Lawatan Kerja LPPNU Kalasan: Dari Kebun Mangga di Probolinggo Hingga Subak di Bali

LPPNU Kalasan

Komunitas petani Kecamatan Kalasan kabupaten Sleman Propinsi Daaerah Istimewa Yogyakarta sebagai sahabat bumi tergabung dalam wadah pembelajaran di Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) melaksanakan intergrated farming yang berlandaskan prinsip agroekologi. Kegiatan LPPNU sudah berproduksi di bidang pertanian (antara lain: padi, cabe, semangka, pepaya dan sayuran (sawi, terong, kacang panjang, dll), bidang peternakan (antara lain: bebek, ayam, kambing dan sapi,  budidaya perikanan air tawar (antara lain: nila, bawal, gurameh dan lele).

LPPNU Kalasan selanjutnya diundang melakukan lawatan kerja ke Probolinggo dan Bali. Maksud lawatan kerja ini adalah menjalin hubungan antara petani dan pengusaha se-Nusantara.   Peserta lawatan berjumlah 14 orang, dilaksanakan selama lima hari, dimulai hari Sabtu sampai dengan Rabu, tanggal 03-07 Agustus 2019).

Kunjungan kerja dilakukan ke berbagai lokasi penting, antara lain: Agro Politan PT. Sata Harum berupa kebun mangga yang memiliki luas 100 ha yang juga melakukan melakukan peternakan lebah madu (di kebun mangga tersebut) di Probolinggo, peternakan 3.000 ekor sapi milik Santori JAPFA di Probolinggo, diskusi dengan pemangku proyek perhutanan bambu resilin Arief Rabik di Denpasar, pertanian Bali Jagadhita di Denpasar, budaya pertanian subak dan terasering Dwi Mekar Babahan Penebel di Tabanan dan Komunitas Petani Bali Agung di Tabanan. Peserta lawatan juga menyempatkan bersafari ke objek wisata, antara lain; Masjid Jami’ Al-Huda Nahdlatul Ulama Kediri Tabanan, Pura Uluwatu Ubud, Pantai Kuta, Pasar Seni Guwang, Masjid Besar Al Hidayah Bedugul dan Danau Beratan di Puncak Indah Bedugul.

Lawatan kerja dipimpin Gandi Ali Mardana, bersilaturahmi dan bertemu dengan tokoh-tokoh nasional/internasional, antara lain; Hendrick Kolonas komisaris JAPFA Comfeed, Rezal Ashari Kusumaatmadja–COO PT. Rimba Makmur Utama (konservasi hutan seluas 180.000 ha, Lokasi Katingan Mentaya Kalimantan Tengah), Amy Cardamon– aktivis pemberdayaan masyarakat, Arief Rabik – Direktur PT. Indobamboo Lestari, dan Nico Wanandy–ilmuwan Bioteknologi dan Biomolekular Universitas New South Wales Sydney Australia. Peserta selama lawatan di Bali, tinggal di rumah Nyoman Suma Arta di Denpasar.

Pertanian yang terintegrasi dengan LPPNU diharapkan dapat bertani bebas kimia sintetik dan diharapkan dapat terbentuk kedaulatan pangan di Indonesia.

“Kami melakukan edukasi, dan saling berbagi ilmu dan pengalaman kepada beberapa petani Bali bagaimana bertani yang baik dan benar, melakukan upaya-upaya alami untuk penyuburan tanah, memperbanyak agen hayati dalam bentuk air subur, dan membuat pengolahan bokashi (fermentasi bahan organik kaya nutrisi),” ujar Eko salah satu peserta.

Pola pertanian yang ramah lingkungan adalah masa depan kelangsungan bumi dan generasi. Madi menuturkan, selama di Bali banyak mendapatkan pencerahan, salah satunya, dikenalkan upaya-upaya preventif menjaga keseimbangan alam.

Upaya menjaga keseimbangan alam dilakukan pada pekerjaan program “Penanaman Bambu 1000 kampung”. Bambu memiliki manfaat yang luar biasa. Bambu sebagai  salah satu tumbuhan terbaik dalam penyimpanan air tanah sehingga menjadi tanaman utama dalam ekosistem. Bambu adalah bahan baku bernilai ekonomis tinggi sebagai bahan baku mebel, handikraf,dll. Ppermintaan pasar bambu olahan dalam dan luar negeri memiliki ruang akses besar dan sangat mungkin untuk kita semua menjalin kerjasama.

“Sepertinya Merapi kita perlu dikonservasi dan gerakan menanam bambu di sana. Merapi adalah patok bumi kita dan simbol filosofi keistimewaan sejarah Yogyakarta yang perlu terus dijaga dan dilestarikan,” ujar Madi.

. Daryono menambahkan, lawatan ini bermanfaat cukup signifikan, dampaknya banyak sekali. Keakraban dan kekeluargaan sesama anggota LPPNU menjadi bertambah kuat. Sifat dasar kita sebagai manusia adalah saling mengisi, bantu-membantu, bergotong royong, dan kerja sama begitu terasa.

“Komunitas petani Jogja dan Bali memiliki ruang akses besar. Sangat mungkin kita jalin kerjasama. Terbuka peluang pemasaran produk organic pertanian Jogja dan Bali JAPFA tertarik dengan petani-petani Jogja, ini bisa menjadi tantangan dan peluang,” ujar Daryono

Kita, lanjut Daryono juga telah memberikan masukan teknis pada sistem pertanian subak dan terasering para petani di Tabanan. Perikanan sangat baik dibudidayakan di komunitas petani Dwi Mekar Babahan Penebel. Perairan cukup baik dan perikanan dapat mendukung pertanian, mengembalikan ekologi alam.

“Penting bagi kita untuk menjaga ekosistem, karena alam adalah anugerah dan untuk menjadi berkah bagi kita semua,” tandas Daryono. (Fauzan/rk)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *