Khutbah Jumat Tentang Munafik: Mewaspadai Bahaya Kaum Munafik
Oleh: KH. Abdul Kholiq Syifa, Rais Syuriah PCNU Bantul. Berikut naskah Khutbah Jumat Tentang Munafik: Mewaspadai Bahaya Kaum Munafik. Selamat membaca:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ للهِ اْلمُحِيْطِ عِلْمُهُ بِالظَوَاهِرِ ومَا تُكِنُّهُ بِالّضَمَائِرِ يَعْلَمُ السِرِّ وَأَخْفَى أشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الخَالِقُ الْبَارِئُ المُصَوِّرُ لَهُ الأَسْمَاءُ الحُسْنى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْله النَّبِي الْمُصْطَفَى الدَاعِي إلَى الْبِرِّ وَالْهُدَى اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِه وأًصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْجَزاء الأَوْفَى. أمَّا بَعْدُ. أيها الحَاضِرُون َ أُوْصِيكُم وَنَفَْسي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فاتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقاتِهِ واحْذَرُوا أسْبَابَ سُخْطِهِ وَانْتِقأمِهِ، فَاجْتَهِجدُوا فِي إخْلاَصِ أعْمَالِكُم للهِ وَتَحرَوْا الصِدْقَ فِي أقْوَالِكُم . قال الله تعالى : قُل هَلْ أنَبِّئُكمْ بالأخْسَريْن أعْمَالاً الذين ضَلَّ سَعْيُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُنْيا وَهُمْ يَحْسَبُوْن صُنْعاً
Bapak-bapak, jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan demikian, mudah-mudahan kita semua sebagai manusia akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Dalam realitas sehari-hari sering kita jumpai orang begitu mudah mengucapkan perkataan yang ia sendiri dalam hati mengingkarinya, di tempat lain ia berkata seruju tapi di tempat lain pula ia berkata tidak begitu, atau pada suatu waktu ia berjanji, namun pada waktu yang lain ia mengingkarinya. Dan biasanya hal itu dilakukannya untuk satu kepentingan yang hendak dicapai.
Karakter seperti itu kerap kali dapat kita saksikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bahkan kemudian ada yang saling tuding satu dengan yang lainnya dengan dalih memberi predikat sebagai orang munafik. Begitu mudahnya predikat tersebut dilabelkan pada sesorang yang kemudian tidak jarang menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.
Selanjutnya dalam sebuah hadits riwayat Abdullah bin Amru, Rasulullah SAW bersabda:
أيةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذاَ حَدَثَ كَذَبَ وَإذَا وَعَدَ احَلفَ وَإذاَ وَإذَا ؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mngingkari, jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR Bukhori)
Dalam HR Muslim ada penambahan kata: “walaupun ia puasa, shalat dan mengaku sebagai muslim”.
Menurut para ulama, penipuan, makar, pengelabuhan dengan menampakkan kebaikan dan menyembunyikan kejahatan, termasuk dalam kategori nifak, dan pelakunya disebut munafik.
Ibu Rajab al-Hanbali dalam Jamiul Ulum wal Hikam, membagi nifak menjadi dua macam:
Pertama, Nifak besar (akbar) yang biasa dikenal dengan nifaq i’tiqadi. Pelakunya berkamuflase mengaku beriman kepada Alllah SWT, para Malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul dan hari akhir. Namun dibalik itu semua, ia mendustakan semua atau sebagiannya. Firman Allah SWT:
وَمِنْ الّنَاسِ مَنْ يَقُوْلُ آمَنّاَ بالله ِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
“Dan diantara manusia ada yang berkata: aku beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka sesungguhnya tak beriman.”
Nifak seperti ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW dahulu. Saat itu, Abdullah bin Ubay menjadi panutan kaum munafikin. Ia menyebarkan isu bahwa terjadi perselingkuhan antara Ummul Mukminin, Aisyah RA dengan Shafwan bin Mu’athal.
Kedua, adalah nifak kecil (ashgar) yang bersifat amaly. Biasanya si pelaku bersikap hipokrit (munafik), dengan menampakan kebaikan yang sejatinya tidak demikian,
Sebagian ciri-ciri nifak jenis ini adalah bohong (dusta), ingkar janji, dan khianat.
Sudah jamak diketahui bahwa dusta dalam berbicara adalah sifat yang sangat tidak terpuji. Apalagi kalau dusta itu dilakukan terhadap orang yang yakin dan percaya akan kejujuran si pembicara.
Dalam kitab al-Musnad tersebut sebuah hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa: “sebuah pengkhianatan yang besar jika kamu berbicara dengan saudaramu dan ia percaya kepadamu (bahwa kamu tidak berdutsa) sedangkan kamu berdusta kepadanya.”
Sedangkan ingkar janji adalah perkara yang dilarang keras dalam Islam, baik dalam urusan besar maupun remeh.
Abdullah bin Amr pernah bercerita: “suatu saat, Rasulullah Muhammad SAW berkunjung ke rumah kami. Letika itu aku masih kecil, tatkala hendak keluar rumah untuk bermain, ibuku memanggilku, Abdullah sini ibu punya sesuatu untukmu.”
Maka Rasulullah bertanya: “apa yang kamu berikan kepada anakmu?”. “akan aku berikan kurma,” jawab ibuku. Rasulullah berkata: “seandainya kamu tidak member apa-apa kepada anakmu, maka kamu dicatat telah berbuat dusta.” (HR Abu Daud).
Mengenai amanah, ia menjawab perwujudan kepercayaan orang kepada yang diberi amanah. Sangat tidak wajar jika oaring yang menitipkan barangnya kepada pengkhianat. Selayaknya seorang muslim membalas kepercayaan saudaranya dangan menjaga amanah yang dibebankan kepadanya.
Menjaga diri dari tiga sifat di atas sangatlah perlu. Jika tiga sifat itu bersemayam dalam diri seseorang dan tidak segera diobati, maka pada gilirannya nanti akan menggiring pada nifaq akbar yang ancamannya tidak ada lain selain api neraka.
Keadaan tersebut tentunya sangat tidak menguntungkan dalam kelangsungan hidup masyarakat dan negara, apalagi jika sosok pribadi seperti itu memiliki kedudukan dan pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya hal itu akan lebih berbahaya lagi dan perlu disikapi dengan cara yang benar. Sehingga, akibat dari kemunafikan itu dapat dihindari dan diantisipasi sebelumnya. Bahkan yang lebih pebting kemudian adalah mengupayakan agar karakter tersebut tidak muncul dan berkembang di masyarakat.
Terlebih Allah SWT secara tegas memberi peringatan keras kepada orang munafik:
إن الْمُنَافِقِيْنَ فيِ الدرْكِ الأسفلِ مِنَ الّنارِ
“sesungguhnya orang-orang munafik itu akan ditempatkan di tingkatan paling bawah di neraka.”
Keberadaan orang munafik sangat membahayakan dalam kehidupan, mereka senantiasa terus ada dalam setiap tempat dan zaman sapanjang kehidupan umat manusia. Cahaya yang ditimbulkan olehnya meliputi seluruh aspek kehidupan baik secara individu maupun secara masyarakat menyangkut permasalahan kehidupan beragama dan bernegara. Kemunafikan merupakan virus yang dapat menyebar dan merusak kehidupan.
Mudah-mudahan Allah SWT menyelamatkan diri kita semua dari sifat-sifat munafik.
جَعَلَناَ الله ُ وَإيَّاكُمْ منَ الْفَائِزِيْنَ الآمَنِيْنَ وَأَدْخَلَنَاَ وَإيَّاكُم ْ فِيْ زُمْرَةِ الصَالِحِينَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الّراحِمِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Demikian naskah Khutbah Jumat Tentang Munafik: Mewaspadai Bahaya Kaum Munafik. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan rujukan yang relefan dengan kebutuhan sahabat sekalian. Amin
Baca juga khutbah dengan tema lainnya. Baca di sini