Ini Keistimewaan Bulan Syakban Serta Penjelasannya

Ini Keistimewaan Bulan Syakban Serta Penjelasannya

Ini Keistimewaan Bulan Syakban Serta Penjelasannya

Ini Keistimewaan Bulan Syakban. Di Bulan Sya’ban Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melakukan puasa, ada yang mengatakan penuh sampai disambung dengan Ramadhan, ada pula yang mengatakan sebagian besar. Mengapa Rasûlullâh mengistimewakan Sya’ban dengan puasa sunnah?

Ini Keistimewaan Bulan Syakban. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam menjawab dengan 2 alasan:

1. Bulan Laporan Amal

ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺗُﺮْﻓَﻊُ ﻓِﻴﻪِ اﻷَْﻋْﻤَﺎﻝُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺏِّ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ، ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﻋﻤﻠﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ

“Sya’ban adalah bulan diangkatnya (dilaporkan) amal kepada Tuhan yang menguasai seluruh alam. Maka saya senang saat amal saya dilaporkan saya sedang berpuasa” (HR An-Nasa’i)

2. Bulan Catatan Ajal

ﻗَﺎﻝَ: ” ﺇِﻥَّ اﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻜْﺘُﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻧَﻔْﺲٍ ﻣﻨﻴﺔ ﺗِﻠْﻚَ اﻟﺴَّﻨَﺔَ، ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻨِﻲ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ».

“Sesungguhnya Allah menentukan kematian setiap jiwa pada tahun itu (ditentukan di bulan sya’ban). Maka saya senang jika ajal mendatangi saya dalam keadaan berpuasa.”

Terkait status hadis ini diberi penilaian oleh Al-Hafidz Al-Haitsami:

ﺭَﻭَاﻩُ ﺃَﺑُﻮ ﻳَﻌْﻠَﻰ، ﻭَﻓِﻴﻪِ ﻣُﺴْﻠِﻢُ ﺑْﻦُ ﺧَﺎﻟِﺪٍ اﻟﺰَّﻧْﺠِﻲُّ، ﻭَﻓِﻴﻪِ ﻛَﻼَﻡٌ، ﻭَﻗَﺪْ ﻭُﺛِّﻖَ.

“Diriwayatkan oleh Abu Ya’la. Didalamnya terdapat perawi bernama Muslim bin Khalid Az-Zanji (guru dari Imam Syafi’i), ia dikomentari oleh ulama lain dan juga ada yang menilai perawi terpercaya”

Penulis: KH Ma’ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Baca pula ulsan khusu berikut

Keutamaan Bulan Sya’ban dan Rahasia Malam Nisfu Sya’ban

Ada apa di Malam Nishfu Sya’ban?

Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal dan catatan takdir kematian:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (رواه النسائي)

“Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal kepada Allah. Maka saya senang jika amal saya diangkat sementara saya sedang berpuasa” (HR al-Nasai, dinilai sahih oleh para ulama ahli hadis)

Hadis lainnya:

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ ، قَالَتْ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَيْكَ أَنْ تَصُومَهُ شَعْبَانُ ، قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يَكْتُبُ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مَيِّتَةٍ تِلْكَ السَّنَةَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يَأْتِيَنِي أَجَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Rasulullah berpuasa di bulan Sya’ban seluruhnya. Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, bulan yang paling Engkau cintai untuk berpuasa adalah Sya’ban? Nabi menjawab: “Allah mencatat bagi jiwa yang akan mati di tahun tersebut (pada bulan Sya’ban). Maka aku senang jika ajalku tiba sementara aku berpuasa”

Al-Hafidz al-Bushiri berkata:

رواه أبويعلى بإسناد حسن

“HR Abu Ya’la, dengan sanad Hasan” (Ithaf al-Khiyarah, 3/24)

Peristiwa Malam Nishfu Sya’ban

Diriwayatkan sebuah hadis:

فِيْهَا يُكْتَبُ كُلُّ مَوْلُوْدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ وَفِيْهَا يُكْتَبُ كُلُّ هَالِكٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ وَفِيْهَا تُرْفَعُ أَعْمَالُهُمْ وَفِيْهَا تُنْزَلُ أَرْزَاقُهُمْ (رواه البيهقي في فضائل الاوقات وفيه النضر بن كثير ضعيف)

“Di malam Nishfu Sya’ban dicatat setiap anak manusia yang lahir di tahun itu. Di malam Nishfu Sya’ban juga dicatat setiap anak manusia yang mati di tahun itu. Di malam Nishfu Sya’ban amal mereka dicatat dan di malam itu juga rezeki mereka diturunkan” (HR al-Baihaqi dalam Fadlail al-Auqat, Nadlar bin Katsir dlaif)

Atsar Sahabat

قَالَ الْوَاقِدِي: وَكَانَ فِي هَذِهِ السَّرِيَّةِ مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ وَاثِلَةُ بْنُ الْأَسْقَعِ وَكَانَ خُرُوْجُهُمْ مِنْ أَرْضِ الشَّامِ وَهِيَ دِمَشْقَ إِلَى دَيْرِ أَبِي الْقُدْسِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَكَانَ الْقَمَرُ زَائِدَ النُّوْرِ. وَقَالَ وَأَنَا إِلَى جَانِبِ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ. فَقَالَ لِي: يَا ابْنَ اْلأَسْقَعِ مَا أَحْسَنَ قَمَرَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَأَنْوَرَهُ، فَقُلْتُ: يَا ابْنَ عَمِّ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَهِيَ لَيْلَةٌ مُبَارَكَةٌ عَظِيْمَةٌ، وَفِي هَذِهِ تُكْتَبُ الْأَرْزَاقُ وَالْآجَالُ وَتُغْفَرُ فِيْهَا الذُّنُوْبُ وَالسَّيِّئَاتُ وَكُنْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَقُوْمَهَا. فَقُلْتُ: إِنَّ سَيْرَنَا فِي سُبُلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِهَا وَاللهُ جَزِيْلُ الْعَطَاءِ. فَقَالَ: صَدَقْتَ (فتوح الشام – ج 1 / ص 73)

Al-Waqidi berkata: “Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Ja’far (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa’. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nishfu Sya’ban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja’far. Ia berkata kepada saya: “Wahai putra Asqa’, betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini”. Saya berkata: “Wahai sepupu Rasulullah Saw. Ini adalah malam Nishfu Sya’ban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini”. Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik dari pada beribadah di malamnya. Allah maha agung pemberiannya”. Abdullah bin Ja’far berkata: “Kamu benar” (al-Waqidi dalam Futuh asy-Syam 1/74)

Atsar Tabiin

وَرَوَى الْخَطِيبُ فِي غُنْيَةِ الْمُلْتَمِسِ بِإِسْنَادٍ إلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَنَّهُ كَتَبَ إلَى عَدِيِّ بْنِ أَرْطَاةَ : ” عَلَيْك بِأَرْبَعِ لَيَالٍ فِي السَّنَةِ ، فَإِنَّ اللَّهَ يُفْرِغُ فِيهِنَّ الرَّحْمَةَ : أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ ” . (التلخيص الحبير في تخريج أحاديث الرافعي الكبير – ج 2 / ص 265)

“Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dalam kitab Ghunyat al-Multamis dari Umar bin Abdul Aziz, bahwa beliau menulis surat kepada Adi bin Arthah: “Jangan tinggalkan 4 malam dalam setahu, sebab Allah mencurahkan rahmat di malam itu, malam awal Rajab, malam Nishfu Sya’ban, malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha” (al-Hafidz Ibnu Hajar, Talkhish al-Habir)

Atsar Tabi’in

عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ : تُنْسَخُ فِي النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْاَجَالُ ، حَتَّى أَنَّ الرَّجُلَ لَيَخْرُجُ مُسَافِرًا وَقَدْ نُسِخَ مِنَ الْاَحْيَاءِ إِلَى الْاَمْوَاتِ ، وَيَتَزَوَّجُ وَقَدْ نُسِخَ مِنَ الْاَحْيَاءِ إِلَى الْاَمْوَاتِ (مصنف عبد الرزاق – ج 4 / ص 317 في سنده مجهول)

Atha’ bin Yasar berkata: “Ajal dihapus di malam Nishfu Sya’ban, hingga seseorang melakukan perjalanan dan ia dihapus dari daftar orang hidup sebagai orang mati. Seseorang akan menikah, dan ia dihapus dari daftar orang hidup sebagai orang mati” (Mushannaf Abdurrazzaq, 4/317, dalam sanadnya ada perawi majhul).

Penulis: KH Ma’ruf Khozin, Ketua Aswaja Center PWNU Jawa Timur.

___________________

Semoga artikel Keutamaan Bulan Sya’ban dan Rahasia Malam Nisfu Sya’ban ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait Keutamaan Bulan Sya’ban dan Rahasia Malam Nisfu Sya’ban di sini

kunjungi channel youtube kami di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *