Video ini mungkin tidak begitu istimewa bagi orang lain apalagi memang orang yang tidak menyukai. Video ini bukan berisi ceramah ataupun taushiyah, tapi video ini hanya sebuah candaan ringan Gus Muwaffiq sahaja bersama para Masyayikh PPRU.
Iya, saya katakan tidak istimewa bagi yang lain namun bagi saya pribadi sangat istimewa kerana tokoh sebeken dan sekeren Gus Muwaffiq sahaja bermurah hati mau melakukan kunjungan silaturrahmi memperkuat hubungan tali ukhuwah islamiyah assunniyah annahdliyyah di pondok pesantren Raudlatul Ulum Sumber Wringin Sukowono Jember, pesantren yang pernah saya numpang tidur dan makan di pondok sana. Beliau selain bersilaturrahmi juga berziaroh ke maqbaroh para Masyayikh Pendiri dan Pengasuh PPRU.
Terlihat jelas suasana akrab dan hangat beliau dengan para pengasuh PPRU seperti KH. Misbah Umar dan Gus Haji Izzat Khatib Umar.
Saya yaqin haqqul yaqin bukan hanya sekedar husnuzzhan sahaja kepada beliau bahwa beliau pasti akan percaya dan yaqin atas kejadian-kejadian istimewa lahirnya Sang Baginda Rasul hanya saja kadang sikap kita yang over kritis lalu terburu-buru memberikan respon kesimpulan dan menganggap beliau telah melecehkan dan merendahkan martabat Baginda Nabi hanya dengan modal video ceramah beliau yang sudah dicut menjadi 30 detik dari menit ke 6:30 hingga 7:05 dan mengenyampingkan ratusan detik sisanya.
Begitupula tentang hak asuh Baginda kita semua juga tahu bahwa Baginda Rasul adalah Basyarun Laa Kalbasyari, akan tetapi dari sisi kemanusian beliau diasuh dengan asuhan dan perlakuan yang sama seperti mana anak-anak bangsa Arab pada umumnya. Dimana-mana di dunia ini dari ujung barat hingga timur yang namanya Embah atau Kakek pasti melakukan sesuatu yang luar biasa kepada cucunya, luar biasa dalam hal kasih sayang.
Jika anda pernah nonton sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” anda akan faham kenapa Mandra begitu cemburunya kepada Rano Karno atas perlakuan yang lebih istimewa dari Pak Tile dibanding kepada Mandra. Itu hanya sedikit gambaran atas kasih sayang seorang kakek kepada cucunya. Sebagian mungkin ya sebagian memahami kata-kata Gus Muwaffiq “Kanjeng Nabi tidak keurus diasuh kakeknya” itu sebagian memahaminya dengan secara konotasi negatif dengan mengibaratkan bahwa yang tidak keurus berati ada semacam ketidaktanggungjawaban dari seorang kakek sebagai pengasuh kepada cucunya.
Menurut saya sih tidak begitu, ini menurut saya lho yaaa. Tidak keurus bukan berarti ditelantarkan begitu sahaja, akan tetapi lebih tepatnya sebuah rasa kasih sayang yang begitu besar sehingga yang lain seakan tak terurus demi rasa sayang cucu tercinta.
Aaah sudahlah… saya tidak mau ikut terlalu larut dalam membahas dan berdebat masalah ini. Toh buaaaaanyak video-video Gus Muwaffiq yang sarat akan hikmah dan pemaparan sejarah yang manfaat dan faidahnya begitu besar untuk kita ambil bahan pelajaran dan renungan.
Hadirnya beliau ke Pesantren yang pernah saya jadikan tempat tidur dan makan dan hadirnya beliau di Sumenep Madura sudah lebih dari cukup sebagai bukti rasa kagum saya kepada beliau.
Al-Fatihah Kagem Gus Muwaffiq semoga Gusti Allah senantiasa memberikan kebaikan kesehatan dan kesabaran dalam ikut serta menebarkan Islam Yang Rohmatan Lil ‘Alamiin.
Sekali lagi mohon maaf SAYA TIDAK SEDANG MEMBELA GUS MUWAFFIQ, sebab siapapun kalau memanglah salah tetaplah salah. Namun yang perlu diketahui, mari kita bersikap adil pada diri kita dalam menilai sesuatu jangan hanya gara-gara video cut 30 detik lalu kita membully beliau habis-habisan sedangkan ratusan bahkan ribuan detik yang lain kita tidak mau tahu.
Salam Damai dan Sejahtera.
Sungai Buloh, Selangor DE, Malaysia.
02 Desember 2019
Penulis: Muhammad Arief Junaydi, Al-Faqir adalah Kuli Bangunan TKI MALAYSIA.