Khutbah Jumat Tentang Sedekah: Berlimpah Berkah Karena Sedekah

Khutbah Jumat Tentang Sedekah

Khutbah Jumat Tentang Sedekah: Hidup Berlimpah Berkah Karena Sedekah

Oleh : Ustadz Bramma Aji Putra, Pengurus LTN PWNU DIY.

Bacaan Lainnya

Berikut Naskah Khutbah Jumat Tentang Sedekah:

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ فَتَحَ اَبْوَابَ الرَّحْمَةِ لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَفْضَلُ الْمَخْلُوْقِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، خَاتَمِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أوصِيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون

،قَالَ اللهُ تَعَالَى، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyirol muslimin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah….
Dalam Shahih Bukhari diceritakan ada seorang yang mengumpulkan hartanya yang banyak, untuk bersedekah secara sembunyi–sembunyi. Ia kumpulkan uang sampai ribuan dinar dalam waktu 1 tahun. Begitu terkumpul, ia pergi keluar saat malam hari dimana kondisi gelap gulita. Kemudian dilihatnya ada seorang perempuan yang sedang tidur di jalan. Ia pun berkata dalam hati: “Perempuan ini pasti orang susah”, diberikannya uang, lalu ia tutup wajahnya dan bergegas pergi supaya tidak diketahui orang lain.

Apa yang terjadi kemudian? Saat pagi hari, penduduk kampung gempar. Karena ada wanita tuna susila yang diberi sedekah oleh orang secara sembunyi-sembunyi. Pemberi sedekah tadi berkata “Masya Allah!! Ternyata aku salah memberika sedekah”, “Ya Rabb dalam setahun ini aku mengumpulkan uang untuk dapat pahala sedekah secara sembunyi – sembunyi namun ternyata uangku salah sasaran”.

Tetapi orang tersebut tidak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang hingga setahun berselang, yang jumlahnya mencapai sekian ribu dinar. Orang tersebut lantas bertekad tidak mau tertipu untuk kedua  kalinya. Dilihatnya ada pria yang sedang duduk terdiam di sebuah tempat yang gelap. “Ini pasti orang susah”, begitu katanya dalam hati. Tak menunggu lama, ia lantas memberikan sedekah yang telah ia persiapkan, dan ia segera lari. Gerangan apa yang terjadi kemudian?

Paginya, penduduk kampung menceritakan bahwa ada pencuri yang akan mencuri, namun malah justru mendapat uang sedekah dalam jumlah yang besar. Orang yang bersedekah itu lantas berkata: “Ya Allah.. 2 tahun aku bekerja khusus untuk memberi sedekah orang yang susah dengan sembunyi – sembunyi. Tetapi mengapa selalu salah sasaran Ya Rabb..” Dan, orang yang gemar sedekah itu pun belum putus asa.

Ia kumpulkan lagi hingga 1 tahun lamanya. Ia bermunajat kepada Allah: “Ya Rabb ini yang terakhir, kalau sekiranya salah lagi, sungguh aku sudah  tidak mampu lagi Ya Rabb”..Kemudian ia berjalan keluar mencari orang yang tepat diberi sedekah. Dilihatnya ada orangtua tengah malam berjalan sendiri dengan tongkatnya tertatih–tatih. Berkatalah ia dalam hati: “Ini pasti orang yang berhak mendapatkan sedekahku, berjalan dengan tongkat di waktu tengah malam, ia pasti orang susah”. Tanpa pikir panjang lagi, ia lempar uang sedekah seraya berkata “ini untukmu” dan ia pun pergi.

Pagi harinya penduduk kampung gempar lagi, mereka berkata bahwa “Orang yang paling kaya dan kikir di daerah ini, semalam mendapat uang sedekah sembunyi – sembunyi. Si pemberi sedekah itu pun berkata: “Ya Rabb yang pertama wanita tuna susila, yang kedua pencuri, yang ketiga orang paling kaya dan kikir di kampungnya. Ya Rabb apa arti dari perbuatanku ini?”.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah…

Orang yang gemar bersedekah itu pun terdiam. Setelah 20 tahun berselang, Allah SWT sampaikan kabar padanya bahwa ada dua orang ulama besar kakak beradik. Muridnya puluhan ribu dan ia termasuk rajin mendatangi majelis ulama kakak-beradik itu. Ini ulama kakak beradik, dua – duanya orang yang sangat luar biasa ilmunya luas, pengikutnya puluhan ribu, Subhanallah, siapakah ayahnya?” Ia berkata. Penduduk kampong pun menjawab, ternyata kakak-beradik itu adalah anak dari perempuan yang dulu pernah mendapat sedekah di tengah malam. Ibunya melakukan pekerjaan hina itu untuk menafkahi anaknya, dan berkat sedekah yang ia terima, perempuan tadi lantas taubat kemudian ia sekolahkan kedua anaknya dengan harta sedekah itu.

Allah jadikan dengan harta itu kedua anaknya menjadi orang baik dan ulama besar serta pahalanya kembali padanya. Airmatanya mengalir, karena ternyata yang ia sedekahkan 20 tahun yang lalu, Allah menjadikannya berlipat ganda hingga muncul 2 orang ulama sholih dengan puluhan ribu orang beribadah mengikuti ilmunya dan pahalanya untuk dia.

Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali yang shalih wafat. Masya Allah ratusan ribu yang mengantar jenazahnya. Siapa orang itu? Kata penduduk, orang itu dulu pencuri, saat ia sedang mencuri ia berdoa kepada Allah “Ya Rabb beri aku keluhuran kalau aku dapat rizqi malam ini aku akan bertaubat”. Kemudian ada yang melemparinya uang lantas ia bertaubat, dan ia bersedekah, ia lantas beribadah dan ia tidak keluar dari tempat ibadahnya hingga Allah menjadikannya orang yang shalih. Kemudian orang yang bersedekah terharu atas dua kabar itu.

Ia berdoa “Ya Rabb tinggal yang ketiga, bagaimana dengan orangtua yang paling kaya dan kikir di kampung kami”. Ternyata orang tersebut telah wafat dan ia pindah ke tempat lain. Semasa hidup, ia berwasiat mengirimkan seluruh hartanya untuk membangun Baitul Maal bagi para anak yatim yang sampai sekarang hartanya masih makmur. Karena orang kaya nan kikir itu malu, sebab tengah malam ada yang memberinya sedekah. Dia berkata “ini orang sedekah padaku, sementara aku tidak pernah bersedekah. Mulai saat ini aku nafkahkan seluruh hartaku dan harta sedekah ini untuk baitul maal. Harta di Baitul maal terus berlipat ganda hingga 20 tahun tidak berhenti. Ini pelipatgandaan di dunia dan pahalanya di hari kiamat dinaungi oleh Allah SWT. Insya Allah….

Sidang Jum’ah rahimakumullah….

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir tumbuh seratus biji. Allah (terus-menerus) melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]: 261)

Ayat ini mengingatkan kepada kita agar tidak terasa berat membantu, karena apa yang dinafkahkan akan tumbuh berkembang dengan berlipat ganda. Dengan perumpaan yang mengagumkan itu, sebagaimana dipahami dari kata matsal, ayat ini mendorong manusia untuk berinfak. Kalau tanah yang diciptakan Allah, untuk menanam, lalu menumbuhkan buah sebanyak itu, apakah kita, manusia, masih ragu menanamkan harta di jalan Allah? Apakah keyakinan kita kepada tanah, melebihi keyakinan kita kepada Pencipta tanah? Bahkan Allah sangat mampu memberi sebanyak mungkin. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk dapat memberikan shodaqoh kepada saudara-saudara kita. Amin… amin ya rabbal alamin.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ  خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبرِ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Demikian Naskah Khutbah Jumat Tentang Sedekah. Semoga Khutbah Jumat Tentang Sedekah ini bisa dijadikan rujukan yang baik untuk sahabat sekalian.

Baca juga khutbah dengan tema lainnya. Baca di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *