Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL-Santri mahasiswa Pondok Pesantren Ali Maksum kembali mengadakan diskusi rutinan (13/05), diskusi kali ini dengan tema “Refleksi Pergerakan Mahasiswa Tempo Dulu dan Sekarang”. Narasumber yang dihadirkan di antaranya adalah KH. Nilzam Yahya, M.Ag (Pengasuh Pondok Pesantren Ali Maksum) dan Kyai M. Jadul Maula (Pengasuh Pesantren Kaliopak). Tidak hanya dihadiri oleh santri mahasiswa, beberapa pengasuh Pondok Pesantren Ali Maksum turut menghadiri diskusi pada kesempatan kali ini.
Tema ini dipilih pada pertemuan diskusi di awal bulan Mei ini karena dirasa sangat perlu dipahami dan dimengerti oleh santri mahasiswa pada era saat ini. Dengan merefleksikan pergerakan mahasiswa dulu dan sekarang, santri mahasiswa diharapkan dapat membandingkan dan menjadikan pelajaran baik bagi pergerakan mahasiswa di masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini, KH. Nilzam Yahya menjelaskan bagaimana gerakan-gerakan mahasiswa jaman sekarang ini yang sulit dibedakan mana model gerakannya, baik gerakan moral yang benar-benar menyampaikan aspirasi rakyat atau gerakan politik yang mana mereka mempunyai kekuatan finansial merekalah yang menang. Sebagai mahasiswa, harus sadar betul dengan dunia politik sekarang ini, dan menjadi bagian penting dalam diri kita bagaimana kita berposisi.
Kiai Nilzam menyampaikan pesan KH. Ali Maksum bahwa Mbah Ali itu selalu menekankan kalimat Jawa yang sangat penting, yaitu: ojo kagetan, ojo gumunan ( jangan mudah kaget, jangan mudah heran).
“Kagetan di sini dalam artian, apabila ada isu sedikit langsung kaget, kemudian melakukan aksi. Gumunan, juga demikian ada isu sedikit langsung heran begitu saja,” tegas Kiai Nilzam
Sementara itu, Kyai Jadul Maula, lebih menjelaskan bagaimana pergerakan mahasiswa jaman dulu dan juga sejarah pergerakan masa lalu, karena banyaknya pengalaman beliau sebagai aktivis PMII pada masanya sekitar tahun 80-an. Beliau membandingkan bagaimana pergerakan mahasiswa dulu sangat jauh berbeda dengan sekarang. “Budaya masa populer sekarang ini, yang telah mempengaruhi watak dan karakter mahasiswa. Bahkan aksi demo sekarang ini malah dijadikan gaya hidup. Namun saat ditanya rakyat itu apa, mereka tidak tahu,” tegasnya.
“Negara kita hari ini terancam. Apa yang dicita-citakan negara kita, untuk mewujudkan maslahah,namun sekarang malah menjadi monster yang justru menghisap gaya hidup mereka sendiri, bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia, melainkan untuk kepentingan pemodal”, ungkap Kyai Jadul di penghujung diskusi. (Lulu/rk))