Ingin Ubah Sistem Negara Ini? Mahfud MD: Itu Pemberontakan!

SLEMAN, BANGKITMEDIA.COM

Ketika ada ide mendirikan negara jenis lain dan mengubah sistem negara ini, saya ngeri membayangkannya. Coba saudara bayangkan hidup di Suriah. Mau berdagang, nggak bisa. Mau menyekolahkan anak, nggak bisa. Kalau anak disekolahkan, kemungkinan nggak pulang lagi. Kena Bom. Kalau pun anaknya pulang, ibunya yang gak pulang. Tidak ada ketenangan hidup di sana. Makanya jangan coba-coba berpikir radikal

Bacaan Lainnya

Demikian ditegaskan oleh Prof. Mahfud MD dalam acara Ziarah Budaya Sewindu Haul Gus Dur Senin (05/02) malam.

“Untuk yang belum baik, diperbaiki. Tetapi perubahan yang kita anut bukan radikal. Mengubah secara keseluruhan. Ada yang bertanya pada saya, ‘dulu itu radikal lho pak?’ Iya dulu memang radikal. Karena dulu waktu penjajahan sistemnya jahat. Menyengsarakan rakyat,” jelas Mahfud MD.

Kalau sekarang, lanjut Mahfud, tidak bisa radikal. Karena sistem negara ini dibangun dengan tujuan baik dan proses-proses yang baik pula

“Setiap apa pun yang melawan adalah pemberontakan. Kalau ada pemberontakan ya siap dilawan dengan senjata,” tegas Prof. Mahfud MD.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Mahfud juga menjelaskan bahwa perbedaan antara manusia adalah fitroh yang tidak bisa dihindari.

“Kita itu wajib hukumnya bernegara, baik dalam pandangan ilmu politik maupun agama. Tidak ada seorang pun yang bisa hidup di luar negara. Bernegara adalah suatu keniscayaan,” tegas Prof. Mahfud.

Akan tetapi, Prof. Mahfud menggarisbawahi bahwa bentuk sistem negara, itu diserahkan kepada masing-masing bangsa.

“Kalau di Indonesia, berdasarkan Pancasila. Di Maroko, Irak, Syria, Mesir dan sebagainya berbeda dan bebas mengatur sistem negaranya sendiri,” jelas Prof. Mahfud.

Mengapa manusia diciptakan berbeda? Lanjut Prof. Mahfud, justru itu semua karena kuasa-Nya yang menciptakan perbedaan di muka bumi ini.

“Untuk apa? Untuk mensinergikan perbedaan demi kemajuan bersama. Itu sebabnya di dalam ide paling pokok dalam hidup benegara yang selalu diperjuangkan Gus Dur adalah pluralisme. Kita memang berbeda, tapi harus saling menghargai,” jelas Mahfud.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Mahfud mengkisahkan bahwa Gus Dur begitu mudah menerangkan tentang Pluralisme.

“Gus Dur itu kalau menjelaskan, sangat mudah dipahami. Apa itu pluralisme? Kata Gus Dur, coba bayangkan kamu hidup dalam sebuah rumah. Di situ ada banyak kamar. Ada ruang tamu, dan ada pagar,” cerita Prof. Mahfud.

Ketika kamu di dalam kamar masing-masing, boleh berbeda. Ada yang melihat Indosiar, ada yang melihat Antv dan sebagainya.

“Tetapi kalau sudah ada di ruang tamu, ya harus sama. Kalau pinginnya sendiri-sendiri ya kacau. Begitupun ketika menghormati tamu, ya harus sama. Kalau semua penghuni rumah keluar, harus dipastikan bahwa rumah itu dalam keadaan aman,” jelas Prof Mahfud.

Itu semua, kata Prof Mahfud, sama seperti Indonesia.

“Ada kamar Islam, kamar Nasrani, kamar Budha dan lain sebagainya. Selama ada di kamar masing-masing, semua bebas menjalankan keyakinannya masing-masing.  Tetapi kalau sudah ketemu di lapangan politik kebangsaa, kita harus sama! Itu yang selalu diperjuangkan Gus Dur,” tegas Prof. Mahfud. (Rokhim)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *