu
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Wa tanfariju bihil kurobu
وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Wa tuqdlô bihil hawâ-iju
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Wa tunâlu bihir-roghô-ibu
وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ
Wa husnul khowâtimi
وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ
Wa yustasyqol-ghomâmu
بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ
Biwajhihil-karîm
وَعَلَى آلِهِ
Wa ‘alâ âlihi
وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ
Wa shohbihi fî kulli
لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ
Lamhatin wa nafasin
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ
Wa nafasin bi’adadi
كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Kulli ma’lûmin laka
أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً
Allâhumma sholli ‘sholâtan
كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا
Kâmilatan wa sallim salâman
تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا
Tãmman ‘alâ sayyidinâ
مُحَمَّدِ الّذِي
Muhammadinilladzî
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ
Tanhallu bihil ‘uqodu
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Wa tanfariju bihil kurobu
وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Wa tuqdlô bihil hawâ-iju
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Wa tunâlu bihir-roghô-ibu
وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ
Wa husnul khowâtimi
وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ
Wa yustasyqol-ghomâmu
بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ
Biwajhihil-karîm
وَعَلَى آلِهِ
Wa ‘alâ âlihi
وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ
Wa shohbihi fî kulli
لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ
Lamhatin wa nafasin
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ
Wa nafasin bi’adadi
كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Kulli ma’lûmin laka
وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ
Wa shohbihi fî kulli
لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ
Lamhatin wa nafasin
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ
Wa nafasin bi’adadi
كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Kulli ma’lûmin laka
Berikut arti dari sholawat nariyah:
Ya Allah, Limpahkanlah sholawat dan keselamatan
Yang sempurna dan curahkanlah salam
Kesejahteraan yang penuh
kepada junjungan kami Nabi Muhammad
Yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terselesaikan
Semua kesusahan dapat dilenyapkan
Semua keperluan dapat terpenuhi
Dan semua yang didambakan
Serta husnul khatimah dapat diraih
Dan berkat dirinya yang mulia hujan pun turun
Dan semoga terlimpahkan
kepada keluarganya
Serta para sahabatnya
Disetiap detik dan hembusan nafas
Dan hembusan nafas sebanyak bilangan
Semua yang dikehendaki oleh Engkau (Allah)
Ya Allah, Limpahkanlah sholawat dan keselamatan
Yang sempurna dan curahkanlah salam
Kesejahteraan yang penuh
kepada junjungan kami Nabi Muhammad
Yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terselesaikan
Semua kesusahan dapat dilenyapkan
Semua keperluan dapat terpenuhi
Dan semua yang didambakan
Serta husnul khatimah dapat diraih
Dan berkat dirinya yang mulia hujan pun turun
Dan semoga terlimpahkan
kepada keluarganya
Serta para sahabatnya
Disetiap detik dan hembusan nafas
Dan hembusan nafas sebanyak bilangan
Semua yang dikehendaki oleh Engkau (Allah)
Serta para sahabatnya
Disetiap detik dan hembusan nafas
Dan hembusan nafas sebanyak bilangan
Semua yang dikehendaki oleh Engkau (Allah)
Rahasia dibalik Sholawat Nariyah
Ada tiga tokoh besar dari Lasem, Rembang, yang memainkan peranan penting dalam sejarah pendirian NU: Kiai Maksum (ayahanda dari Kiai Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta), Kiai Baidlawi, dan Kiai Mansur Kholil (dikenal juga sebagai Kiai Kholil Lasem; beliau juga pendiri dan pengasuh Pondok al-Nur Lasem).
Ketiga sosok ini adalah salah satu pendiri NU, dan hidup segenerasi dengan Hadlratusysyaikh Hasyim Asy’ari (kakek Gus Dur). Konon, Mbah Hasyim (begitu beliau sering dipanggil) memanggil Kiai Maksum dengan sebutan “Kangmas”, karena dari segi umur, beliau satu tahun lebih muda dari kiai Lasem itu.
Berkat jasa-jasa mereka ini, Lasem diberikan status “istimewa” hingga sekarang sebagai Cabang Khusus NU (PCNU Lasem). Padahal status “cabang” hanya berlaku untuk daerah setingkat kabupaten, sementara Lasem hanyalah kota kecamatan. Status ini jelas untuk menghargai kota Lasem yang telah “menyumbangkan” tiga kiai penting dalam barisan pendiri NU.
Kisah berikut ini saya terima dari Gus Zaim (cucu Kiai Maksum Lasem, dan putera Kiai Ahmad Syakir bin Kiai Maksum). Sementara Gus Zaim menerima kisah ini dari Kiai Imron Hamzah (pernah menjabat sebagai Rois Syuriyah PWNU Jawa Timur). Kisah berikut ini berkaitan dengan tradisi salawat Nariyyah yang amat populer di kalangan nahdliyyin.
Di Lasem dan beberapa pesantren di seluruh Jawa, ada tradisi membaca salawat Nariyyah sebanyak 4444 kali dengan “kaifiyyah” atau cara tertentu (kalau kaifiyyah-nya ndak pas, tentu kurang “mandi” alias efektif). Tetapi, model salawat Nariyyah yang di-ijazah-kan oleh Kiai Maksum, menurut penuturan Gus Zaim, berbeda dari (berbeda “dari”, bukan “dengan”) versi yang umum beredar.
Versi Kiai Maksum: “… ‘ala Muhammadin tanhallu bihi al-‘uqad…,” tanpa kata sambung “alladzi” sebagaimana versi yang biasa kita dengar.
Konon, ini adalah versi salawat Nariyyah yang diwarisi oleh Kiai Maksum dari leluhurnya yang berasal dari tanah Minangkabau: Sultan Mahmud atau Sunan Mingkabau (dimakamkan di kawasan Bonang, sebelah timur Lasem). Menurut beliau, versi ini lebih “cespleng” dari “versi alladzi” yang umum dipakai.
Suatu saat, Kiai Imron Hamzah yang juga santri Kiai Maksum itu, memberanikan diri untuk bertanya: “Kiai, kenapa kok salawat ini dibaca 4444? Kenapa harus sebanyak itu? Apa alasannya?”
“Begini ya, Cung,” kata Kiai Maksum, menjawab dengan sabar pertanyaan Imron Hamzah muda. “Setiap angka itu ada sirr-nya, ada rahasianya.” Kiai Maksum berhenti sejenak. Tetapi Imron Hamzah muda ndak sabar, lalu menyergah dengan nada agak meninggi:
“Apa RAHASIANYA, Kiai?”
Dengan santuy, Kiai Maksum menjawab: “Ya saya ndak tahu. Kalau saya tahu, namanya bukan sirr, bukan rahasia lagi.”
Lemaslah Kiai Imron Hamzah.
Penulis: Gus Ulil Abshar Abdalla, pengasuh Ngaji Ihya.
Demikian Lirik Sholawat Nariyah Lengkap Arab Latin Arti dan Rahasianya. Semoga dengan bershalawat di hari akhir nanti kita mendapat syafaat Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Aamien..
