Kisah Mimpi Gus Im Jelang Wafatnya Gus Dur.
Gus Dur memberi petunjuk tentang letak makam yang akan jadi rumah abadinya. Keluarga inti Gus Dur juga didatangi mimpi akan meninggalnya Gus Dur.
Entah apa amalan Gus Dur yang membuatnya tahu banyak hal sebelum peristiwa terjadi. Bahkan untuk peristiwa yang bakal menimpa dirinya sendiri, Gus Dur memberi petunjuk pada orang lain.
Kali ini tentang kisah yang melingkupi sebelum wafatnya Gus Dur.
Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 di RSCM Jakarta, pukul 18.45. Beberapa hari sebelum wafat kesehatannya terus menurun. Sebelum meninggal, Gus Dur sempat silaturrahmi ke sahabat dekatnya Gus Mus di Rembang.
Setelah silaturrahmi ke Gus Mus, Gus Dur ziarah ke makam Kiai Bisyri Syamsuri, mantan Rois Am Syuriah PBNU tahun 1972-1980 yang dimakamkan di Denanyar Jombang. Rencana berikutnya Gus Dur akan ziarah ke makam Kiai Fattah di Pesantren Tambak Beras. Namun, kondisinya tiba-tiba menurun. Lantas, Gus Dur dilarikan ke RSU Swadana.
Karena peralatan di RSU Swadana tidak lengkap, Gus Dur pun hendak dilarikan ke RS Dr Soetomo. Rombongan sudah siap berangkat. Mobil sudah melaju mau meninggalkan Jombang. Tapi saat kendaraan sudah beberapa waktu, Gus Dur tiba-tiba meminta kendaraan balik kanan menuju Tebuireng Jombang.
Kisah ini diceritakan salah satu keluarga Gus Dur di Ciganjur. “Lho mau kemana,” kata Gus Dur seperti ditirukan anggota keluarga inti yang enggan disebutkan namanya. “Mau ke rumah sakit di Surabaya, Gus” kata anggota keluarga. “Lho gimana sih, aku mau ziarah ke Mbah Hasyim. Ayo balik ke sana,” kata Gus Dur.
Rombongan pun balik ke Jombang menuju makam Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama yang juga eyang Gus Dur. Gus Dur dipapah menuju makah Kiai Hasyim. Gus Dur pun duduk di tempat tak jauh dari pusara makam.
Setelah berziarah di makam Mbah Hasyim, rombongan melanjutkan perjalanan ke Surabaya sebagai transit sebelum ke Jakarta. Di Surabaya Gus Dur diinapkan di Hotel Shangri-La Surabaya sambil mendapatkan perawatan. Kondisi Gus Dur membaik setelah berziarah ke makam ayahnya.
Sesampai di Jakarta Gus Dur dirawat di RSCM untuk cuci darah. Kesehatan Gus Dur membaik, termasuk setelah menjalani operasi cabut gigi. Setelah tiga hari dirawat di RSCM, pada 27 Desember 2009, Gus Dur sempat mengunjungi kantor PBNU. “Ngecek-ngecek saja, kan kemarin libur. Mantau surat-surat yang masuk, ini mau balik ke RSCM. Mau istirahat,” tutur Gus Dur waktu itu.
Selama di RSCM, Gus Dur malah sempat berkomunikasi dengan keluarga dan koleganya. Namun keadaan berbalik setelah, sejak pagi 30 Desember 2012, kondisi kesehatan Gus Dur memburuk. Puncaknya pada pukul 18.15 WIB, kondisi Gus Dur kritis hingga wafat pada pukul 18.45.
Mimpi Gus Dur dan Mimpi Keluarga Dekat
Selama dalam proses perawatan di RSCM tersebut, kerabat inti yang menemani Gus Dur sepanjang hari berkisah kepada Beritasatu.com kalau Gus Dur sering mimpi. “Mau minta apa Gus? Makan minum atau apa,” kata kerabat itu melihat Gus Dur menggeliat. “Enggak apa-apa, aku cuma mau cerita aku barusan mimpi ketemu Mbah Hasyim dan Bapak Wahid,” kata kerabat tersebut menirukan ucapan Gus Dur.
Dalam mimpi tersebut, kata Gus Dur, Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahid Hasyim hendak Sholat Ashar. “Lha kok aku diminta menjadi imam sholat. Kan ada Mbah Hasyim yang lebih tua dan lebih tinggi ilmunya, kok saya yang diminta,” kata Gus Dur menceritakan mimpinya. Rupanya mimpi itu menjadi pertanda Gus Dur akan dijemput sesepuhnya untuk hidup bersama di alam baka.
Ada kejadian aneh saat Gus Dur ziarah untuk terakhir kalinya di makam Kiai Hasyim sebelum wafat. Gus Dur ziarah ke makam Kiai Hasyim pada malam hari diantar Gus Aang, kerabat dekat di Pesantren Tebuireng. Gus Aang yang membantu merawat Gus Dur selama sakit di Jombang usai ziarah ke makam Kiai Bisyri Syamsuri.
Sebelum Shubuh datang Gus Dur mengaji di atas makam Kiai Hasyim. “Kowe sing tahlil, aku sing ndongo (kamu yang baca tahlil, aku yang mengamini),” kata Gus Dur kepada Gus Aang. Selesai membaca doa, Gus Dur berujar kepada Gus Aang, “enteneno aku minggu ngarep aku tak mrene maneh (tunggu saja, minggu depan saya ke sini lagi,”.
Dan benarlah, seminggu kemudian Gus Dur datang lagi ke makam Tebuireng sebagai ahli kubur.
Makam Gus Dur terletak di atas makam Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahid Hasyim. Saat Gus Dur ziarah terakhir itu, ada pasukan pengaman presiden yang mengambil gambar Gus Dur sedang berdoa. Tempat Gus Dur berdoa itu pula yang menjadi lokasi pemakaman Gus Dur.
Barangkali inilah jawaban atas mimpi Gus Dur yang menjadi imam sholat Ashar dengan makmum Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahid Hasyim. “Kalau bukan Gus Dur siapa lagi yang dimakamkan di atas makam Mbah Hasyim,” seloroh anggota keluarga.
Semua terjadi begitu saja, mengalir tanpa perencanaan.
Sebelum Gus Dur wafat, salah seorang keluarga inti Gus Dur menceritakan kalau ia bermimpi Gus Dur meninggal. Dalam mimpi itu, kerabat inti tersebut yang membaca adzan sebelum tanah diturunkan. Mimpi itu datang lebih dari tiga kali. Mimpi yang berulang pada kerabat tersebut juga menggambarkan kalau ia memakai baju putih, celana hitam dan kopiah hitam. Ia kelak yang akan menurunkan jenazah, membuka tali kain kafan dan membaca adzan.
Dan semua gambaran dalam mimpi itu benar semua. Tidak ada rapat keluarga untuk memutuskan siapa yang menjadi petugas menurunkan jenazah, membuka tali kain kafan dan adzan pada pemakaman Gus Dur. Sebuah kejadian yang menimbulkan sejuta tanya.
Sebelum Gus Dur wafat juga ada peristiwa aneh. Hasyim Wahid atau yang biasa dipanggil Gus Im, adik kandung Gus Dur, seminggu sebelum Gus Dur wafat menghubungi semua kiai sepuh NU. Gus Im bilang kepada para kiai untuk tidak bepergian dalam seminggu ke depan. “Soalnya minggu depan ada acara besar di Ciganjur” tiru kerabat inti Gus Dur. Rupanya Gus Im mendapatkan mimpi kalau Gus Dur akan meninggal. Sama seperti mimpi keluarga inti Gus Dur lainnya.
Sumber: Berita Satu.
*Terkait artikel Kisah Mimpi Gus Im Jelang Wafatnya Gus Dur, saksikan video ini.