KH Hanif Muslih Mranggen: Nabi Tak Pernah Mati

KH Hanif Muslih Mranggen: Nabi Tak Pernah Mati

KH Hanif Muslih Mranggen: Nabi Tak Pernah Mati

Oleh KH Muhammad Hanif Muslih, Pengasuh Pesantren Futuhiyah Mranggen Demak.

Allah bersabda:

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَ [2 \ 154]

“Dan janganlah kalian berkata kepada orang yang dibunuh dalam, menegakkan agama Allah (orang yang mati syahid) itu mati, akan tetapi mereka hidup, dan kalian tidak merasakannya” QS. Al-Baqarah (2) : 154.

وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْواتاً بَلْ أَحْياءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ [3/169]

“Dan jangan kamu mengira orang-orang yang dibunuh dalam, menegakkan agama Allah (orang yang mati syahid) itu mati, akan tetapi mereka hidup disisi Tuhan mereka dan mendapatkan rizqi” QS Ali Imron (3) : 169.

عن أوس بن أوس قال: قال النبي صلَّى الله عليه وسلم : “إنَّ من أفضَلِ أيامِكُم يومَ الجُمُعة فأكْثِرُوا علي مِن الصلاة فيه، فإن صلاتكم معروضةٌ عليَّ” قال: فقالوا: يا رسولَ الله، وكيف تُعرَضُ صلاتُنا عليك، وقد أرَمْتَ؟ قال: يقولون بَليتَ، قال: “إن الله حرَّم على الأرضِ أجْسادَ الأنبياء”

“Nabi SAW. bersabda : Sesungguhnya lebih utamanya hari-hari kalian adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca sholawat kepadaku didalam hari itu, karena bacaan sholawat kalian ditunjukkan/diperlihatkan kepadaku, Sahabat bertanya : Ya Rasulallah bagaimana bacaan sholawatkita ditunjukkan/diperlihatkan kepadamu? Sementara engkau telah wafat atau rusak?, Nabi menjawab : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas bumi untuk merusak/menghancurkan jasad para Nabi” HR. Imam Abu Dawud : 1047, Imam Nasa’ie : 1374, Ibnu Majah : 1085, Imam Hakim : 1/278 dan Ibnu Majah : 1733.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : الأَنْبِيَاءُ أَحْيَاءٌ فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ

“Bersabda Rasulullah saw. : Para Nabi itu hidup dikuburnya, dan mereka senantiasa melakukan sholat” HR. Imam Bazzar (Musnad) : 256, Imam Abu Ya’la Al-Mousholy : 3425, dan Ibnu Ady (Al-Kami) : 2/90.

Melihat kedua ayat diatas menunjukkan, bahwa para pejuang islam; orang-orang yang mati syahid itu hidup, tidak mati.

Sementara hadits pertama menunjukkan bahwa, para Nabi itu jasadnya utuh, tidak termakan oleh keganasan bumi, utuh seperti apa hadits berikutnya menunjukkan bahwa mereka itu hidup. Jadi arti utuh itu adalah hidup
Kalau para syuhada tidak mati, dan tetap hidup apalagi para Nabi Sholawatullohi wa Salamuhu Alaihim, mereka tentu lebih utama daripada para syuhada, terlebih lagi junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw.

Apalagi terkhusus Nabi Muhammad saw. sendiri menegaskan, bahwa setiap ada seseorang yang memberikan salam kepadanya kecuali Allah mengembalikan ruhnya kepada, sehingga dia menjawab salam sebagaimana hadits berikut:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ [رواه أبو داود الطبراني]

“Bersabda Rasulullah saw. : Tidak seorang muslim yang membrikan salam kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku (ke jasadku) sehingga aku menjawab salam kepadanya” HR. Imam Abu Dawud (2041), Baihaqy (178) dan Thobrony (Al-Mu’jam Al-Kabier : 716).

Sebagaimana diketahui orang yang ziarah kepada Nabi setiap saat tidak pernah berhenti, sekalipun masjid Nabawy setiap jam 10 malam atau lebih, pintu ditutup rapat-rapat, tapi orang ziarah tidak pernah berhenti, belum lagi mereka yang melakukan ibadah sholat, mereka pasti memberikan salam kepada Nabi Besar Muhammad saw., sebagaimana hadits berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ كُنَّا إِذَا جَلَسْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الصَّلاَةِ قُلْنَا السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ قَبْلَ عِبَادِهِ السَّلاَمُ عَلَى فُلاَنٍ وَفُلاَنٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَقُولُوا السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلاَمُ وَلَكِنْ إِذَا جَلَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمْ ذَلِكَ أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ صَالِحٍ فِى السَّمَاءِ وَالأَرْضِ – أَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ – أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ثُمَّ لْيَتَخَيَّرْ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو بِهِ ».

“Abdullah bin Mas’uid berkata : Kita duduk bersama Rasulullah saw. dalam sebuah sholat, kita mengucap Assalamu Ala Allah, sebelum kata Ibadihi : Assalamu Ala Fulan dan Fulan, Rasulullah saw. bersabda : Jangan kalian mengucap As-Salamu ala Allah, karena Allah dzat yang menyelamatkan, tetap jika salah satu kalian duduk, maka bacalah : At-Tahiyyatu Lillah Wa-s Sholawatu wa-t Thoyyibatu, As-Salu Alaika Ayyuha-n Nabiyyu wa Rahmatullahi wa Barokatuh, As-Salamu Alaina wa Ala Ibadillahi As-Sholihin, Jika kalian membaca itu maka telah mengenai setiap hamba yng sholeh di langit dan bumi, atau antara langit dan bumi, Asyhadu An Laailaha Illah wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluh, terus hendaklah memilih dari do’a yang mengagumkannya, maka berdo’alah dengan do’a itu”

Dari sini jelas Rasulullah setiap detik Ruhnya dikembalikan kepada jasadnya, agar menjawab salam para pemberi salam, dengan kata lain Rasulullah ruhnya senantiasa bersemayam dalam jasadnya, artinya Rasulullah itu senantiasa hidup, sepanjang masa, dengan kata lain :

Rasulullah tidak pernah mati, Nabi tak pernah mati!!!

Wallahu A’lam Bi-s Showab

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Мы предлагаем прокат автобусов и микроавтобусов с водителем большим организациям, малым и средним предприятиям, а также физическим лицам.
    Междугородние перевозки автобусом
    Обеспечиваем комфортную и абсолютно безопасную доставку небольших и больших групп, предоставляя транспортные услуги на свадебные мероприятия, корпоративные праздники, туристические поездки и другие мероприятия в регионе Челябинска.