Kiai Said Positif Covid 19, Mari Kita Doakan Kesembuhannya

Kiai Said Positif Covid

Kiai Said Positif Covid 19, Mari Kita Doakan Kesembuhannya.

Oleh: KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriah PBNU.

Dini hari pukul 02:22 saya sudah terjaga dari tidur karena tidur lebih awal sekitar pukul 23:00 WIB. Pukul 04:00 saya raih HP untuk melihat beberapa WAG PBNU, terbaca beberapa berita dan saya menonton Youtube bahwa KH. Said Aqil positif terpapar Covid-19. Tertulis doa-doa untuk kesembuhan beliau di berbagai WA dan halaman FB rata-rata 22:00 WIB. dan setelahnya.

Tentu saja saya terkejut dengan berita tersebut. Beberapa hari sebelumnya Kyai Said menelepon saya, beliau lebih dahulu menanyakan kesehatan saya sekeluarga dan beberapa hal lain seperti soal pemilihan Ketua Umum MUI Pusat, hasil rapat Syuriah PBNU di Semarang yang saya tidak bisa menghadirinya, dan juga menanyakan perkembangan kesehatan Rektor Unila, Prof. Dr. Aom Karomani beserta isteri yang juga sedang dalam isolasi pemulihan di RSU. Abdul Muluk, di Bandar Lampung karena terinfeksi Covid-19.

Pertanyaan terakhir beliau saya jawab, bahwa Rektor Unila menurut berita yang saya dengar, alhamdulillah, mulai membaik. Tak lupa saya meminta Kyai Said mendoakan cepat pulih untuk keduanya. Kepada Kyai Said, saya menanyakan tentang kondisi terakhir Sekjen PBNU, Dr. Helmi Faisal, yang lebih dahulu sakit karena terpapar virus tersebut. Alhamdulillah juga membaik.

Dalam percakapan melalui telpon tersebut saya sempat mengingatkan Kyai Said sebagai Ketua Umum PBNU agar lebih hati-hati dalam menjaga kesehatannya dalam masa pandemi ini, saya pun mendoakannya agar selalu diberi kesehatan oleh Allah, serta meminta doa dari beliau.

Sungguh telah lama terbersit di hati saya yang mengkhawatirkan tentang kesehatan Kyai Said, lebih-lebih Gedung PBNU di Jakarta yang beberapa kali sempat ditutup untuk disemprot disinfektan. Pada akhirnya apa yang saya cemaskan itu benar-benar menjadi kenyataan. Sebuah kenyataan “pahit” yang merupakan takdir dari Allah Yang Maha Kuasa harus dihadapi yang meski tidak disukai setelah terjadinya namun tiada yang bisa menghindarinya. Oleh karena itu, saya hanya bisa pasrah, menghadapinya dengan harap-harap cemas, sabar, dan terus mendoakan kesembuhan untuk beliau.

Terpapar Virus Covid-19 sama sekali bukan aib yang perlu disembunyikan, bahkan dalam perspektif Islam, jika meninggal dunia karenanya pun dinilai mulia sebagai syahid dunia. Seseorang yang positif terinfeksi virus ini, terutama OTG (Orang Tanpa Gejala), lalu merahasiakannya dan dengan bebas bergaul dengan orang lain, pada hakikatnya adalah seorang penjahat yang amat berpotensi menularkannya kepada orang-orang yang sehat di sekitarnya. Saya sungguh salut kepada semua tokoh publik yang berani mengumumkan secara terbuka jika dirinya terkonfirmasi positif Covid-19, karena ia pasti memiliki daya tarik kuat tersendiri bagi banyak orang.

Virus ganas tersebut bisa menimpa siapa saja tanpa kecuali. Kita tidak boleh mendoakan agar penyakit tersebut atau keburukan apa saja menimpa siapa pun juga. Tidaklah patut bagi jiwa yang bersih merasa bergembira saat saudaranya merasakan derita, dan sebaliknya juga tidaklah elok merasa bersedih saat orang lain mendapatkan nikmat kegembiraan

Semoga KH. Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU, dapat melewati masa kritis yang mungkin terasa berat dirasakannya dan segera diberi kesembuhan oleh Allah ta’ala, dan semoga pandemi yang mencemaskan ini juga secepatnya berakhir. Amin ya Mujibassailin.

30 November 2020.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *