Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYAKARTA – “Pembangunan RSNU Kulonprogo merupakan mimpi lama yang akan segera terwujud. Sejak tahun 1998 masyarakat Kulonprogo menginginkan untuk memiliki rumah sakit,” tegas Barir, ketua LKNU DIY pada rapat kunjungan dari segenap pengurus inti Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo, Kamis (12/07) di gedung PWNNU DIY.
Barir mengisahkan sejak tahun 1998, masyarakat Kulonprogo berinisiatif untuk mewujudkannya setahap demi setahap melalui pengerahan sebagian hasil pertanian mereka untuk dibelikan tanah wakaf.
“Dalam kurun waktu sekitar enam bulan sudah terkumpul kurang lebih 3.500 m2 tanah wakaf untuk lahan rumah sakit. Kemudian pada tahun 2017, tepatnya pada periode kepengurusan LKNU DIY di bawah kepemimpinan saya ini, mengadakan kerjasama dengan investor yang ada di Jakarta. Akhirnya salah satu BUMN bisa diajak kerjasama dengan NU,” kisah Barir.
Kemudian Barir mencari dukungan dari PBNU supaya memiliki suatu komando dan penjamin. Setelah jangka satu tahun, akhirnya disetujui dan dibuatkanlah PT.RSNU pada bulan Juni 2018. Hal ini memberikan peluang bagi masing-masing PCNU untuk bisa mendirikan rumah sakit. “Saya ingin kurang lebih ada 1000 rumah sakit di Indonesia ini.” Ungkap Barir.
Saat ini sedang dibuatkan legitimasi PT.RSNU Kulonprogo yang kemudian akan dikucuri saham dari PT.RSNU. Pada bulan April 2018 telah terlaksana peresmian peletakan batu pertama RSNU Kulonprogo yang dihadiri oleh menteri PJT, ketua umum PBNU, direktur Wika serta gubernur DIY.
Barir kembali menegaskan bahwa proyek pembangunan rumah sakit NU ini akan menyediakan fasilitas tempat tidur sebanyak 200 buah di tahap pertama (2018-2019), dan ditambah 100 tempat tidur di tahap kedua (dua tahun kemudian). Luas lahan yang diperlukan sebesar 9.600 m2 dengan 4 lantai (batas maksimal bangunan dekat bandara). Sementara luas tanahnya 7.000 m2 dengan kapasitas parkir 100 mobil dan 150 sepeda motor di tahap pertama.
“Kemudian di tahap kedua akan menambah kapasitas parkir sebanyak 80 mobil dan 100 motor, serta luas bangunan akan ditambah 800 meter lagi. Pembangunan RSNU Kulonprogo ini menghabiskan dana yang cukup banyak, dengan rincian sebagai berikut : lahan sebesar 6 milyar, fisik bangunan sebesar 68 milyar, dan alat kesehatan 52 milyar. Sehingga total investasi yang dibutuhkan untuk tahap pertama kurang lebih sebesar 127 milyar dan 45,8 milyar untuk tahap kedua,” lanjutnya.
“Proses pembangunan di tahap pertama ini rencananya akan berbarengan dengan selesainya pembangunan bandara sehingga diharapkan setelah bapak presiden meresmikan bandara, kemudian dilanjut meresmikan rumah sakit NU,” ungkap Barir.
“Kulonprogo memiliki aset yang banyak. Terlebih karena lokasinya yang strategis, dekat dengan bandara internasional yang sedang dibangun.” ungkap Zuhdi. Ditambah lagi, akan dibangunnya jalur transpotasi lingkar selatan, mulai dari Ujungkulon, Pangandaran, Cilacap, menyusuri pantai selatan hingga Pacitan, kemudian Malang selatan sampai ke Banyuwangi. Akses jalan ini menjadikan lokasi rumah sakit mudak dijangkau oleh masyarakat. Adapun tingkat kebisingan pesawat sudah diukur oleh konsultan profesional sehingga tidak diragukan lagi tingkat kenyamanannya bagi para pasien.
Barir juga menegaskan bahwa kegiatan dan program PW-LKNU-DIY terdiri dari delapan program, yaitu : (1) Pembangunan rumah sakit Nahdlatul Ulama (RSNU), (2) Pembangunan Klinik NU, (3) Pengadaan website dan media sosial, (4) Mengadakan roadshow, fundraising, dan training, (5) Pengajian bulanan MITRA, (6) Penyaluran tenaga medis, (7) Pengadaan ambulan, dan (8) Penyuluhan kesehatan. Adapun di luar program yang telah disebutkan tadi, LKNU DIY telah mengadakan beberapa progam lainnya, di antaranya mengadakan sunatan massal dan kerjasama klinik dengan pesantren. (fadlan)