Oleh KH As’ad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015.
Sejak Pilpres 2019 tidak bertemu Kyai kharismatik, KH Dimyati Rais Kaliwungu Kendal. Kemarin sore cukup lama duduk bersama di kediaman beliau, mantu puteranya Gus Alam nikah.
Beliau Kyai yang sangat kritis. Menjelang Gus Dur dilengserkan, kesimpulan beliau terhadap langkah Gus Dur “sama atau hampir sama” dengan pendapat almarhum Pak Matori dan saya. Pak Matori bahkan pernah geram menanyakan kepada saya sebagai berikut : Kenapa alm Gus Dur yang luar biasa cerdas kok kebijakannya belakangan ini tidak mencerminkan kecerdasan tersebut?
Akhirnya saya simpulkan sendiri: Gus Dur punya logika sendiri, cara untuk keluar dari kekuasan karena anggap “tugas utamanya sudah dilaksanakan.”
Kurang sebulan sebelum jatuh, saya ditanya oleh seorang adik kandung almarhum dan juga oleh almarhum Pak Matori.
“Apakah Gus Dur akan lengser?”
Saya jawab, pertanyaannya mestinya bukan jatuh atau tidak jatuh, tetapi bagaimana Gus Dur lengser tetapi Indonesia terhindar dari konflik dan tidak ada korban jiwa alias banjir darah?
Jawaban saudara kandung Gus Dur seperti ini: “Gus Dur itu jenius, Pak As’ad. Dia tahu caranya mengakhiri kekuasaan, tidak akan ada banjir darah.”
Itulah yang terjadi. Yang jelas Gus Dur mempunyai andil yang luar biasa bagi Indonesia yang demokratis dan berpegang teguh pada moral ( hati nurani ) dalam masa pemerintahannya sekitar dua tahun. Wallahu A’lam.
27 Februari 2020.