Kisruh Politik Global: Rampoklah Rumah yang Sedang Terbakar! (01)

kisruh global

Kekacauan ini berawal dari:

Barat/Kapitalis (Amerika, Inggris, Perancis, Uni Eropa, Australia, Saudi, Israel, dan sekutunya) mulai terdesak oleh kemajuan Timur/Sosialis (Rusia, Cina, Korut, Iran, sebagian Amerika latin, dll), untuk memenangkan perang dagang/dingin ini.

Pilihannya adalah Barat akan menggunakan strategi utamanya, yakni sekuat tenaga men-Suriahkan semua negara muslim agar menjadi amunisi Barat untuk melawan kekuatan Timur (Rusia-Cina-Iran- dan sekarang ditambah Suriah).

Agen penjualan Barat untuk menjerat dunia muslim adalah negara Saudi dengan senjata andalan untuk menakut-nakuti negara muslim lainnya adalah menggunakan kuota haji.

Lihat bagamana Qatar dan sekarang Palestina yang diembargo jamaah hajinya. Dengan cara licik itulah yang akhirnya Barat melalui Saudi dapat mengendalikan negara-negara Islam.

Kenapa Barat melalui tangan Saudi mulai ikut campur negara Indonesia? Sebab sekarang Indonesia sudah menjadi negara strategis di bawah kepemimpinan Jokowi.

Dan kekhawatiran Barat terhadap negara Indonesia adalah Barat sangat kawatir bila Indonesia sebagai negara strategis akan lebih condong dan dekat dengan dunia Timur (Rusia-Cina-Iran) sehingga mengancam dominasi Barat di dunia, termasuk dominasi di wilayah Asia Tenggara.

Indikasi kekhawatiran USA dan sekutu nampak sekali dengan rencana USA dan sekutunya membangun pangkalan militernya di Papua Nugini.

Terkait rencana pembangunan pangkalan militer di Papua Nugini tersebut dapat diartikan sebagai kabar baik sekaligus kabar buruk bagi Indonesia.

Kabar baiknya adalah USA secara tidak langsung mengakui bahwa Indonesia sudah setara dengan negara maju dan memiliki kekuatan yang dianggap mengancam kepentingan USA di wilayah Asia tenggara dan Australia.

Kabar buruknya adalah Indonesia sudah menjadi golongan negara yang ditarget untuk dihancurkan seperti Irak pada masa Saddam Husein, Libia, Suriah, Korut ketika berpotensi tidak patuh atau bahkan melawan kepada Barat.

POINT PENTINGNYA ADALAH: Selalu ada keterlibatan Barat pada setiap kekacauan dan kehancuran sebuah negara. Dan selalu ada keterlibatan Saudi pada setiap konflik dan permusuhan sesama umat Islam.

Karena konspirasi jahat mereka kaum Zionis, Kapitalis, dan Wahabis menganut faham: RAMPOKLAH RUMAH YANG SEDANG TERBAKAR!.

Tanda-tanda Indonesia sudah dianggap menjadi ancaman bagi Barat adalah kemajuan yang telah dicapai saat ini.

Di samping itu, Barat merasa Indonesia sudah mulai tidak bisa diatur lagi seperti pada zaman Sukarno dulu.

Bukti Jokowi dianggap melawan Barat adalah kegigihannya mengambil alih aset-aset USA seperti freeport, PT Newmont Nusa Tenggara, Blok Rokan, dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan Jokowi mirip dengan apa yang juga dilakukan Sukarno.

Keberanian Jokowi mengeksekusi bandar narkoba yang sebagian besar datang dari negara-negara Barat juga tidak sedikit mengusik hubungan dengan negara yang bersangkutan. Karena narkoba juga merupakan bisnis besar yang terselubung untuk meningkatkan devisa negara-negara Barat.

Juga ketidak sukaan negara-negara sekitar seperti Singapura dengan kebijakan tax amnestinya yang merugikan Singapura. Pembubaran Petral yang berkantor di Singapura juga sedikit banyak mengurangi keuntungan negara Singapura tersebut.

Ketidak sukaan Singapura sangat terlihat sekali ketika dalam penyelenggaraan acara The World In 2019 Gala Dinner malah memberi panggung lebar pada elit-elit Indonesia yang menjelek-jelekkan negaranya sendiri.

Singapura lebih memilih mengundang elit-elit Indonesia yang lebih pro Barat. Acara tersebut sangat kuat terkesan sebagai upaya Singapura mulai ikut intervensi pilpres di Indonesia dan membantu melobi mencarikan dukungan internasional agar pada pilpres 2019 dipimpin oleh presiden yang pro Barat sehingga menguntungkan bagi Singapura yang juga bagian dari sekutu Barat.

Kebijakan Jokowi melalui mentri Susi Pudjiastuti juga semakin memperburuk keadaan dan menambah ketidak sukaan negara tetangga. Dengan penenggelaman kapal yang berdampak membunuh kehidupan nelayan-nelayan negara tetangga Indonesia, sehingga negara-negara tetangga Indonesia tersebut merasa dirugikan oleh kebijakan presiden kita saat ini.

Banyuwangi, 04-12-2018

Ainur Rofiq Sayyid Ahmad
Penulis adalah;
1. Ketua Umum LDSI
2. Pengasuh Umum Jaringan Pondok Pesantren Sunni seluruh Indonesia
3. Penulis buku Menyoal Kehujjahan Hadits Bid’ah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *