KEBUMEN, BANGKITMEDIA
Dalam rangka pemperkukuh solidaritas nasionalisme bangsa Indonesia, Kota Kebumen mengadakan HUT TNI Ke-74 dan Haul Bupati Kebumen-1 Ki Bodronolo serta Hari Santri Nasional Ke-IV, Rabu (9/10/19). Hadir dalam cara tersebut Maulana al Habib Luthfi bin Yahya, Al-Habib Zaenal Abidin Assegaf dan Majlis Az Zahir. Acara yangd dihadiri kuranhg lebih 7000 jamaah tersebut digelar di Alun-Alun Kebumen.
Pada kesempatan tersebut, Habib Luthfi bin Yahya menyampaikan pentingnya shalawat sebagai bentuk syukur kita kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw., khususnya umat Islam.
“Anjuran membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. sangat penting. Hingga shalawat sangat dikembangkan menjadi beberapa fungsi. Pertama, shalawat sebagai do’a. Kedua, shalawat sebagai tali silaturahim kepada Nabi Muhammad Saw. Ketiga, shalawat sebagai tali silaturahim kepada umat Nabi Muhammad Saw,” pesan Habib Luthfi bin Yahya.
Habib Luthfi juga menerangkan bahwa shalawatnya Allah kepada Nabi Muhammad Saw., di dalam kitab Asy-Syaibah Nuril Mandud dan kitab-kitab Ulama terdahulu berisi tentang rahmat yang disertai bentuk pengagungan semulia-mulianya utusan dan kekasih Allah
Shalawat kepada Nabi, lanjut Habib Luthfi, akan memperkuat rasa terimakasih sekaligus rasa syukur kita kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw., sebagaimana sikap suri tauladan Nabi terhadap umatnya. Jika kita tidak mengenal Nabi, kita tidak akan pernah mengenal Al-Qur’an, lafadz Syahadat, mengerti perkara yang hak dan yang batil.
“Ketika umat Islam rukun, saling mengayomi, saling asih-asah-asuh, apakah Rasulullah tidak mengetahuinya? begitupun sebaliknya, ketika kita bercerai berai, saling menyakiti satu sama lain, apakah Rasulullah tidak mengetahuinya? Tentu Rasulullah mengetahui segala hal yang dilakukan umatnya. Apakah bentuk terimakasih kita kepada Nabi Muhammad Saw.? hingga agama Islam berkembang pesat hingga sekarang,” jelas Habib Luthfi.
Habib Luthfi lantas menyebut bahwa Imam Syafi’i pernah berkata kalau umat dan shalawat saling berhubungan. Toleransi disambung dengan shalawat kepada Nabi sebagaimana bentuk terimakasih kepada para pahlawan dengan men-ziarahinya yang tujuannya untuk silaturahim.
“Indonesia diibaratkan seperti halnya tumpeng yang tujuannya untuk dibagi-bagi yang kemudian satu sama lain saling berkumpul. Dengan berkumpulnya demikian, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia yang tidak mudah terpecah belah. Tunjukkan keutuhan, kekukuhan, serta persatuan kita demi kecintaan kepada tanah air Indonesia,” tandas Habib Luthfi. (Siti Kholisatul Wahidah/Rn/bangkitmedia.com).
*Penulis adalah Mahasiswa KPI STAISPA yang sedang Magang Profesi di Majalah Bangkit dan Bangkitmedia.com