Instagram Kemenkeu Mengaji Sesatkan Ajaran Tasawuf.
Media sosial diramaikan banjirnya informasi terkait akun instagram Kemenkeu Mengaji yang membid’ahkan dan menyesatkan ajaran tasawuf. Dalam meme yang viral itu, tasawuf bersama sufinya termasuk ahlul bid’ah dari firqoh yang sesat dan menyesatkan.
Walaupun akunnya dihapus, jejak digitalnya sudah terlanjur tersebar luas. Akun instagram Kemenkeu Mengaji itu followernya 89 ribu dengan 388 postingan sebelum dihapus. Kalau Instagram Kemenke Berhijrah itu followernya jauh lebih sedikit yaitu 3434 tapi dengan postingan yang lebih agresif yaitu sebanyak 1240 postingan.
Dalam catatan Ronindo di seword.com, katakanlah follower yang bekerja di Kementerian Keuangannya itu separoh saja maka bayangkan ada 40 ribu lebih pegawai atau ASN di Kementrian Keuangan yang sudah tertular virus radikalisme agama yang sempit dan picik.
“Maka tak heran Menkeu membongkar eksisnya kaum radikalisme agamis ini yang eksis dan beraktifitas terang-terangan dalam Kementeriannya. Dari jejak digital kelihatan siapa ulama yang mereka undang dan postingan-postingan yang membuat geleng-geleng kepala. Postingan demi postingan itu menampilkan aktifitas di akun ini sudah sedemikian parahnya radikalisme sempit dan berbahaya yang menginfeksi dalam tubuh Kementrian Keuangan ini,” tegas Ronindo.
Sementara itu, KH Ma’ruf Khozin (Ketua Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur) memberikan catatan serius terkait viralnya tuduhan sufi bid’ah ini. Berikut ini jawaban Kiai Ma’ruf yang disebarkan hari ini, Ahad 29 Desember 2019.
Menuduh Shufi Ahli Bid’ah? Sebenarnya Majlis Ilmu Apa Majlis Ghibah?
Entah kepada siapa para staf pejabat negara ini mengaji sehingga yang semestinya dari tempat ngaji mendapatkan ilmu untuk memperbaiki diri malah justru dapat ghibah (menggunjing sesama Muslim).
Tanpa mengetahui sejarah di masa ulama terdahulu, tanpa beban pula mereka memvonis Ulama Shufi sebagai golongan sesat.
Mari baca sejenak penuturan ulama ahli hadis berikut:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ: «ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺭَﺟُﻼً ﻣَﺎ ﻟِﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺩِﻳَﺔٌ»
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: “Para Sahabat Ahlus Shuffah (yang berada di pelataran Masjid Nabawi) berjumlah 70 orang. Mereka tidak memiliki selendang” (HR Al-Hakim)
ﻗَﺎﻝَ اﻟْﺤَﺎﻛِﻢُ: «ﺗَﺄَﻣَّﻠْﺖُ ﻫَﺬِﻩِ اﻷَْﺧْﺒَﺎﺭَ اﻟْﻮَاﺭِﺩَﺓَ ﻓِﻲ ﺃَﻫْﻞِ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﻓَﻮَﺟَﺪْﺗُﻬُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻛَﺎﺑِﺮِ اﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﻋًﺎ ﻭَﺗَﻮَﻛُّﻼً ﻋَﻠَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﻣُﻼَﺯَﻣَﺔً ﻟِﺨِﺪْﻣَﺔِ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Al-Hakim berkata: “Setelah saya pikirkan hadis-hadis yang menjelaskan Ahlus Shuffah ternyata saya temukan mereka adalah para Sahabat Besar, baik Wira’i (menjauhi hal-hal haram dan syubhat), tawakkal kepada Allah, terus menerus melayani Rasûlullâh shallallâhu alaihi wasallam
اﺧْﺘَﺎﺭَﻩُ اﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﺎ اﺧْﺘَﺎﺭَﻩُ ﻟِﻨَﺒِﻴِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣِﻦَ اﻟْﻤَﺴْﻜَﻨَﺔِ، ﻭَاﻟْﻔَﻘْﺮِ، ﻭَاﻟﺘَّﻀَﺮُّﻉِ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ اﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ، ﻭَﺗَﺮْﻙِ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻷَِﻫْﻠِﻬَﺎ
Allah memilih untuk mereka apa yang telah Allah pilih untuk Nabi-Nya shallallâhu alaihi wasallam, seperti miskin, fakir, rendah hati untuk ibadah kepada Allah, meninggalkan dunia untuk para pemiliknya
ﻭَﻫُﻢُ اﻟﻄَّﺎﺋِﻔَﺔُ اﻟْﻤُﻨْﺘَﻤِﻴَﺔُ ﺇِﻟَﻴْﻬُﻢُ اﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻗَﺮْﻧًﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﻗَﺮْﻥٍ، ﻓَﻤَﻦْ ﺟَﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺳُﻨَّﺘِﻬِﻢْ ﻭَﺻَﺒْﺮِﻫِﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﺮْﻙِ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَاﻷُْﻧْﺲِ ﺑِﺎﻟْﻔَﻘْﺮِ، ﻭَﺗَﺮْﻙِ اﻟﺘَّﻌَﺮُّﺽِ ﻟِﻠﺴُّﺆَاﻝِ ﻓَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻋَﺼْﺮٍ ﺑِﺄَﻫْﻞِ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﻣُﻘْﺘَﺪُﻭﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺧَﺎﻟِﻘِﻬِﻢْ ﻣُﺘَﻮَﻛِّﻠُﻮﻥَ»
Mereka ini adalah sekelompok golongan yang orang-orang SHUFI menisbatkan diri kepada mereka dari masa ke masa. Barangsiapa yang berperilaku seperti ajaran mereka, kesabaran untuk meninggalkan dunia, merasa nikmat dengan kefakiran dan tidak meminta-minta, maka mereka ini adalah pengikut Ahlus Shuffah. Dan mereka bertawakal kepada Allah” (Mustadrak Al Hakim)
Tasawuf itu nama ilmu dari perilaku para Sahabat yang meneladani perilaku Rasûlullâh shallallâhu alaihi wasallam. Sama seperti ilmu Fikih yang diambil dari tata cara ibadah Nabi. Juga ilmu Tajwid yang diambil dari tata cara Nabi membaca Al-Qur’an. Jika ilmu Tasawuf dianggap sesat, mengapa ilmu tajwid tidak dianggap sesat?
Kalau yang mereka kehendaki adalah orang yang menyimpang dari Tasawuf, maka sebutlah oknumnya, bukan Tasawuf dan Ulama Shufi secara keseluruhan.
(Amru/Bangkitmedia.com)
Demikian ulasan khusus seputar Instagram Kemenkeu Mengaji Sesatkan Ajaran Tasawuf. Semoga bermanfaat.
Artikel terkait baca di sini. Tonton juga video unik seputar hikmah kehidupan. Tonton di sini