Kita punya punya slogan bela agama, bangsa dan NKRI. Dengan slogan inilah kita selalu siap menjadi garda depan yang menyangkut mengancam NKRI.
Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
PIYUNGAN- Kader Ansor-Banser harus cerdas dalam memanfaatkan media sosia. Jangan sampai Ansor-Banser dimainkan dan diprovokasi pihak lain dengan berbagai propaganda negatif yang tersebar di media sosial. Kader militan yang cerdas bermedia sosial sangat penting untuk memajukan Ansor-Banser di masa depan.
Demikian ditegaskan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor Piyungan Bantul, Helmy Zulfikar Ulya di tengah-tengah acara Diklat Terpadu Dasar (DTD), di Piyungan Bantul (09/11).
“Membangun militansi kader yang siap membela agama bangsa dan negara salah satu tema yang diusung oleh Pimpinan Cabang GP Ansor Bantul dalam melakukan kaderisasi, termasuk juga di Piyungan ini,” tegas Helmy.
Helmy Zulfikar Ulya mencaritakan bahwa kegiatan DTD ini adalah kegiatan pengkaderan yang diselenggarakan oleh pemuda Ansor. Acara diselenggarakan selama tiga hari, mulai tertanggal 9 November hingga 11 November 2018.
Helmy, sapaan akrabnya, juga menegaskan bahwa DTD ini salah satu media untuk menjaring pemuda nahdiyyin yang ingin bergabung menjadi anggota pemuda. DTD adalah salah satu syarat yang harus diikuti. Saat ditemui di lokasi pengkaderan, di SMP Pembangunan Piyungan menyampaikan antusiasme peserta, bahkan semakin bertambah dari sebelumnya.
“Ini angkatan yang ke-6,” tegasnya.
DTD yang ke-6 diselenggarakan setiap dua bulan sampai empat bulan sekali. Dijalankan beberapa tempat yang berbeda, secara bergilir. DTD ke-6 diikuti oleh 89 peserta dan diikuti beberapa kecamatan seperti kecamatan Imogiri, Pandak, Pleret, Banguntapan, Sleman, Bantul kota, Sewon, sampai dengan Depok Sleman. Helmy menegaskan antusiasme peserta ini imbas dari pembakaran benda yang justru berdampak positif pada antusiasme dan keinginan untuk menjadi anggota Banser.
Tujuan Diklat Terpadu Dasar
Tujuan utama kaderisasi DTD menurut Helmy ini sebenarnya hanya istilah untuk meresmikan pemuda Ansor. Di sela-sela kesibukannya mengurus kegiatan, dia pun menceritakan bahwa DTD ini syarat calon peserta Ansor gabung menjadi Ansor. Jadi, peserta yang belum pernah mengikuti diklat DTD maka belum disebut sebagai anggota Ansor.
Selama tiga hari berturut-turut, kegiatan ini memiliki jadwal yang padat. Sebagai inti, materi diisi dengan pengkaderan, diberi materi aswaja, ke-NU-an, Ba’i at Ansor. Di hari terakhir, materi akan diberi materi tentang ke-banser-an dan ba’i at Banser.
Helmy yang juga sebagai ketua PAC GP Ansor Piyungan menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki kekhasan berbeda, dibandingkan sebelum-sebelumnya. Khususnya khas di materi. Jadi ada dua bentuk materi, yaitu materi wajib dan tambahan, dan materi tambahan disesuaikan dengan kondisi PAC-nya masing-masing.
“Untuk DTD kali ini tentang literasi media sosial, later belakangnya berawal dari keprihatinan terhadap derasnya berita hoax di media sosial” tegasnya. Helmy pun menyampaikan bahwa konsepnya ingin mengedukasi Ansor menjadi pengguna medsos yang arif, bijak dan tabayun dengan segala bentuk berita yang muncul. Lebih menekankan pada cara menyikapi berita negatif yang sekarang ini luar biasaya dasyat di media sosial.
Peranan Penting Banser
Bagi orang awam mungkin DTD tidak penting dan Banser bukan sesuatu yang penting. Ketika ditanya peran dan pentingnya banser, Helmy pun memaparkan bahwa Banser sebagai Barisan Ansor Serba Guna. “Artinya Banser itu memiliki peran multi guna, tentunya untuk hal yang sifatnya positif,” imbuhnya.
Hemy pun juga menceritakan bahwa tugas banser itu lebih luas, tidak hanya berperan sebagai penyebrang jalan anak sekolah, namun lebih dari itu. Ia pun mencontohkan banyak teman-teman Banser yang siap tanggap dalam segala hal. Misalnya ketika terjadi bencana, Banser selalu ikut serta dan cepat tanggap.
Helmy pun menegaskan bahwa tugas Banser sesuai dengan komitmen mereka, yaitu sebagai garda terdepan di NU.
“Kita membentengi jam’iyah dari serangan yang tidak baik. Kita punya punya slogan bela agama, bangsa dan NKRI. Dengan slogan inilah kita selalu siap menjadi garda depan yang menyangkut mengancam NKRI,” ceritanya.
Di akhir wawancara, Helmy pun berharap kepada peserta DTD selesai acara mereka bisa menerapkan ilmu dari diklat. Karena lewat merekalah sebagai penggerak untuk lingkungan sekitar yang arus informasi hoax begitu kencang. Secara personal, Helmy berharap kepada pemuda nahdiyyin untuk masuk ke organisasi Ansor, IPNU atau Fatayat.
“Karena ketika hanya berjamaah tapi tidak terorganisir mudah di hancurkan, sebaliknya ketika berorganisasi maka siapapun yang menghalangi dan lawan itu akan kuat. saya menghimbau pemuda pemudi nahdiyin ayolah belajar berorganisasi belajar di sana kita niatkan untuk ibadah. Masuk di NU dan banom2nya itu selama kegiatan jika diniatkan ibadah juga baik.” Pungkasnya. (Elisa)