YOGYAKARTA, BANGKITMEDIA
KMNU UNY bersama KOPMA UNY menggelar tablig akbar pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati harlah hadroh El-Maqashid KMNU ke-11 dan KOPMA ke-37. Tablig akbar tersebut mengangkat tema “Merajut Persaudaraan dalam Keberagaman sebagai I’tikad Merawat Nusantara”.
Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya melalui kegiatan tersebut diharapkan mampu mengikis paham radikal.
UNY, lanjut Sutrisna, menjadi yang terdepan dalam membendung paham radikal. Melalui motto ‘Unggul dalam Pendidikan Karakter’, Ia yakin mampu melakukannya.
“Pendidikan karakter itu sumber utamanya tentu Agama dan Ideologi negara kita Pancasila… Sehingga kegiatan pada malam hari ini merupakan implementasi dari pendidikan karakter,” ujar Sutrisna ketika memberikan sambutan di Halaman Rektorat UNY, Sabtu (19/10) malam.
Sutrisna menyebutkan Pancasila menolak untuk bersikap radikal. Begitu juga agama yang tidak mengajarkan paham radikal.
“Ini (paham radikal) tidak sesuai dengan falsafah negara kita dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam,” lanjut Sutrisna.
Senada dengan Sutrisna, pembina KMNU UNY, Arif Rahman menyebut paham radikal harus dilawan. Menurutnya paham radikal sudah masuk ke lingkungan kampus. Maka Ia menghimbau untuk menghormati kemerdekaan.
“Karena itu, NKRI Harga Mati merupakan slogan yang sangat tepat,” Ungkap Arif.
Arif berharap kegiatan positif seperti itu bisa terus dilanjutkan.
“Kalau kita istiqomah In Sya Allah akan ada penolong” Pungkasnya.
Rencananya tablig akbar tersebut akan diisi oleh Habib Luthfi Bin Yahya. Namun di waktu yang bersamaan beliau mengisi pengajian di IAIN Pekalongan. Meskipun demikian, kegiatan tersebut tetap dihadiri oleh habaib dan ustaz lain seperti Habib Sayyidi Baraqbah, Habib Ahmad bin Abbas Al-Athos, Habib Umar Zaky, dan Ustaz Tajul Muluk. (Iwan Hantoro/rn/bangkitmedia.com)
*Penulis adalah Mahasiswa KPI UIN Sunan Kalijaga yang sedang Magang Profesi di Majalah Bangkit dan Bangkitmedia.com