Ketua Komisi Dakwah Pimpinan Pusat Majlis Ulama’ Indonesia, KH Cholil Nafis memberikan tanggapan terkait sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Komnas Perempuan terkait persoalan larangan poligami. PSI dan Komnas Perempuan tegas menolak poligami di Indonesia.
Karena itu, Kiai Cholil Nafis membantah dengan tiga argumen.
“Pertama, yang benar itu: PSI dan Komnas Perempuan yang tak mengerti islam. Bukan sebaliknya ya bahwa poligami bukan ajaran Islam. Soal tak senang poligami silahkan tapi mengatakan tak ada dalam ajaran Islam itu jahl murakkab (bodoh paralel). Rabun iman dan tak baca hadits dan sejarah Islam,” tegas Kiai Cholil.
Sementara yang kedua, lanjut Kiai Cholil, bahwa termasuk tanda akhir zaman itu, orang bodoh memberi fatwa dan orang ruwaibidhah (gendeng) bicara masalah-masalah besar ke-Islamam dan kebangsaan. Coba deh baca Rasulullah saw. itu poligami, sahabat juga poligami ko’ Komnas Perempuan bilang tak ada dalam ajaran Islam.
“Yang ketiga, habis kata-kata saya jengkelnya kepada PSI dan Komnas Perempuan itu ko’ yo hanya cari ribut bukan menyelesaikan urusan bangsa ini. Mudah-mudahan PSI tak lolos pemilu ini dan komnas perempuan dibubarkan aja,” pungkas Kiai Cholil.
Sikap Kiai Cholil memberikan tanggapan atas pernyataan Komisioner Komnas Perempuan, Imam Nahe’i yang berpendapat bahwa ada perbedaan melarang poligami dengan melarang praktik poligami. Ada catatan di Komnas Perempuan, poligami adalah kekerasan terhadap perempuan. Praktik yang dilakukan faktanya kekerasan terhadap perempuan.
“Komnas Perempuan selalu mencatat kekerasan terhadap perempuan setiap tahun. Dari catatan Komnas Perempuan, dia mengatakan poligami atau nikah sirih itu tidak tercatat secara resmi dan rawan terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga. (Catatan) yang paling tinggi itu nikah nggak tercatat atau poligami. ini hal yang saling tumpang tindih. Poligami pasti tidak dicatatkan, jarang sekali ada perkawinan poligami yang dicatat karena banyak sekali persyaratan-persyaratannya,” tegas Imam dalam diskusi di restauran Gado-Gado Boplo Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (15/12/2018).
“Saya berkeyakinan poligami bukan ajaran Islam. Jauh sebelum Islam datang itu praktik poligami sudah dilakukan. Artinya dengan menyebut poligami ajaran Islam itu keliru. Kemudian Islam datang dan ada ayat poligami itu dalam konteks apa, memerintahkan atau mengatur,” lanjut Imam.
Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan bahwa PSI menolak praktik poligami. PSI tidak akan merestui kader, pengurus, dan anggota legislatif dari PSI mempraktikkan poligami.
“Tekad penolakan poligami juga nantinya akan dilakukan jika PSI suatu saat nanti lolos ke parlemen. Partainya akan menjadi yang pertama berjuang merevisi UU Poligami. Karena itu, PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami,” tegas Grace. (udin)