Ini Ngaji Habib Lutfi dalam Rutinan Jum’at Kliwon 14 Juni 2019

Saat Para Punggawa Jin Konsultasi Kepada Habib Lutfi bin Yahya

Oleh: Maulana Habib Luthfy bin Yahya, Rais Aam Jamiyyah Ahlit Thariqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah.

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa mawwalah. ‘Amma ba’du.

Telah berkata Kyai Mushonnif yang telah menerangkan orang yang suka diatur dan orang yang tidak suka diatur. Kalau orang suka diatur itu aman. Kalau orang tidak suka diatur macem-macem. Artinya di sini oleh Allah SWT yang melalui Baginda Nabi SAAW sampai kepada para Shohabat, para Auliya’ dan para Ulama’nya yang mendapat predikat dari Allah : warotsatul anbiya’. Orang-orang yang mewarisi ilmunya para Nabi.

Membawa aturan dari Allah melalui sebab Baginda Nabi SAW. Kalau orang itu terima, biasa menerima apa yang diatur oleh Allah. Adapun kita meminta kepada Allah itu mentaati perintah bukan untuk menghindari aturan Allah. Nih, jangan salah faham. Contoh, orang itu sakit, tidak mau diatur ya sulit, tetapi kalau menurut mau diatur, InsyaAllah cepet sembuh. Tapi kalau yang sakit itu seenaknya sendiri, pakai aturannya sendiri, ya sulit untuk menemukan kesembuhan.

Nah, sama juga dengan di dalem doa, kalau kita berdoa kepada Allah yang pertama setelah kita minta dikuatkan iman, islam, dan terima apa aturan Allah Ta’ala tidak cukup terima, Ridho dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Kayak sholat lima waktu, kira-kiranya kita itu keterpaksaan atau ridho. Ya ridho mestinya.. KAlau sudah hatinya ridho akan mendapat suatu kebahagiaan ketika menghadap kepada Yang Maha Pencipta ini isinya ridho; enteng.

Nah tinggal diatur, melalui Baginda Nabi SAW, imamnya bacaannya cepat… tapi tartil tapi tidak terlalu cepat.. sudah diatur kok… enak. Bacaan suratnya juga enak, karena jadi imam itu tidak sekehendaknya sendiri mumpung saya hafal dan lain sebagainya lihat yang makmum ada yang tua-tua juga ada yang muda.

Ambil yang sedang suratnya, jangan yang panjang-panjang atau terlalu pendek. Aushod… Sebab orang dalam sholat walaupun bagaimana hatinya tadinya enak, ridho terkadang muncullah nafsunya. Sudah bacaannya Panjang hati itu gimana ngomong : Ini imam terlalu Panjang bacaannya, padahal kita makmum. Apalagi lagunya Panjang:

Bismillahir Rahmanir Rahiim. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin. Sak ayat Tarik nafas lagi… Ar Rahmanir Rahiim. Maaliki yaumid diin…. Ngantuk di belakang, makmumnya malahan… Tapi ketika dibaca cepat : Bismillahir Rahmanir Rahiim. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin. Ar Rahmanir Rahiim. Maaliki yaumid diin…. Waa.. Ngebut.. Kata hati kita sendiri bagaimana? Tumben ngebut ini. Dikasih lagu yang enak. Ngantuk malah..

Hatinya ta’alluqnya kepada lagunya, bukan ta’alluq kepada Allah. Hatinya tidak terpaut kepada Allah tapi hatinya terpaut kepada lagu qiro’ahnya itu tadi. Asyik ini orang, qiroatnya menarik betul; ini kamu sedang menghadap siapa? Kita kan terkadang lupa. Coba kita ikuti aturan-aturan Allah SWT.

Makanya kita minta kepada Allah ta’ala selain iman wal islam, minta diatur hidupnya oleh Allah SWT. Supaya mendapatkan keberuntungan dari dunia ini sampai akherat nanti.

Yang kedua, minta dicukupi oleh Allah ta’ala, cukup arti duniawiyahnya, cukup arti ukhrowiyahnya.

Yang ketiga, minta diselamatkan oleh Allah, selamat di dunia ini sampai akherat nanti. Dan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai sesuai sabda Nabi SAW : orang itu kelak akan dikumpulkan dengan orang-orang yang dicintainya terutama cinta kepada Allah, cinta kepada Baginda Nabi SAW.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

(Diketik oleh admin MT Darul Hasyimi Jogja)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *