Dinas Kebudayaan DIY Gelar Temu Karya Sastra, Usung Tema Daulat Sastra Jogja.
Bantul, Bangkitmedia.com – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gelar Temu Karya Sastra yang dibuka hari ini Selasa, 14 Juni 2022.
Acara Temu Karya Sastra dilaksanakan di Sanggar Anak Alam (Salam) yang berlokasi di Nitiprayan, Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Workshop tersebut akan berlangsung selama enam hari, dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis yang akan berlangsung hingga akhir Juni. DIikuti oleh kurang lebih 80 peserta yang berasal dari pelajar SMA hingga mahasiswa/mahasiswi semster awal di wilayah DIY.
Para peserta dalam kegiatan ini didampingi tutor sastrawan dan pegiat pada bidangnya yakni, Eko Triono (cerpen), Anes Prasetya (puisi) dan Nunung Deni Puspitasari (naskah lakon).
“Ini sebenarnya acara pembinaan dan pengembangan sastra yang dilaksanakan oleh dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang menjadi sasaran atau target pelatihan workshop ini adalah anak-anak SMA dan Mahasiswa tingkat awal,” ungkap Adhi Yohanes Satiyoko selaku pengarah kegiatan.
Adhi Yohanes Satiyoko menyampaikan kegiatan ini merupakan sudah tahun kedua dilaksanakan, dan digelar kembali tahun 2022 karena memiliki hasil yang sangat bagus.
“Sebenarnya ini tahun kedua dilaksanakan untuk target remaja, tahun 2021 kemarin dilaksanakan pertama kali dan karena perkembangannya bagus serta menghasilkan karya-karya yang istilahnya pilih tanding maka kegiatan ini dilaksanakn kembali,” terangnya.
Adapun Temu Karta Sastra tahun kedua ini dilaksanakan secara tematik dengan mengusung tema “Daulat Sastra Jogja”.
“Pelaksanaanya kita buat lebih tematik, lebih tematik artinya kepenulisan ini mempunyai tema yaitu “Daulat Sastra Jogja”. Tema tersebut diusung karena kita mencoba untuk mengembalikan lagi kekuatan-kekuatan sastra sebagai media komunikasi menyampaikan pengetahuan kepada masyarakat melalui tulisan yang estetis,” jelas Adhi Yohanes Satiyoko.
Untuk menguatkan tema tersebut Adhi Yohanes Setiyoko juga mengakatakn pemilihan temapt di Sanggar Anak Alam menjadi pilihan yang tepat.
“Pemiloihan tempat salah satunya di Sanggar Anak Alam atau Salam ini adalah kita berusaha bersama-sama untuk mengejawantahkan bagaimana konsep untuk mencintai bumi kita, mencintai alam disekitar kita itu bisa diejawantahkan melalui sastra,” terangnya
Acara workshop ini diharapkan peserta itu mampu menghasilkan karya tulis berupa puisi, cerpen dan naskah lakon sebagai bagian dari suara untuk mencintai alam atau lokal jadi memang lokalitas sangat diharapkan sebagai hasil dari karya puisi cerpen dan naskah lakon.
“Kegiatan ini juga secara khusus ingin mengasah teman-teman secara mental spiritual bukan teknologi yang bersifat fisik dan visual, ini memang sulit sepeerti ini tetapi kita harus melaksanakan karena didalam perjalanan dunia secara global ini pembangunan mental spiritual itu kurang banyak digubris padahal itu penting. Jadi lebih membangun manusia dari dalam mental spiritual melalui karya sastra puisi, cerpen dan naskah lakok,” pungkas pengarah kegiatan Adhi Yohanes Satiyoko. ***