Jajaran PWNU DIY Silaturahmi ke PW Muhammadyah DIY 

Bangkitmedia.com, YOGYA – Jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul ‘Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) bersilaturahmi dengan jajaran Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY di kantor PWM DIY Jl. Gedongkuning Pilahan Kotagede Yogyakarta, Jumat (17/5/2024) malam. Banyak yang dibahas dalam pertemuan ini.

“Ini bukan sekedar kunjungan balasan setelah PWM DIY ke PWNU DIY sebelum Ramadan lalu. Tetapi ada keinginan bersama untuk melakukan langkah-langkah konkrit sesuatu yang bermanfaat bagi DIY dan masyarakat, ” kata Ketua PWM DIY Dr H Ikhwan Ahada MA.

Rombongan PWNU yang dipimpin Ketua Tanfidziyah Dr HA Zuhdi Muhdlor MHUm antara lain KH Nurjamil Dimyati dan KH Beny Susanto dari pengurus Syuriyah. Sedang dari Tanfidziyah antara para Wakil Ketua terdiri Dr H Arif Rohman, H Soni Amir Shalahuddin, H Iswantoro SH dan H Ahmad Lutfi. Juga Sekretaris Dr H Muhajir dan wakil Sekretaris Gugun El Guyanie, H Mustafid dan H Ahmad Fauzi SAg. Hadir juga Ketua PW Muslimat NU DIY Dr Hj Fatma Amilia dan Ketua PW Fatayat NU DIY Maryam Fitriati, S.S., M.Si., MSW.

Sedang Ketua PWM DIY Dr HM Ikhwan Ahada MA didampingi Wakil Ketua Ridwan Furqoni dan R Riduwan, Sekretaris Arif Jumali Muis, Wakil Sekretaris Farid Setiawan dan Iwan Setiawan dari Lembaga Seni.

Ketua PWNU DIY Dr Zuhdi Muhdlor menjelaskan, pertemuan para pengurus PWNU DIY dan PWM DIY pada Januari lalu mendapat respons positif dari berbagai pihak. Termasuk dari jajaran kepengurusan NU di tingkat kabupaten/kota se-DIY. Respons positif ini disampaikan para pengurus PCNU se-DIY saat PWNU DIY mengadakan turba pada Ramadan lalu, bahkan PCNU Bantul dan PCNU Kulonprogo sudah menindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan dengan pengurus daerah Muhammadiyah setempat.

Sementara itu materi yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain menyangkut masalah-masalah sosial yang terjadi di DIY serta penanganan dan solusinya, misalnya masalah sampah dan menyangkut kenakalan remaja. Juga dibahas tentang perekonomian dan pelestarian lingkungan.

Pertama, soal sampah yang telah menjadi problem utama hari hari ini yang dihadapi masyarakat. TPA piyungan telah tutup, dan pengelolaan sampah didesentralisasikan ke pemda. Nampaknya, pemda belum siap sepenuhnya mengelola sampah daerahnya, sehingga tumpukan sampah ada dimana mana-mana.

Kedua, kemiskinan. DIY tempat ratusan universitas, kota pendidikan, kota budaya, kota pariwisata, namun ironisnya penduduknya termiskin kedua se-Jawa. Fakta ini seringkali dianggap tidak masalah, karena indek kebahagiaan DIY tinggi. Muncul slogan, miskin tidak apa apa, yang penting bahagia. Persoalan struktural namun didekati secara psikologis.

Ketiga, keamanan dan kerawanan sosial seperti klitih yang meresahkan. Bagaimana ormas keagamaan terlibat dalam menyelesaikan problem ini mengingat pendekatan keamanan semata tdk akan memadahi.

Keempat, kedua ormas ini memiliki kader-kader politik yang tersebar di banyak partai. Kader-kader tersebut perlu duduk bersama untuk menyatukan persepsi terhadap persoalan publik yang mesti didorong bersama. Jika selama pemilu ini ormas lebih banyak “dimanfaatkan” Parpol, maka sudah saatnya ormas menagih janji terkait agenda agenda publik.

Kelima, kedua ormas sepakat untuk melanjutkan dan mem follow up sillaturrahim secara lebih sistematis ke depan, agar bisa lebih konkret dalam merespons isu-isu publik. Wakil sekretaris kedua ormas sudah ditugaskan untuk follow up agenda ini.

Selanjutnya akan dibentuk tim kecil untuk menyusun rencana tindaklanjut dari berbagai permasalahan yang ada. Karena itu ke depan pertemuan akan lebih intensif lagi oleh tim yang melibatkan para pengurus lembaga. Harapannya dalam waktu dekat sudah ada action bersama kedua belah pihak, sehingga hasil pertemuan pengurus kedua Ormas Islam ini betul-betul bermanfaat bagi orang banyak. (Lutfi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *