Kiai Beny Sebut Buya Syafii Maarif Sebagai Pendekar Bangsa

Kiai Beny Sebut Buya Syafii Maarif Sebagai Pendekar Bangsa

Kiai Beny Sebut Buya Syafii Maarif Sebagai Pendekar Bangsa.

Yogya, Bangkitmedia.com – Buya Syafii Maarif dikenal luas sebagai guru bangsa yang selalu bersuara lantang terkait prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara.

Karena dedikasinya untuk bangsa yang luar biasa, Buya Syafii Maarif bukan saja milik warga Muhammadiyah semata.

Buya Syafii Maarif adalah milik semua anak bangsa, karena wajahnya menyinari seluruh jiwa raga warga bangsa Indonesia.

Karena itu, saat Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat 27 Mei 2022, semua elemen bangsa menyatakan duka mendalam atas jasa-jasanya yang luar biasa.

Presiden Joko Widodo juga langsung datang memberikan penghormatan terakhir di Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

Menurut KH Beny Susanto, kaum muslimin dan seluruh warga bangsa Indonesia merasa kehilangan dengan kepulangannya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

“Tidak hanya keluarga, Ma’arif Institute dan perserikatan besar Muhammadiyah yang merasa kehilangan atas wafatnya almarhum almaghfurlah Buya Safi’i Ma’arif,” tegas Kiai Beny, 29 Mei 2022.

Pengasuh Pesantren Sunan Kalijaga Gesikan itu menegaskan, pesantrennya merasa kehilangan atas wafatnya almarhum almaghfurlah Buya Syafii Maarif sebagai pendekar Bangsa.

“Kami bersaksi bahwa Buya Syafii Maarif bukan saja guru, tetapi pendekar bangsa, yang tak pernah lelah melawan kejahatan terorisme, sparatisme dan radikalisme,” tegas Kiai Beny yang juga wakil Katib Syuriah PWNU DIY.

Baginya, Buya Syafii Maarif tak hanya menebar ilmu pengetahuan melalui bangku kuliah, sungguh jejak almarhum menyemai benih kemanusiaan, keislaman, keindonesiaan, toleransi, keadilan dan cinta kasih tidak pernah terhapuskan.

“Allah SWT sendiri berkehendak memanggilnya pada hari mulia, sayyidul ayyam, dan dishalatkan ribuan umat di Masjid Agung Keraton Yogyakarta,” tegasnya.

Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI yang terus dibela, dengan berkemajuan sampai akhir hayat akan diteruskan para tunas bangsa.

“Pemikiran, sikap dan tindakannya yang menghidupi anak-anak bangsa akan terus tumbuh, menjadi jariah yang menggembirakan dan membahagiakan,” katanya.

Menurutnya, bangsa dan negara Indonesia yakin bahwa warisan pemikiran besar para pemimpin bangsa merupakan berkah dan rahmat Allah SWT akan terus dirawat dan disyukuri.

Sependek yang diketahui, kesederhanaan dan loyalitasnya pada perserikatan dan bangsanya merupakan teladan yang amat berharga.

“Sakit tua yang menjadi wasilah ajal, almarhum tetap berobat ke PKU Muhammadiyah, bukan pergi ke luar negeri meskipun mampu dan banyak pihak yang berebut untuk membiayai ikhtiar berobat,” tegasnya.

“Bahkan, pada usianya ke-87, sebelum sakit mediang Buya Syafi’i masih menghadiri rapat redaksi Suara Muhammadiyah setiap hari Selasa dan memberikan kultum bada Dzuhur,” pungkasnya.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *