Ketua Pemuda Muhammadiyah DIY : Waspadai Tumbuhnya Kelompok Muslim Tanpa Masjid!   

Kang Iwan Muhammadiyah

BERITA NU, BANGKITMEDIA.COM

BANTUL – Diantara penyebab munculnya paham radikal adalah ketika seseorang berguru dengan cara yang salah. Mereka berguru lewat buku-buku, media sosial, google, atau berguru kepada ustad-ustad yang tidak jelas keilmuannya.

Demikian dijelaskan oleh Iwan Setiawan, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah DIY dalam Dialog Kebangsaan “Kaum Muda Menjawab Tantangan Radikalisme”, di Masjid Az-Zahrotun, Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Selasa (6/6).

Bacaan Lainnya

“Saya ingat salah satu buku Kuntowijoyo yang berjudul Muslim Tanpa Masjid. Dalam buku itu dijelaskan, bahwa ada segelintir kelompok yang mengambil ilmu agama hanya dari buku-buku, bukan dari ulama yang jelas. Mereka ini kelompok-kelompok kecil di luar NU dan Muhammadiyah. Karena sumber rujukan agamanya ndak jelas, maka mudah terjerumus radikalisme. Ini yang perlu diwaspadai,” tutur Iwan Setiawan.

Kang Iwan, sapaan akrabnya, juga menegaskan kalau belajar agama di Muhammadiyah jelas rujukannya, yakni ulama-ulama di Majlis Tarjih. Begitu juga di NU, ulama-ulama mereka memiliki sanad ilmu yang jelas. Maka, di NU maupun Muhammadiyah tidak diajarkan paham keislaman yang mengarah kepada radikalisme.

“NU dan Muhammadiyah itu gerakan Islam moderat, Islam wasathiyyah. Tidak condong ke kanan, tidak juga condong ke kiri. Kita jadikan Islam benar-benar sebagai rahmatan lil ‘alamin,” lanjutnya.

Sebagai gerakan Islam moderat, NU dan Muhammadiyah senantiasa bersama-sama mengawal kemajuan bangsa. Jika NU dan Muhammadiyah terus bersatu, niscaya Indonesia akan aman dan sejahtera.

“NU dan Muhammadiyah soal kultural saya kira sudah selesai. Tetapi kalau terkait politik, kadang kok saling bergesekan. Bahkan kadang sampai membuat hadirnya hoax-hoax di media sosial. Hal ini yang saya kira perlu kita sikapi dengan bijak,” pungkas Iwan. (An)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *