IPNU Bantul menyadari sepenuhnya bahwa kaderisasi menjadi tumpuan utama dalam menjalankan roda organisasi. IPNU Bantul akan selalu siap melakukan perbaikan managemen dan strategi dalam menata kembali basis sekreatriat di sekolah. Karena di sekolah itulah, IPNU akan menemukan basisnya dan menjadi organisasi kader untuk masa depan.
Demikian ditegaskan Muhammad Irfan Faziri, Ketua PC IPNU Bantul periode 2019-2021 kepada Bangkitmedia.com, Jum’at 22 November 2019. Pada Kamis, 7 November 2019 di Pendopo Pemda II, Komplek Perkantoran Pemda II Manding, Trirenggo, Bantul, PC IPNUdan IPPNU Bantul telah dilantik secara resmi untuk masa periode 2019-2021.
Bagi Irfan Faziri, IPNU Bantul akan terus melakukan penataan kaderisasi sampai paling bawah.
“IPNU dan IPPNU merupakan kaderisasi NU yang pertama dan paling awal. Dengan bidang garap adalah para santri, siswa sekolah, mahasiswa yang berumur antara 13 tahun – 27 tahun. Disinilah peran IPNU dalam melanjutkan perjuangan dan peran-peran strategis para kiai. IPNU harus membentuk kader-kader untuk mempersiapkan masa depan, NU khususnya,” tegasnya.
Faziri menegaskan bahwa strategi mensukseskan program IPNU Bantul terpetakan menjadi dua. Pertama, IPNU dengan NU sendiri. Kedua, IPNU dengan pemerintah.
“Kalau dengan NU, IPNU merupakan organisasi kaderisasi yang paling awal dibawah naungan PCNU Bantul. Yang mana secara sederhana kita adalah anak terkecil di organisasi NU. Kita anak terkecil di NU tetapi memiliki beban yang sangat berat. Alasannya adalah karena kita adalah awal pintu masuknya kader-kader baru untuk NU, kita menyiapkan kader-kader muda NU melalui Makesta dan doktrin keaswajaan. Tugas kita di ujung tombak bersama anak-anak muda. Diantara usaha untuk mewujudkan itu kita melaksanakan program-program diantaranya kaderisasi, minat bakat dan lain sebagainya. Hal ini perlu difahami oleh NU yang berada di atas kita. Beliau-beliau yang di NU harus memahami kita sebagai tempat kaderisasi paling awal. Sehingga memerlukan perhatian khusus,” lanjutnya.
Sebagai bentuk pemahaman itu, lanjut Faziri, pihak PCNU harus mendukung sepenuhnya baik secara moril maupun materiil dan juga masukan serta usulan program. Diantaranya, IPNU ada di tingkat cabang, ada di anak cabang dan ada di sekolah-sekolah di SMP dan SMA, yang memiliki nama Pimpinan Komisariat (PK) di sekolah-sekolah.
“Ketika berbicara komisariat, disitulah sejatinya peran IPNU dan IPPNU yang sesungguhnya. IPNU perannya sebenarnya ada di seolah-sekolah. Mengkader siswa-siswa sekolah dari SMP sederajat dan SMA sederajat. NU memiliki lembaga pendidikan yakni LP Ma’arif harusnya pihak PCNU khususnya LP Maarif NU Bantul, bisa bersama-sama mendirikan Piminan Komisariat IPNU – IPPNU di sekolah,” tuturnya.
“Disini yang masih menjadi kelemahan Maarif, kurang mengorganisir sekolah-sekolah,” tegasnya.
Walaupun demikian, Faziri akan minta nasehat dan melakukan koordinasi dengan cabang dari mulai PCNU dan pengurus LP Maarifnya. Mencari solusi bersama. Setelah mengantongi izin, maka IPNU Bantul akan turun langsung ke sekolahan-sekolah. Cabang sebagai mediator ujung tombaknya adalah temen-temen anak cabang.
“Kunci berjalan tidaknya ada di PAC, sehingga yang paling difokuskan adalah membentuk kader dan merawat kader yang ada di anak cabang supaya dapat selalu koordinasi dengan cepat dan tepat,” tegasnya.
Kemudian, Faziri menegaskan bahwa IPNU Bantul akan koordinasi pemerintah bantul dan organisasi masyarakat lainnya.
“IPNU itu kaderisasi, membangun SDM yang bagus. Makanya, kita bisa bersinergi dengan pemerintahan Bantul dalam program-program yang sesuai dengan visi gerakan IPNU,” tegasnya.
Sementara itu, Sekreatris IPNU Bantul Danil Ifani menegaskan bahwa penataan administrasi IPNU menjadi prioritas utamanya.
“Periode sekarang ini, PC IPNU Bantul akan menata dan merapikan administrasi, karena itu sangat penting ibaratnya adminstrasi adalah jantungnya organisasi itu sendiri. Target saya harus ada ranting di setiap desa-desa dan PK di SMA Negeri ataupun SMK Negeri,” tegasnya. (Yayan/Bangkitmedia.com)