JAKARTA, Bangkit.com – Hasil Rukyatul Hilal yang dilakukan Tim Lembaga Falakiyah (LF) PBNU di 38 titik sama dengan hasil tim rukyat Kementerian Agama, Ahad (10/03/2024). Sore itu, bertepatan dengan masuk waktu Maghrib, tidak ada satupun anggota Tim Rukyat yang melihat hilal, bulan sabit tanda awal bulan Hijriyah. Karena itu diputuskan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari (istikmal) sehingga 1 Ramadan jatuh Selasa 12 Maret 2024.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf ketika menyampaikan ikhbar hasil rukyat tersebut menjelaskan,ikhbar tersebut didasarkan atas hasil rukyatul hilal pada Ahad (10/3/2024) petang di sejumlah tempat. Laporan dari perukyat di seluruh Indonesia tidak dapat melihat hilal.
Laporan LF PBNU di seluruh lokasi tempat dilakukannya rukyatul hilal bil fi’li itu tidak berhasil melihat hilal, sehingga umur bulan Sya’ban 1445 H adalah 30 hari atau dengan kata lain istikmal (disempurnakan).
Tim rukyat dari LF PBNU dari ke-38 titik tidak satupun yang dapat melihat hilal. Karena itu, mengikuti pendapat dari al madzab arba’ah, maka mestinya besok, Senin tanggal 11 Maret 2024 belum masuk Ramadhan,”kata Gus Yahya di Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Ahad (10/4/2024) petang, didampingi jajaran PBNU dan LF PBNU.
Atas nama PBNU, Gus Yahya menyampaikan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan mulai Selasa lusa, kepada seluruh warga NU dan umat Islam. Mengajak seluruh umat Islam untuk mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh lahir batin dalam memasuki Ramadhan, insyaallah memulai puasa hari Selasa 12 Maret 2024 yang akan datang,” tutur Gus Yahya.
Keputusan ini diperoleh dengan metode yang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan di dalam Muktamar Ke-34 NU di Lampung dan juga dengan memperhatikan kesepakatan di antara negara-negara ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sebagai informasi, data perhitungan ilmu falak LF PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada di atas ufuk, tepatnya +0 derajat 25 menit 47 detik dan lama hilal 5 menit 13 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Konjungsi atau ijtimak terjadi pada Ahad Legi 10 Maret 2024 pukul 16:00:50 WIB. Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 5 derajat 07 menit 23 menit selatan titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 11 menit 27 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 2 derajat 30 menit 25 detik.
Berdasarkan hisab yang sama, maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Provinsi Papua, yakni sebesar -0 derajat 30 menit dengan elongasi 2 derajat 16 menit dan lama hilal di atas ufuk 0 menit 0 detik. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi 0 derajat 26 menit, elongasi 2 derajat 42 menit, dan lama hilal di atas ufuk 4 menit 21 detik. Meskipun hilal sudah di atas ufuk, tetapi hilal belum memenuhi kriteria imkanur rukyah (kemungkinan hilal bisa dilihat/visibilitas). Karenanya, hilal pada 29 Sya’ban 1445 tidak dapat terlihat. Sebagaimana diketahui, kriteria imkanur rukyah terbaru yang disepakati adalah tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.(Fie)