Fatayat NU: Tingkatkan Mental Da’i Berlandas Islam Aswaja

Fatayat NU DIY Membangun Mental Da'i
Fatayat NU DIY Membangun Mental Da'i

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

YOGYAKARTA – Acara Peningkatan Kapasitas Mental Spiritual atau Rohaniwan Da’iyah tahun 2018 bagi Transmigran dari Gorontalo, Sulawesi selatan, dan Sulawesi Tenggara sebanyak 30 orang. Acara berjalan sangat baik dan mendapat antusias dari pemerintah dan Fatayat NU (Nahdlatul Ulama), Acara ini akan berlangsung dari tanggal 27 sampai 31 agustus 2018. Adapun awal terbentuknya Da’iyah atau mereka menyebutnya rohaniwan ini sudah lama sejak tahun 2008 atau 2009 yang dikelola oleh Fatayat sendiri, Muslimat NU, dan LD (Lembaga Dakwah) NU. Dan bekerja sama dengan DEPAG (Depertemen Agama) dan Dirjen PKT Kemmendesa RI ( Direktur Jenderal Pemgembangan Kawasan Transmigran Kementerian Desa Republik Indonesia).

Turut juga hadir diacara itu perwakilan dari Non-Muslim dan Muhammadiyah. Acara itu berlangsung di Balai Besar Latihan Masyarakat di Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Kata Mbak Anisa, selaku Ketua Dakwah Fatayat, bahwasanya Fatayat sudah menjalankan program ini di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Palu dan Ambon dan masih banyak lagi, kebetulan ini kali ini kita jalankan di Yogyakarta sebagai sesi terakhir makanya kita yang mengundang trasmigran untuk datang langsung ke kesini. Selama empat hari itu mereka diberikan beberapa materi tentang ke-Aswajaan, Psikologi Da’i dan juga manejemen Da’i, termasuk juga ketua Fatayat wilayah Yogyakarta untuk mengisi materi pembekalan untuk Da’i. Disamping itu acara ini juga melakukan pengembangan ekonomi kewirausahaan dan PKT makanya juga mengandeng lembaga penguatan ekonomi dari rumah perubahan dan Fatayat sendiri memberikan motivasi sehingga siap mengkouter isu radikalisme dengan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil’Alamin.

Ada yang menarik dari acara pelatihan ini, bahwasanya Da’iyah yang 30 tersebut ternyata bukan dari latarbelakang NU melainkan berangkat dari background umum, dalam kata lain bahwa mereka murni bukan NU tetapi secara akidah dan ibadah sangat mirip dengan NU, makannya Fatayat sendiri sangat antusias menyambut program yang dijalankan bersama pemerintah ini, maka itu Fatayat mendirikan Forda (Forum Dakwah). Dengan demikian ini merupakan langkah yang baik yang dilakukan oleh fatayat yaitu mengkader Da’i Trasmigran menjadi sahabati Fatayat NU, atau membait mereka menjadi Fatayat. Sejauh ini Transmigran sudah mempunyai ranting NU atau semacam UPT (Unit Pelaksana Teknis), seperti UPT Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Menurut Mbak Anisa Rahmawati, bahwa pihak PKT sangat menerima pengaduan dan memberikan solusi terkaiat beberapa isu yang terjadi ditengah masyarakat.

“Pihak PKT dan pemerintah siap menerima berbagai pengaduan yang dirasakan oleh Transmigran, seperti misalya kasus ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, dan juga masalah Kesehatan Reproduksi (KESPRO),” tutur Mbak Anisa.

Anisa juga menambahkan bahwa harus ada sepakterjang yang dilakukan oleh para Da’i-Da’i transmigran selesai progman ini berjalan, dan sejauh ini alhamdulillah mereka sudah mempunyai program seperti misalnya membangun TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), kelompok Arisan, dan kerajinan tetapi tetap menyisihkan dakwahnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Habibah di Maluku, yakni langsung mengeksukusi pihak PAC-PAC (Pengurus Anak Cabang) yang ada disana. Mbak Anisa berharap Bu Khotimul Husna bisa mengisi materi  di acara ini selaku Ketua Fatayat DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).

“Bahwa para Da’i itu sebenarnya sudah memiliki modal agama yang baik, tinggal bagaimana sekarang kita mempolesnya dan memperkuat dasar-dasarnya. Terpenting jangan sampai menuduh orang kafir, tetapi kita harus kembali lagi ke kelompok kita dan menjaga persatuan kita,” tutup Mbak Anisa. (Amiruddin Mb/Ibran Md)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *