Habib Lutfi: Hindari Prasangka Buruk pada Allah

Saat Para Punggawa Jin Konsultasi Kepada Habib Lutfi bin Yahya

Buah dari hati yang bersih adalah keseluruhan anggota badan menjadi sholeh. Ia menghindari prasangka buruk pada Allah walaupun terjadi pada kefakiran yang luar biasa. Yang demikian tanda mempunyai hati yang selamat.

Demikian ditegaskan Maulana Habib Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Rais Aam Jamiyyah Ahlit Thariqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (JATMAN) dalam Rutinan Ngaji Kliwon pada Jum’at 23 Agustus 2019 di Pekalongan.

“Karakter utama dari orang sholeh adalah sholihus shudur (hati yang bersih). Hatinya selamat dari iri hati dengki hasut, buruk sangka, fitnah dan sifat buruk lainnya. Bagi orang sholeh hiasan hati adalah dhikrulloh (ingat berdzikir kepada Allah) untuk mendekat kepadaNya,” tegas Habib Lutfi.

“Adanya lintasan lintasan buruk di hati menjadikan dirinya terhalang dengan Allah. Orang sholah tidak tertipu demikian. Setelah hatinya sholeh, maka pikirannya menjadi sholeh. Perilakunya, kakinya, tangannya, matanya, mulutnya telinfanya menjadi sholeh,” lanjutnya.

Menurut Habib Lutfi, kalau di dunia sudah hatinya salim, maka di akhirat hatinya salim.

“Kalau hatinya selamat di dunia maka masuk dalam “Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun. Illa man atallaha biqolbin saliim”. (Asy Syuara 88). Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah. Hasanah akhiratnya mewarnai hasanah dunianya,” tegasnya.

“Kalau hati tenang maka jalan terang. Maka doanya orang sholeh itu tidak bisa perbandingan. Tidak bisa diperbandingkan dengan orang biasa karena saking hebatnya. Ia selalu lari kepada Allah agar tholeh (lawan dari sholeh) tidak hinggap ke hatinya,” lanjutnya.

“Pangkatnya kita ini apa. Semoga Alloh ridho dengan kita mencintai orang sholeh. Makanya kalimat lailahaillalloh sangat perlu dalam hidup kita untk taqorrub pada Alloh dan membersihkan jiwa kita. Maka hati selamat atau tidak tinggal menghitung omongan apakah akan menimbulkan prasangka dan pecah belah. Khususnya antar umat Islam, umat beragama dan Indonesia pada umumnya,” tegasnya.

“Apakah Bapak ibu rela bila bangsa pecah belah?,” pungkas Habib Lutfi yang ngaji rutinannya pakai kitab Jamiul Ushul fil Aulia.

(Dicatat oleh Yasir Alimi, Idaroh Aliyah Jatman Lajnah Matan, selengkapnya silakan diikuti siaran youtube Ngaji Kliwonan Abah Luthfi 23 Agustus 2019)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *