Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
PATI – KH Junaidi Muhammadun, Putra ulama besar KH Muhammadun Abdul Hadi ini wafat Hari ini (Senin, 19 Nopember 2018/ 11 Rabiul Awal 1440 H.). Bapaknya adalah murid KH Mahfudh Salam, ayahanda KH MA Sahal Mahfudh, Dan pernah belajar di Tebuireng dengan Hadlratussyekh KH M Hasyim Asy’ari.
Ketika di PIM Kajen tahun 1995-1997, saya belum sempat diajar langsung oleh Kiai Junaidi Muhammadun. Saya kebetulan satu angkatan dengan Putra Kiai ini, yaitu Mas Zaimul Umam.
Saya punya kesempatan akan dekat dengan Kiai Junaidi ketika dengan Tim (Tim Penulis Buku Sejarah PIM dalam rangka satu abad tahun 2012) mewawancarai Kiai Junaidi tentang biografi bapaknya KH Muhammadun sebagai satu satu sesepuh dan ulama senior di PIM, Kajen, Dan Pati pada umumnya.
Beliau menerima kami (saya dan Mas Ratna Andi Irawan) dengan penuh keramahan dan keakraban. Beliau bercerita panjang lebar tentang sosok ayahnya yang cinta ilmu, cinta muthalaah, dan hurmat kepada guru-gurunya.
Dari wawancara tersebut dan ketika ketemu di PIM, Ada beberapa karakter Kiai Junaidi Muhammadun antara lain:
Pertama, ramah. Beliau menerima tamu dengan penuh keceriaan dan keramahan. Kita dipersilahkan duduk, memakan jajan yang ada, dan dipersilahlan bertanya sesuai tujuan. Kiai Junaidi menjawab sesuai pertanyaan dan diingat beliau.
Kedua, terbuka. Beliau menyampaikan pikiran-pikiran secara terbuka. Beliau mendiskusikan masalah-masalah agama dengan demokratis. Termasuk masalah yang sudah umum di lembaga pendidikan dalam konteks berkumpulnya pelajar putra dan putri dalam satu kelas (اجتماع الرجال بالنساء).
Ketiga, perhatian dan suka memberi semangat. Beliau senang melihat anak-anak muda maju dan berkembang. Ketika kami mewawancarai beliau dalam penulisan Sejarah PIM, beliau perhatian dan senang. Ketika menceritakan ayahandanya, beliau menjelaskan dengan sepenuh hati. Ayahnya yang punya karya tapi belum ditemukan dan pernah kitab-kitab ayahnya dikubur untuk menghilangkan jejak dari pengejaran penjajah yang ingin menangkap para Kiai.
Keempat, berjuang sampai titik darah penghabisan. Beliau Salah satu arsitek pembangunan gedung PIM. Posisi beliau dulu adalah Pembantu Direktur Bidang Keguruan bersama dengan KH Ahmad Nafi’ Abdillah. Beliau mengabdi sebagai pengasuh PP. APIK Kajen.
Kelima, meneruskan hubungan yang dirintis orangtua. Ayahnya KH Muhammadun Abdul Hadi adalah partner setia KH Abdullah Zain Salam dalam membesarkan PIM. Kakeknya KH Abdul Hadi adalah partner perjuangan KH Abdussalam saat merintis PIM. KH Junaidi Muhammadun menjadi partner setia KH Ahmad Nafi’ Abdillah dalam membesarkan PIM.
Saya belum tahu banyak perjalanan pendidikan KH. Junaidi Muhammadun. Namun, sebagai anak KH Muhammadun dan Ibu Hamnah Nawawi Abdullah, tentu Kiai Junaidi ditempa dengan sungguh-sungguh pendidikan agama, khususnya kitab kuning yang menjadi identitas utama pesantren dan Nahdlatul Ulama.
Semoga KH Junaidi Muhammadun diterima di sisi Allah dengan limpahan maghfirah dan rahmah, Amiin Yaa Rabbal Alamiin.
الي روح الشيخ العالم الحاج جنيد محمد عبد الهادي ووالديه ومشايخه الفاتحة … امين يا رب العالمين
Catatan: Foto KH Junaidi Muhammadun adalah yang berada di tengah.
(Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, IPMAFA Pati)