Gus Najih Maimoen Kisahkan Jejak Keilmuan Imam Mazhab Empat

gus najih maimoen

Entah di titik angka berapa, Mesir telah mencetak ulama kelas dunia. Yang jelas negeri seribu manara itu tercatat oleh dunia, sebagai negeri dengan kualitas keilmuan yang hebat. Disana kita mengenal Imam Malik bin Anas, perawi hadits juga sekaligus penulis kitab hadits Al Muwaththo’, beliau mampu meng-kader ulama-ulama hebat. Dan bahkan Khalifah Harun Al-Rasyid pun ikut bimbingan hadits di bawah kealiman beliau.

Demikian ditegaskan KH Muhammad Najih Maimoen Zubair Sarang dalam  Maulidiyyah Mutakhorrojin & Mutakhorrijat Ribath Darusshihain Kudus (Mudarrisku), Kamis, 06 Desember 2018.

Dari Imam Malik, kata Gus Najih, terwujud “Madzhab Yurisprudensi Islam Maliki (madzhab fiqh maliki). Ada lagi, Imam Abu Hanifah, selaku kakek Guru Imam al-Syafii, dan buyut guru Imam Ahmad bin Hanbal, beliau juga moncer (terkenal) lewat tanah sakral, kota Cairo Mesir. Penerus beliau, Imam Abu Yusuf Al-Ardabili, mampu men-tadwin seluruh hasil ijtihad beliau. Ajibnya, dengan kealiman yang beliau punya, beliau sama sekali tidak menulis karya pribadi bidang fiqh, dan lewat ashabnya lah hasil analisa analisa ilmiah beliau abadi dalam sejarah kajian Islam.

“Ini sangat menakjubkan. Dari beliau terwujud lah “Madzhab Yurisprudensi islam Hanafi (madzhab Fiqh hanafi)”. Sayang, Waktu tidak bisa di ajak kompromi, Imam Hanafi harus pulang ke rahmatullah, tepat saat tahun lahirnya Al-Mujtahid Imam al-Syafi’i. Dan perjalanan ilmu beliau di lanjutkan oleh dua murid handalnya, salah satunya adalah Imam Abu Yusuf Al Ardabili. Dari sinilah al-Syafii muda menimba ilmu,” tegas Gus Najih.

“Dengan kecerdasan yang Imam al-Syafii punya, data-data kajian ilmiyah Imam hanafi, mampu beliau kumpulkan secara maksimal, hingga di usianya yang tergolong muda, beliau sudah mendapat gelar Mujtahid Muthlaq, Imam al-Syafii juga salah satu Ahlul bait, ia termasuk dalam bani Muththalib, yaitu keturunan dari Al Muththalibi saudara dari Hasyim, yaitu Kakek Nabi Muhammad saw. Dari beliau lah terwujud ” Madzhab yurisprudensi Islam Syafii (madzhab fiqh syafii ),” lanjut Gus Najih.

Setelah bercerita tiga ulama besar di atas, Gus Najih juga mengisahkan Imam Ahmad bin Hanbal.

“Imam Ahmad bin Hanbal adalah Murid Imam al-Syafii yang paling terkemuka, juga cucu dan buyut murid Imam Malik dan Imam Abu Hanifah. Imam Ahmad adalah salah satu perawi hadits. Di bidang fiqh beliau adalah murid Imam Syafii, tetapi keahliannya dalam bidang hadits, membuat Imam al-Syafii berkata “wahai Imam Ahmad, jika kamu menemui hadits shahih, maka beri tahu saya”. Dan dari beliaulah terwujud ” Madzhab Yurisprudensi Islam Ahmad ( madzhab fiqh Ahmad ),” kisah Gus Najih.

“Dan kita patut bersyukur, telah diberikan nikmat, yaitu bermadzhab syafii, karena banyak ulama ulama besar yang menjatuhkan pilihan madzhab fiqihnya kepada Madzhab syafii. Subhanallah, Mesir dengan segala keterbatasan dan kelebihannya. Mampu mewarnai dunia dengan Ilmu, dan kecintaan terhadap Ahlul bait,” pungkasnya. (rohim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *