Gus Hilmy: Kiai Munawwir Jadi Inspirasi Muktamar Pemikiran Santri

Gus hilmy sambutan muktamar santri

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

YOGYA- Kementerian Agama RI menggelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara untuk kali pertama di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Acara ini dilangsungkan pada Rabu-Jumat, 10-13 Oktober 2018 dengan mengusung tema dengan tema “Islam, Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer.”

Muktamar yang diikuti oleh para pengasuh pondok pesantren, peneliti, hingga mahasantri se-Indonesia ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional tahun 2018 yang puncaknya akan digelar di Lapangan Gasibu Kota Bandung, 21 Oktober 2018 mendatang.

Dalam opening ceremony, turut hadir dan memberi sambutan, Menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Kamaruddin Amin, serta Dr KH Hilmy Muhammad (Gus Hilmy) yang bertindak sebagai tuan rumah.

Dalam sambutannya, Gus Hilmy menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama karena telah memberikan kepercayaan menjadi tuan rumah perhelatan akbar bertajuk “Muktamar Pemikiran Santri Nusantara”. Dalam hal ini, yang ditunjuk secara resmi sebagai tuan rumah adalah dua institusi, yaitu: Pondok Pesantren al-Munawwir, dan Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta. Kedua pesantren ini memiliki rumpun dan akar yang sama, yaitu berasal dari leluhur yang sama, KH. Muhammad Munawwir.

Selama lebih kurang 30 tahun mengasuh pesantren, KH. Muhammad Munawwir telah banyak menghasilkan ulama besar yang tersebar di seantero Nusantara, seperti KH. Arwani Amin Kudus, KH. Umar Kempek Cirebon, KH. Umar Solo, KH. Muntaha Wonosobo, dll.

Menurut Gus Hilmy, muktamar ini tepat sekali dilangsungkan di Krapyak karena sejarah pesantren yang dipenuhi para aktifis pergerakan sosial kemasyarakatan. Putra-putri KH Muhammad Munawwir tercatat ikut berperan mewarnai perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebut saja KH. Abdullah Affandi, tercatat pernah menjadi anggota Konstituante (MPR), KH. Abdul Qadir terlibat aktif dalam pergerakan awal NU di Yogyakarta, serta KH. Ali Maksum yang menjadi Rais Aam Nahdlatul Ulama.

“Selain itu, Pondok Pesantren Krapyak juga dipenuhi kiai intelek yang bertabur karya hebat, seperti Kamus al-Munawwir yang disusun oleh KH. Ahmad Warson Munawwir dan Kamus al-‘Ashri yang disusun oleh KH. Atabik Ali. Di mana kamus-kamus ini menjadi karya masterpiece yang menyesaki hampir setiap rak buku pelajar muslim di mana pun mereka berada,” tegas Gus Hilmy.

Di akhir sambutannya, Gus Hilmy menyampaikan bahwa dengan modal semangat perjuangan kebangsaan dan spirit keilmuan inilah yang menyebabkan kami memberanikan diri menerima amanat sebagai tuan rumah Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Gus Hilmy juga mengajak untuk menggali dan mempelajari pusaka peninggalan para ulama leluhur bangsa Indonesia karena mampu menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Gus Hilmy juga berharap semoga muktamar ini membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia agar ke depan Islam senantiasa ramah dan mampu berdampingan dengan warga masyarakat di belahan dunia manapun. (arif)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *