Barusan mendapat kabar bahwa perhelatan Kongres IPNU telah menghasilkan nahkoda baru. Rekan Aswandi terpilih sebagai Ketua Umum IPNU 2018-2021.
Semoga amanah dan maslahah untuk organisasi, NU, agama, masyarakat dan bangsa. Kembali titip pesan saya sebagaimana yang saya sampaikan di forum talkshow kongres 2 hari lalu. Tugas IPNU adalah kaderisasi dalam tiga ranah; perekrutan, pemberdayaan dan pendistribusian kader melalui bebagai kegiatan, program dan akses.
Tak terasa, jadi kembali terbawa kepada memori pagi hari yang mengharukan pada Kongres IPNU di Pondok Gede tahun 2006 silam, saat terpilih sebagai Ketua Umum IPNU 2006-2009.
Ada beberapa kesamaan saya dengan Sang Ketum baru. Rekan Aswandi berasal dari daerah pedalaman Sumatera, tepatnya Bungo, Jambi sebagaimana daerah asal saya di Kaliangkrik yang dimitoskan teman-teman sebagai daerah pelosok yang tidak ada dalam peta.
Rekan Aswandi juga pernah meniti karir organisasi dari bawah, pernah menjadi Ketua IPNU tingkat cabang, wilayah Jambi baru ke pusat. Bedanya, Rekan Aswandi tidak pernah menjadi ketua IPNU tingkat kecamatan sebagaimana saya pernah menjabat Ketua Pengurus Anak Cabang IPNU Kaliangkrik.
Pengalaman ber-IPNU dari bawah ini sangat penting sebagai modal menjalankan kepemimpinan IPNU tingkat nasional. Karena pengalaman membuktikan bahwa pemimpin IPNU yang langsung ‘nangkring’ di pusat tanpa berdarah-darah berjuang di bawah, akan mengalami kekagetan dan kegagapan dalam menjalankan roda organisasi pelajar sekaliber IPNU.
Selamat… BELAJAR, BERJUANG, BERTAKWA!
(Idy Muzayyad, Ketua Umum IPNU 2006-2009)
