Ini Ciri-Ciri Pendukung Terorisme

Ini Ciri-Ciri Pendukung Terorisme

Selain para teroris yang berbahaya serta membuat kerusakan, ada juga yang tak kalah berbahayanya yakni para pendukung terorisme. Kadang mereka disebut juga sel-sel tidur (sleeping cells of terrorism), orang-orang dan kelompok-kelompok yang belum melakukan aksi terorisme atau belum menjadi eksekutor, tapi di kemudian hari berpotensi menjadi teroris.

Pencegahan tentu lebih baik daripada mengobati. Ibarat pepatah “sedia payung sebelum hujan.” Kita perlu mengidentifikasi ciri-ciri sel-sel tidur atau para pendukung terorisme yang di kemudian hari berpotensi melakukan aksi teror. Sebelum itu terjadi dan kalau kita bisa mengidentifikasi ciri-ciri mereka; kita bisa melakukan pencegahan baik sekedar menegur dan mengingatkan sampai kalau misalnya bandel dan sudah parah bisa kita laporkan ke pihak-pihak terkait.

Bagaimana mengidentifikasi ciri-ciri pendukung terorisme? Mereka itu pinter banget ngeles-nya. Tapi kita harus lebih pinter lagi. Bercermin dari respon orang-orang atau kelompok terhadap satu atau beberapa aksi terorisme, Bandura (2002) menjelaskan beragam ‘modus’ ngeles dari mereka yg bisa kita identifikasi ciri-cirinya.

DISPLACEMENT/pengalihan. Jadi kalau ada bom teroris atau bentuk aksi teror lainnya, para pendukung terorisme atau sel-sel tidur itu buru-buru ngeles dan bilang kalau itu sekedar pengalihan isu, itu konspirasi dll.

DIFUSSION/penyebaran. Jadi kalau ada akasi terorisme mereka ngeles; itu paling-paling mainan intel, pelakunya petugas keamanan sendiri lho, pelakunya orang gila dll.

COMPARISON/perbandingan. Jadi kalau ada aksi terorisme mereka bukannya mengutuk, tapi malah ngeles dan bilang klo itu bom belum seberapa dan (misal) “ohhh…apa yang dilakukan orang kafir dinegara ‘x’ lebih kejam dan lebih sadis lagi”

CONSEQUENCE/konsekwensi. Jadi klo ada aksi terorisme, bukannya mengutuk pelaku dan empati terhadap korban, para pendukung terorisme justru ngeles dan berdalih ya itu aksi terorisme wajarlah, kan di tempat lain negara asal kedutaan atau kelompoj yang asosiatif dengan korban juga melakukan hal yang sama, jadi aksinya dianggap pembalasan.

VICTIM/korban. Jadi kalau ada aksi terorisme mereka akan ngeles dan bilang para teroris itu sah-sah saja ngebom; karena mereka adalah korban ketidakadilan, kemiskinan-struktural, marjinalisasi, dll.

EUFIMISME/perhalus. Jadi kalau ada aksi terorisme mereka akan ngeles dan bilang kalau itu bukan terorisme tapi itu jihad. Pelakunya syahid, bahkan jasadnya wangi.

DEHUMANISASI. Jadi klo ada aksi terorisme mereka akan ngeles dan bilang ya yang dibom kaum kafir, dajjal, dan sejenisnya yang memang layak dimusnahkan dari muka bumi ini, weleh-weleh…

Coba dicek apakah ada di antara teman-teman kita yang punya ciri-ciri seperti di atas. Kalau iya mungkin bisa ‘ditelisik’ lebih jauh dan lebih dalam, jangan-jangan memang mereka memang benar-benar bagian dari sel2 tidur (sleeping cells of terrorism) dan mendukung (secara tidak langsung) tindakan terorisme.

Semoga manfangat dan berkah. Danke

Penulis: Suratno, Ph. D., Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Mantan Ketua Tanfidziyah PCI NU Jerman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *