Abdul Qodir Shaleh, Dosen Prodi KPI STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.
Sudah lazim kita dengar bahwa pemuda adalah generasi penerus bangsa. Di pundaknya masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Berbagai kekuatan, idealisme, dan semangatnya yang masih menggebu-gebu tentu saja menjadi modal yang signifikan untuk mengemban tugas tersebut.
Namun demikian, modal tersebut tidak serta-merta bisa mewujudkan apa yang diidealkan, karena bisa jadi modal dan potensi tersebut akan diarahkan kepada hal-hal yang merusak dan keluar dari keidealan yang diharapkan.
Sebagai generasi penerus bangsa, salah satu hal yang paling mendasar adalah bagaimana pemuda dengan berbagai potensi dan modal tersebut diikutsertakan dan berperan aktif dalam dunia politik praktis. Namun masalahnya, selama ini peran pemuda belum dimaksimalkan dengan baik.
Hal ini bisa dilihat dari mayoritas partai politik yang ada di negeri ini yang menjadikan pemuda hanya mengurusi masalah kepemudaan saja dan tidak diberi kepeercayaan untuk menduduki jabatan strategis yang mampu memaksimalkan ide, semangat, idealisme, dan gairah yang besar untuk bisa berperan lebih banyak dalam dunia politik.
Karena itulah, partai politik yang diisi dengan orang muda atau para pemuda yang mempunyai idealisme dan gairah yang tinggi tentu sangat penting perannya dalam memaksimalkan potensi dan modal yang dimiliki pemuda ini.
Partai politik yang memberikan wadah lebih banyak dan maksimal kepada para pemuda adalah partai yang akan mampu berbicara banyak nantinya. Namun, hal ini tentu tidaklah instan, mengingat kontestasi yang begitu kuat dari partai-partai besar yang sudah terlebih dahulu eksis.
Namun, sejarah akan mencatat bahwa pemuda yang diberikan kesempatan secara maksimal pada saat ini akan mempunyai tingkat kematangan politik yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. Hal ini tentu saja akan menjadi sumbangan terbaik bagi para pemuda ini di masa mendatang, sehingga adagium pemuda adalah generasi penerus bangsa akan terejawantahkan.
Energi mereka akan lebih besar untuk bisa memperbaiki bangsa ini, dan yang paling penting adalah para pemuda ini belum terkooptasi oleh permainan politik yang saat ini dianggap korup, negatif, dan mendapatkan kepercayaan yang rendah dari masyarakat.
Bahkan, bisa jadi para pemuda yang mendapatkan peran yang lebih dini dengan berada dalam suatu partai yang lebih berisikan para pemuda ini mampu membuat sebuah gerakan politik yang mampu merevolusi paradigma berpolitik yang korup dan negatif sehingga akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap institusi politik itu sendiri.
Hal ini merupakan langkah yang luar biasa, dan tentu saja harus segera dimulai. Kalau tidak ada yang memulai, kapan lagi keidealan itu akan mewujud.
Namun demikian, pemuda juga harus memantaskan diri agar bisa menjadi bagian dari perubahan politik yang revolusioner tersebut. Pendidikan yang baik harus dijalani dan mematangkan diri dalam organisasi-organisasi intra maupun ekstra kampus. Selain itu, komunikasi yang intens dengan publik dan lingkungan harus terus dilakukan untuk bisa menggali dan merekonstruksi pemahaman akan realitas kehidupan di dalam masyarakat.
Hal ini sangat penting untuk bisa memberikan input yang sebanyak-banyak bagi dirinya sendiri agar kemudian mampu mempunyai pemahaman yang lebih holistik dan pada akhirnya akan membentuk ide-ide yang brilian untuk bisa melakukan perubahan setelah terjun ke dalam dunia praktis.
Pada saat terjun, wadah yang tepat tentu saja harus diberikan kepada para pemuda ini. Tujuannya adalah bagaimana mengaktifkan dan mematangkan modal dan potensi yang dimiliki para pemuda. Dengan demikian, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu mengaktifkan dan mematangkan.
Mengaktifkan berarti bagaimana modal dan potensi yang dimiliki oleh pemuda tersebut harus bisa diaktifkan sedemikian rupa agar bisa merangsang munculnya ide-ide, inspirasi, dan hasrat untuk melakukan inovasi dan pembaruan. Sedangkan mematangkan berarti memberikan proses yang seluas-luasnya kepada para pemuda untuk bisa bergerak mengaktualisasikan idealisme dan potensinya.
Dengan proses yang berkelanjutan terhadap hal itu, pada saatnya nanti, para pemuda ini akan membawa sebuah perubahan yang hasilnya tentu saja akan luar biasa. Namun demikian, proses yang diberikan kepada para pemuda ini harus diarahkan kepada proses yang konstruktif, positif, dan mampu memberikan angin segar dalam mengembalikan marwah institusi politik di negeri ini.
Jika wadah partai yang membawa para pemuda ini terkooptasi oleh politik kotor yang sudah menggurita di dunia politik negeri ini, tentu saja idealisasi ini tidak akan tercapai. Bahkan ini akan membawa dampak yang lebih signifikan kehancurannya, mengingat pemuda adalah generasi penerus bangsa yang masih mempunyai semangat yang luar biasa.
Ketika semangat para pemuda ini tidak diarahkan kepada hal yang baik dan konstruktif, tidak akan ada lagi harapan untuk masa depan bangsa ini. Bangsa ini akan terus terhabiskan energinya dengan masalah-masalah politik yang korup dan intrik-intrik dan kolaborasi jahat demi menguntungkan partai dan kelompoknya masing-masing.
Lingkaran setan kekuasaan yang korup dan partai yang lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri serta mengorbankan kepentingan bangsa ke depan akan terus melingkar tanpa putus.
Tidak ada lagi idealisme yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik, dan para pemuda yang mempunyai idealisme dan semangat yang tinggi itu pun menjadi tumpul dan terkooptasi oleh sebuah sistem yang sudah menggurita tidak baik di dunia politik negeri ini.
Dengan demikian, wadah politik yang baik dan konstruktif bagi para pemuda ini akan sangat luar biasa nantinya. Mungkin hal ini tidak akan bisa didapatkan dari partai lama. Karena itulah, partai baru yang mempunyai idealisme yang tinggi dan membawa para pemuda di dalamnya akan menjadi langkah awal untuk bisa memutus rantai tidak baik terhadap institusi politik.
Jika ini terwujudkan, peran pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) akan terealisasi dengan sistematis dan tersistem.
Mengingat begitu akutnya sistem politik korup di negeri ini, agen perubahan yang disematkan kepada para pemuda ini bisa dianggap sebagai sebuah gerakan sosial yang sifatnya revolusioner dan radikal. Karena itulah, proses mobilisasi sumber daya harus terus dilakukan untuk bisa mendapatkan para pemuda yang siap menghadapi realitas politik dan melakukan perubahan di dalamnya.
Dengan komunikasi yang intens dan organisasi yang kuat dan mampu mengarahkan para pemuda ini ke arah pematangan mental dan pengetahuan yang berkelanjutan, peran pemuda sebagai agen perubahan di dunia politik secara gradual akan terwujud.
Hal ini memang membutuhkan proses, dan proses ini membutuhkan perjuangan. Karena itulah, berjuang untuk mendapatkan kehidupan politik yang lebih baik adalah sebuah jihad yang nantinya akan membawa kepada kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini tentu saja harus dimulai dari sekarang. Siapkah?