Berita, BANGKITMEDIA.COM
JOMBANG-Sabtu (29/12/2018), Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA bersama keluarga sowan ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Kang Said, sapaan akrab Kiai Said ziarah ke komplek makam Pondok Pesantren Tebuireng terlebih dahulu lalu dilanjut sowan kepada Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Sholahudin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah.
“KH Said Aqil dan Gus Sholah bersama istri beliau masing-masing bercengkrama di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (29/12). Penutup akhir tahun yang sangat menyejukkan. Semoga berkahnya melimpah untuk bangsa, negara dan agama. Aamiin,” ungkap Ketua PBNU Robikin Emhas.
Putra Gus Sholah, Gus Ipang Wahid, melalui akun Facebooknya, mengaku senang atas bertemunya dua tokoh NU tersebut.
“Senang melihat foto ini. Silaturahim Kyai Said Aqil ke Gus Sholah di penghujung tahun. Semoga barokah dan membawa manfaat,” tulis Gus Ipang di akun Facebook Ipang Wahid.
Sementara itu, Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang Zudi Setiawan yang kebetulan bertemu dengan rombongan Kang Said di kompleks makam Pesantren Tebuireng, menceritakan pengalamannya.
“Perjalanan dari Semarang menuju Jombang terasa lancar dan tenang. Kami melintas di atas jalan tol yang tak putus-putus, sambil sesekali mampir di Rest Area. Pemandangan indah tampak di kanan kiri jalan, ada gunung dan bukit yang hijau, ada pula hamparan sawah yang juga hijau. Kurang dari lima jam kami sudah sampai di kompleks Pesarean dan Pesantren Tebuireng Jombang. Makam KH Abdurrahman Wahid, KH Wahid Hasyim, dan KH Hasyim Asy’ari tampak teduh,” ujar Zudi Setiawan.
Dengan langkah kaki yang mantap, lanjut Zudi, terlihat sosok seorang tokoh berjalan di depan rombongan kami.
“Beliau adalah Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA Ketua Umum PBNU. Kami pun mendekat dan salim dengan beliau,” cerita Zudi.
Zudi lalu menggambarkan suasana makam Pesantren Tebuireng saat kedatangan rombongan Kang Said.
“Lantunan doa terus memenuhi pesarean seakan tak pernah berhenti. Rombongan demi rombongan datang dan pulang silih berganti. Ada suasana istimewa di tempat ini yang terasa di hati. Rasa yang bisa memunculkan kerinduan pada lain waktu. Alfatihah,” tutup Zudi. (Rokhim)