Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
JEMBER- Kaum Wahabi tak henti-hentinya membuat kegaduhan. Kali ini kasusnya ada di Jember Jawa Timur. Kaum Wahabi menghina perayaan Maulid Nabi dengan sebutan zindiq, sehingga ribuan umat Islam di Jember yang tergabung dalam gerakan Tolak Penjajah Ideologi Bangsa (Topi Bangsa) turun ke jalan di depan Kantor Pemda Jember dan DPRD Jember, Jum’at (03/08/2018).
Penolakan ribuan umat Islam karena Yayasan Imam Syafi’i (STDI) Jember menyebarkan Buletin An-Nashihah yang isinya menzindiqkan, alias mengafirkan, orang yang merayakan maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam Buletin juga diterangkan bahwa sowan kepada kiai termasuk membatalkan amal ibadah.
Gus Baiqun, koordinator aksi massa, dalam rilisnya menegaskan bahwa umat Islam di Jember menghormato hak semua aliran agama untuk menyebarkan faham di komunitas masing-masing.
“Ternyata, mereka menyebarkan faham yang bertentangan dengan faham nahdliyyin dan mayoritas umat Islam di Indonesia,” tegas Gus Baiqun.
Bagi Gus Baiqun, menzindiqkan orang yang merayakan Maulid Nabi berarti mengafirkan orang muslim sekaligus mengafirkan NKRI. Karena Negara Indonesia ini memperingati Maulid Nabi dan termasuk agenda hari besar umat Islam.
“Mereka tidak hanya mengafirkan kami, tetapi juga mengafirkan NKRI,” tegas Gus Baiqun.
“Kemudian sowan kiai dikatakan batal amal ibadahnya. Ini sama artinya dengan menafikan leluhur umat Islam Indonesia, yakni Wali Songo. Karena setiap hari Wali Songo selalu ramai diziarahi umat Islam,” lanjutnya.
Karenanya, lanjut Gus Baiqun, ini bukan saja menginggung kaum nahdliyyin, tetapi juga siapa saja yang memperingati Maulid Nabi dan mencintai sholawat Nabi. Dari sini, kata Gus Baiqun, aliran dari Yayasan Imam Syafi’i (STDI) Jember ini telah mencabik-cabik rasa damai, rasa aman, dan toleransi antara sesama.
“Demi kondusifitas dan ketentraman seluruh masyarakat Jember, kami menolak seluruh aktivitas Yayasan Imam Syafi’i (STDI) Jember, Ma’had As-Salafi dan semacamnya di seluruh wilayah Kabupaten Jember,” tegas Gus Baiqun.
Aksi ini juga meminta Pemda Jember untuk membekukan semua kegiatan Yayasan Imam Syafi’i (STDI) Jember dan Ma’had As-Salafi di Gladak Pakem dalam waktu paling lama 7×24 jam.
Aksi damai ini diikuti oleh Majelis Sholawatan Alghofilin (AGUS BAIQUNI PURNOMO), PCNU Jember, GP Ansor Jember, Banser Jember, IPPNU Jember, PMII Jember, Warga Desa Sumber Rejo Pakem, Sumbersalak, Besuk, Warga Desa Pakem , Warga Desa Gumuk Bago Pakem, THE LEGEND WETPAS Jember, Jamaah Sholawat Alghofilin Jember, dan berbagai elemen lain. (mm/rd)