Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah

Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah

Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah.

Disusun Oleh: KH M. Syukron Maksum, M.Pd, Pimpinan Pondok Pesantren JariNabi Jambi.

Jl RA Kartini, Kelurahan Rano, Muara Sabak Barat, Tanjung Jabung Timur, Jambi. 36562.

KHUTBAH PERTAMA

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَات. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ.

أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ إِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Walillahilhamd.

Alhamdulillaah, segala puji hanya pantas dimiliki oleh Allah Ta’ala, yang masih berkenan memberikan kepada kita kenikmatan agung untuk bertemu kembali dengan Idul Adha yang penuh dengan keberkahan ini, meski di masa yang penuh keprihatinan dan musibah Covid-19.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta, pengikut beliau, insya-Allah termasuk kita semua. Aamiin, allaahumma aamiin.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Jamaah Shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah.

Hari Raya Idul Adha identik dengan ritual qurban dan Ibadah Haji. Ibadah qurban adalah ibadah yang sangat tua, sejak masa Nabi Adam, ritual qurban sudah dilakukan.Dan yang paling heroik dan fenomenal adalah saat Nabi Ibrahim diminta mengorbankan putranya untuk disembelih, kemudian peristiwa ini diabadikan di dalam al-Quran dan menjadi tuntunan bagi kita semuanya.

Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya dan putranyapun ikhlas dijadikan qurban demi perintah Allah Swt. Bagi Nabi Ibrahim dan putranya, Tuhan adalah Pemilik kewenangan tertinggi. Allah adalah segalanya. Di hadapan Allah siapa pun tidak diperkenankan merasa memiliki apa-apa. Semua berasal dari Allah, dan suatu saat akan kembali padaNya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Qurban yang dilakukan Nabi Ibrahim menjadi jalan kemuliaan baginya. Dalam Tafsir al-Lubab (Jilid 7 halaman 40), Syaikh Abi Hafs Umar bin Ali bin Adil menceritakan bahwa suatu hari malaikat turun ke bumi dengan rupa seorang laki-laki, kemudian dia berzikir kepada Allah dengan suara yang merdu dan menyentuh hati. Demi melihat demikian, saking asyiknya Nabi Ibrahim akan lantunan zikir sebagai implementasi rasa cintanya kepada Allah, Nabi Ibrahim rela memberikan semua hartanya, bahkan anaknya siap ia serahkan. Lalu malaikat berkata, “Berbahagialah wahai Ibrahim, sesungguhnya aku adalah malaikat, aku tidak membutuhkan harta dan anakmu, aku hanya ingin mengujimu.”

Karena hal inilah, Allah memberikan derajat luhur kepada Ibrahim sebagai Nabi papan atas Ulu Azmi yang berjuluk khalilullah, kekasih yang disayang Allah. Hal ini disebabkan oleh kualitas pribadinya yang mulia, seorang dermawan, rela berkorban, peduli pada orang lain, dan ketundukannya kepada Allah yang sangat mendalam, sehingga semua yang diwajibkan Allah untuk dirinya pasti dilaksanakan dengan baik. Dalam Al-Jami’u Li-Ahkamil Qur’an (Jilid 7, halaman 158), Imam Al-Qurtubi meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah Saw bertanya:

يَا جِبْرِيْل، لِمَ اتَّخَذَ اللهُ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً؟ قَالَ: لِإِطْعَامِهِ الطَّعَامَ يَا محمد.

“Wahai Jibril, mengapa Allah mengambil Ibrahim sebagai khalil, sebagai kekasih?”. Jawab Malaikat Jibril: “Karena ia suka memberi makanan pada orang lain.”

Orang yang suka berkorban, suka memberi, mendapatkan apresiasi luar biasa dari Allah Ta’ala. Sebab pengorbanan merupakan refleksi paling nyata dari kecintaan dan pengabdian seorang hamba. Dari pengorbanan, bisa diukur seberapa dalam kecintaan dan seberapa besar pengabdian seseorang. Maka tak heran jika ritual qurban yang mengiringi Hari Raya mestilah dilandasi iman dan mendorong kita menjadi pribadi bertaqwa, pribadi yang rela mengorbankan apa saja demi Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 37 telah ditegaskan:

لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلاَدِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ.

”Tidaklah darah dan daging hewan qurban itu sampai kepada Allah, tetapi ketakwaanmu yang sampai kepada-Nya.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Allah memberikan perintah dan ujian pastinya berdasarkan kadar kemampuan hamba-Nya. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 286:

لَايُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

Jika melihat ujian yang datang kepada Nabi Ibrahim, berupa perintah menyembelih anaknya, bukankah itu sesuai dengan kata-kata Nabi Ibrahim sendiri, yang pernah berkata pada malaikat: jangankan harta benda, anak kandung pun akan diserahkan jika itu demi nama Allah. Maka Allah kemudian menguji Nabi Ibrahim dengan perintah menyembelih anaknya. Persis dengan perkataan Nabi Ibrahim sendiri. Perintah dan ujian itu sama persis, maka mestilah Nabi Ibrahim memiliki kemampuan menghadapi ujian itu.

Pandemi Covid-19 yang datang pada kehidupan kita ini bisa jadi tanpa sadar merupakan permintaan kita di masa lalu. Entah disengaja atau hanya bercanda, mungkin keceplosan tanpa sengaja, pernah meminta didatangkan musibah besar. Maka dari itu, kita harus menyadari hal ini. Jika kita sendiri yang meminta, semestinya kita diberi kemampuan oleh Allah untuk menghadapi kondisi ini. Dan jika belajar kepada Nabi Ibrahim, kita mesti menghadapinya dengan pandangan positif, bahwa ini semua adalah dari Allah. Dan apapun dari Allah itu baik untuk kita.

Apabila kita tetap ikhlas dan bahkan bertambah ketaatan serta kecintaan kepada Allah dalam menghadapi musibah ini, hal ini bisa menjadi jalan untuk dicintai Allah. Meskipun levelnya tentu jauh di bawah Nabi Ibrahim, tapi kita bisa belajar untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Nabi Ibrahim memberikan contoh dalam hidupnya, yakni menjadi pribadi yang sangat peduli kepada sesama, suka berbagi rezeki dan ketaatan kepada Allah terus ditingkatkan, dalam kondisi apapun.

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Musibah besar Covid-19 yang meluluhlantakkan tatanan ekonomi, sosial, dan politik ini, adalah ujian dari Allah yang bisa menjadi jalan agar kita lebih dekat dengan-Nya. Inilah jalan menjadi kekasih Allah. Yakni dengan cara mengasihi makhluk Allah, berkorban untuk orang-orang yang kesulitan dan sedang membutuhkan. Dan kesempatan itu sekarang ada di depan mata, dihari-hari ini, tentu sesuai kadar kemampuan kita masing-masing.

Itulah pesan penting dari ritual qurban di Hari Raya ini. Semoga kecintaan kita kepada Allah semakin dalam, kita semua dikasihi oleh Allah dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .

KHUTBAH KEDUA; Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَاَيَةً مِنْكَ، وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ.

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki, dan Engkaulah Pemberi rezeki yang paling utama.”

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ اَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ.

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”

 رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.”

 رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

Demikian naskah khutbah Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah, semoga Jadi Kekasih Ilahi Saat Pandemi bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *