Kisah Bendera NU Hilang Dicuri, Hati Bergetar Luar Biasa

Kisah Bendera NU Hilang Dicuri, Hati Bergetar Luar Biasa

Kisah Bendera NU Hilang Dicuri, Hati Bergetar Luar Biasa.

Cerita ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Wasekjen PBNU) KH. Abdul Mun’im DZ pada kegiatan lailatul ijtima’ dalam rangka silaturahim upgrading kader Nahdlatul Ulama di Sidoarjo.

Kiai Mun’im yang juga sejarawan ini berkisah pengalamannya menjelajahi berbagai pelosok daerah seantero Indonesia, di antaranya adalah Lombok Timur.

Alkisah beberapa hari sebelum kegiatan yang menghadirkan dirinya, segenap pengurus NU setempat memasang umbul-umbul dan bendera, tanda kebesaran jamiyah. Banggalah segenap pengurus di sana.

Suatu pagi, menjelang satu hari pelaksanaan kegiatan, tiba-tiba bendera-bendera NU sebagai penghias jalan tersebut hilang. Selidik punya selidik, ternyata dicuri sekelompok anak-anak berandal. Ketika ditangkap oleh para anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), mengakulah para pencuri itu.

Anggota Banser: “Kenapa kalian mencuri bendera-bendera NU yang menghiasi jalan?”

Pencuri: “Bendera itu aku pakai selimut, karena aku rindu kakekku.”

Anggota Banser: “Apa hubungannya?”

Pencuri: “Kakekku dulu pengurus NU, dan di rumah kami dihiasi bendera NU. Setelah kakekku meninggal, tak ada lagi yang ngobrolin NU di tengah keluargaku, apalagi pasang bendera NU, seperti yang dilakukan kakekku dulu.”

Para anggota Banser melongo dan akhirnya mereka paham akan fenomena ‘lost generation’, hilangnya satu generasi yang tidak masuk NU meskipun dulu mbah buyutnya NU. Hal ini banyak terjadi terutama di kawasan yang jauh dari sentuhan konsolidasi pengurus NU di daerah terpencil.

Demikian Kisah Bendera NU Hilang Dicuri, Hati Bergetar Luar Biasa, semoga bermanfaat.

Jumat, 19 Maret 2021.

(Sumber: Mukhzamilah/NU Online Jatim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *